Happy reading ❗
Satu pesan masuk ketika Anjasmara hendak keluar dari ruang kerjanya untuk pulang. Anjasmara di buat terkejut dengan nama kontak yang di buat oleh Violet. Ada-ada saja pikirnya, namun Anjasmara tidak berniat untuk menggantinya meskipun itu sedikit mengganggu. Setelah melihat isi pesan Violet, yang memberikan alamat kos nya. Anjasmara langsung menyimpan kembali ponselnya tanpa membalasnya lebih dulu.
Seingatnya, Bening anaknya lebih muda dari Violet tetapi isi pesan yang di kirimkan tidak sealay dan tanpa emoticon seperti Violet. Benar-benar aneh Violet itu. Namun ada senyum kecil di bibir Anjasmara ketika memasukan kembali ponselnya ke dalam jas. Tidak akan terlihat jika bukan benar-benar dari dekat.
Sepulang kantor, Anjasmara langsung ke rumah sakit. Sebenarnya, ia agak kurang nyaman jika di rumah sakit masih ada Kirei, sang mantan istri. Anjasmara takut jika sang anak kembali menanyakan mengapa dirinya dan mantan istri tidak hidup dalam satu rumah.
Pertanyaan itu jauh sebelum Haikal menanyakan kepada dirinya akan jawaban apa yang Anjasmara berikan ketika Bening menanyakan itu. Kirei, sudah memiliki kekasih baru, dan Bening belum cukup besar untuk mengerti jika keduanya sudah berpisah sejak lama. Itu adalah pemikiran yang Anjasmara pikirkan. Tetapi nyatanya sang anak lebih dari mengerti akan hal itu.
Kesibukan bekerja bukan hanya menjauhkan Anjasmara dari romansa cinta tetapi pemahaman Bening mengenai perpisahan kedua orangtuanya. Bening selalu berharap jika Anjasmara dan Kirei akan bersatu kembali menjadi pasangan suami istri. Hidup damai bertiga.
Anjasmara, masuk ke dalam ruang rawat VVIP dimana kamar anaknya di rawat inap. Kirei, yang meminta Bening di pindahkan. Sebenarnya Anjasmara tidak masalah anaknya di rawat di ruang rawat kelas satu yang paling penting perawatan terbaik untuk anaknya.
Membawa beberapa buah dan makanan untuk dirinya dan juga Kirei. Ketika memasuki ruang rawat inap, Anjasmara melihat Bening dan Kirei tengah bersenda gurau. Tertawa lepas dan itu jarang sekali Anjasmara lihat pada sang anak.
Anjasmara jadi memikirkan apakah dirinya terlalu egois memilih berpisah dengan Kirei. Tetapi perpisahan keduanya atas persetujuan bersama bukan hanya Anjasmara yang menginginkan itu semua.
”Daddy?” Panggil Bening pada Anjasmara.
”Bagaimana keadaannya sekarang putri cantik, Daddy?”
”Bening udah sehat kok, dad.”
”Sudah makan?” Bening menggeleng pada Anjasmara.
”Kenapa belum?”
”Aku mau nunggu Daddy datang. Jadi kita bertiga bisa makan bersama.”
”Saya sudah membujuknya sejak tadi tetapi katanya mau nunggu kamu aja mas.” Ucap Kirei. Kirei pun membuka bungkus makanan yang di bawa oleh Anjasmara untuk segera di santap.