Episode 20

453 44 14
                                        

Happy reading ❗

Tidur dalam dekapan hangat seorang Anjasmara Senopati adalah satu hal yang paling ingin Violet rasakan setiap harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur dalam dekapan hangat seorang Anjasmara Senopati adalah satu hal yang paling ingin Violet rasakan setiap harinya. Lampu kamar masih gelap hanya sinar mentari pagi yang mengintip malu-malu di balik tirai kamar Anjasmara.

Violet sudah bangun tetapi ia memilih untuk memejamkan matanya lagi. Dengkuran halus dari kekasih terdengar begitu menggelitik. Violet pun berniat untuk merekamnya untuk ia pergunakan ketika mengusili  Anjasmara nanti.

Sedikit merenggangkan pelukan dari Anjasmara, Violet mencari dimana ponselnya ia letakan semalam. Setelah berhasil meraih ponselnya dengan susah payah akhirnya Violet berhasil meraih ponselnya di atas nakas kamar tersebut.

Ada beberapa pesan yang masuk dan Violet abaikan. Namun pesan dari sang kakak mengalihkan atensi Violet. Mata Violet membulat dan kini ia kebingungan. Seketika Violet langsung terduduk dan perbuatannya membangunkan Anjasmara yang masih susah membuka matanya.

”Sayang kenapa?” Tanya Anjasmara dengan suara serak dan mata yang susah untuk terbuka karena kantuk yang masih lelaki itu rasakan.

”Antar saya pulang sekarang.” Ucap Violet dengan panik. Bagaimana tidak panik, Violet mendapati pesan kakaknya yang kini berada di kos nya sementara itu ia tidak ada disana. Lalu bagaimana kakaknya itu tahu hubungan dirinya dengan si duda. Violet belum menceritakan apapun dan ia berniat akan bercerita tetapi tidak sekarang.

”Tunggu dulu, kamu kenapa? Kamu kelihatan panik sekali.” Tanya Anjasmara ketika ia sudah bisa menghilangkan kantuknya.

”Mas Ranu ada di kos sekarang. Kayanya dia marah sama saya mas, aduh gimana ini.” Ucap Violet.

”Kamu tenang. Tarik nafas lalu hembuskan.” Violet pun mencoba mengikuti arahan dari Anjasmara. Tetapi tetap saja itu tidak membantu sama sekali. Ranu itu galak dan Violet takut terhadap kakaknya ini.

”Enggak bisa tenang, pokoknya antar saya pulang sekarang.” Rengek Violet.

Lalu keduanya segera mencuci muka dan bersiap pergi. Di dalam mobil Violet hanya diam. Violet menerka-nerka apa saja yang kakaknya sudah ketahui dan ia harus menyiapkan jawaban dari pertanyaan kakaknya nanti. Pikiran Violet penuh dan sekarang ini ia belum siap menjelaskan apapun.

Genggaman hangat dari tangan Anjasmara sedikitnya bisa menenangkan hati Violet. Anjasmara tidak banyak mengatakan apapun hanya terus menggenggam tangan Violet erat.

”Jangan takut, saya selalu ada untuk melindungi kamu.” Kecupan di punggung tangan Violet dan Violet hembuskan nafas dalam-dalam sebelum keluar dari mobil Anjasmara di ikuti oleh lelaki itu.

Kos yang selama menjalani perkuliahan di Jakarta selalu tampak ceria kini seperti hening atau mungkin karena Violet tengah mengalami takut. Berjalan pelan dan waktu seakan lama bagi Violet. Anjasmara yang masih ada di samping, masih menggenggam erat tangan Violet.

First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang