Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruang kantor baru dengan nuansa coklat woody ini baru satu Minggu Anjasmara tempati. Sedikit berbeda dengan ruangan sebelumnya tetapi ini cukup nyaman.
Liburan panjang bersama Violet telah usai dan kini saatnya Anjasmara kembali pada rutinitas pekerjaannya di kantor.
Anjasmara harus menyelesaikan banyak pekerjaan sebelum kembali perusahaannya ini ia tinggal. Seperti yang sudah di sepakati bersama, Anjasmara dan Violet akan segera melakukan pernikahan dalam waktu dekat. Tetapi tentunya ada beberapa hal yang harus mereka lakukan dan persiapkan sebelum hari bahagia itu tiba.
Dua hari lalu Violet di jemput oleh Ranu sang kakak pulang ke Jogja terlebih dahulu sebelum Anjasmara dan keluarga datang kesana. Dua hari tidak bertemu dan Anjasmara sudah sangat rindu. Bagaimana dua Minggu kemarin keduanya hampir dua puluh empat jam bersama. Tidur dalam satu ranjang bersama. Bangun dan tidur dengan selalu melihat wajah masing-masing.
Jam menunjukkan pukul tiga sore dan Anjasmara masih punya banyak waktu sebelum dirinya pulang ke rumah. Beberapa pekerjaan masih harus Anjasmara selesaikan.
Anjasmara letakan ponselnya setelah berkirim pesan dengan Violet di Jogja sana. Senyum terpatri manis di bibir Anjasmara. Anjasmara semakin tidak sabar menanti pertemuan kembali dengan sang kekasih.
Baru saja ingin membuka lembar pekerjaannya, Anjasmara di kejutkan dengan pintu yang di buka sangat keras. Terlihat disana ada Haikal yang tengah menghalangi Kirei untuk masuk.
”Ada apa?” Tanya Anjasmara pada keduanya.
”Kirei memaksa masuk ke dalam padahal udah saya bilang kalau bapak tidak bisa di ganggu untuk saat ini.” Ucap Haikal pada Anjasmara. Memang benar, Anjasmara sudah berpesan pada Haikal sebelumnya.
”Biarkan dia masuk.” Ucap Anjasmara pada Haikal. Dan Haikal pun langsung membuka jalan untuk Kirei masuk.
Kirei memasang wajah kesal pada Haikal namun sekertaris nya itu abai dan langsung keluar kembali ke mejanya.
”Ada perlu apa?” Tanya Anjasmara.
Kirei dengan pakaian rok mini nya dan gincu berwarna merah duduk di hadapan Anjasmara.
”Kamu yakin mas mau menikah dengan anak kecil itu?” Tanya Kirei.
”Siapa yang kamu sebut anak kecil?” Anjasmara tidak suka ada yang menyebut kekasihnya anak kecil dan meremehkan.
”Siapa lagi kalau bukan kekasih kamu itu.”
”Langsung saja, kamu kesini ada keperluan apa?” Anjasmara tidak ingin berbicara panjang dengan mantannya ini.
”Ada yang ingin saya kasih tau sama kamu mas dan ini penting sekali.” Kening Anjasmara berkerut seolah bertanya.
Lalu tanpa bicara apapun lagi, Kirei menyodorkan satu map coklat yang Anjasmara tidak tahu isinya apa.