Happy reading ❗
Memakai jas berwarna hitam senada dengan celana yang juga berwarna hitam. Sepatu pantofel mengkilap melangkah dengan pasti ke satu ruangan yang baru pertama kali Anjasmara pijak.
Ruang kantor Mentri sang kakak Andaru Senopati. Bukan tanpa alasan Anjasmara mengunjungi tempat ini. Jika biasanya Anjasmara hanya akan bertemu di acara perusahaan atau makan malam bulanan tetapi kali ini Anjasmara tidak bisa menunggu lebih lama untuk menemui sang kakak.
Saudara kandung tetapi Andaru dan Anjasmara memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Jika biasanya Anjasmara akan mengabaikan saja apapun yang kakak nya itu lakukan tetapi tidak untuk kali ini.
Ketukan pada pintu berwarna coklat tua oleh sekertaris yang membawa Anjasmara untuk bertemu sang kakak. Lalu sekertaris itu membukakan pintu untuk Anjasmara setelah mengetuk pada pintu masuk.
Anjasmara masuk dengan langkah kaki pasti. Berdiri di depan meja kerja sang kakak yang masih menunduk, sibuk dengan semua pekerjaannya. Hari sudah sore dan tumpukan berkas kerjaan masihlah banyak, tetapi Anjasmara tidak perduli.
”Tumben kemari, ada apa?” Andaru berucap tanpa perlu berepot-repot mempersilahkan Anjasmara duduk.
”Saya ingin bicara serius.” Jawab Anjasmara. Andaru yang sejak tadi menggenggam bolpoin langsung meletakkan pada meja dan ia langsung memfokuskan diri pada Anjasmara.
”Bicara saja. Saya dengarkan.” Andaru acuh dan kembali fokus dengan berkas-berkasnya. Anjasmara mengepakkan tangannya marah.
”Mas boleh usik hidup saya dulu tetapi tidak untuk saat ini.” Anjasmara tetap bicara meskipun di acuhkan oleh Andaru.
”Belum cukup kah pengorbanan saya selama ini?”
”Kamu itu lucu sekali, Anjasmara. Seperti sudah menyelamatkan saya dari maut. Berkorban untuk saudara itu adalah hal wajar.” Ucap Andaru pada Anjasmara yang masih berdiri di hadapannya.
”Saudara mana yang menjerumuskan pada pernikahan yang tidak di inginkan dan menanggung beban keluarga? Saudara mana mas Andaru? Tidak ada!” Anjasmara mulai berapi-api dan sangat emosi.
”Mas dan mbak Miranda jangan mencoba untuk mengganggu Violet. Violet kekasih saya dan tanggung jawab saya sekarang ini. Apalagi membawa Kirei dalam masalah ini. Saya tidak akan diam begitu saja. Ini peringatan dari saya untuk kalian semua yang mencoba mengganggu Violet.”
Anjasmara pergi dari ruangan Andaru sebelum kakaknya itu membalas setiap ucapan Anjasmara yang sangat marah. Ini adalah buntut dari masalah Bening di sekolah. Anjasmara sengaja menghindari Violet untuk menyelidiki masalah ini di bantu oleh Haikal.
Anjasmara tidak pernah tidak percaya pada Violet, tidak pernah sama sekali. Anjasmara sengaja melakukan ini ketika menyadari ada hal yang tidak beres. Violet dalam masalah besar ketika berurusan dengan keluarganya.
Semua tindakan yang di alami Bening di sekolah atas perintah Miranda dan juga Kirei. Ketika Violet dan Bening menjadi dekat keduanya terus di awasi oleh seseorang suruhan mereka berdua. Lalu keadaan menjadi terbalik seolah Bening yang menjadi anak nakal disini dan Violet di salahkan atas semua ini.
Violet mencoba untuk menghubungi orang tua dari teman sekelas Bening tetapi itu tidak akan mungkin bisa. Violet tidak cukup untuk mendapatkan akses untuk itu.
Anjasmara sengaja melakukan ini dalam diam karena tahu jika Violet masih terus di awasi. Tujuannya adalah untuk memisahkan dirinya dengan Violet. Anjasmara tidak mungkin melepaskan Violet begitu saja. Violet sudah menjadi bagian penting hidupnya.
Ketika Andaru, Miranda dan Kirei seolah menang atas masalah ini Anjasmara akan menunjukkan taringnya. Kali ini Anjasmara tidak akan diam menerima begitu saja. Violet begitu sangat berharga.