Hiraeth 11

2.3K 169 0
                                    

Haechan berdiri didepan sebuah rumah besar, menatap lekat rumah itu. Haechan merasa hatinya tak tenang. Ia merasa ketakutan hebat saat ini, tapi Jisung ada di dalam sana. Haechan tidak akan membiarkan pria itu mengambil putranya. Tidak akan.

"Tuan Haechan? Mari masuk. Tuan besar sudah menunggu."

Haechan mengikuti langkah pria paruh baya itu, langkahnya mendadak berhenti ketika masuk semakin dalam rumah ini. Dadanya semakin terhimpit sesak, bayangan buruk masa lalu nya berkelebatan dipikirannya.

'Jiji akan terus menemani Mommy.'

Suara lembut putranya membuat bayangan menyakitkan itu menghilang, Haechan menghembuskan nafas nya, mengikuti apa yang Dokter Donny katakan setiap kali dirinya panik.

Haechan berdiri disebuah ruang tamu yang sangat mewah, pria paruh baya tadi menyuruhnya duduk sebelum pergi. Namun Haechan tidak akan sudi meski hanya sekedar duduk disini. Ia hanya akan mengambil putranya saja dan pulang.

Rencana melarikan diri kembali sudah terancang rapih di otaknya. Haechan semakin yakin pergi menjauh setelah kejadian ini.

Tangan nya mencengkram tali tasnya erat saat telinga nya mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya.

Setelah sekian lama pria itu berdiri tak jauh dari nya. Pria yang menghancurkan hidupnya, pria yang sangat di benci nya. Berdiri menatapnya dengan tajam.

"Dimana putra ku? Kembali kan dia pada ku!"

Mark bisa mendengar dengan jelas suara Haechan berucap dengan tegas penuh dengan kebencian. Namun itu tidak menutupi tubuh kecil nya bergetar seolah takut padanya.

"Putra kita baik baik saja. Kau tidak usah khawatir."

"Diam, brengsek! Kembalikan putra ku! Kau tidak berhak merebutnya dari ku. Aku ibu nya, kembalikan dia!"

Haechan sudah menangis, tubuhnya makin bergetar ketakutan. Bayangan itu mulai kembali muncul dikepalanya. "Tidak.. Baby Jie." Haechan membutuhkan putranya untuk membuat kewarasannya tetap bertahan.

"Tenanglah Haechan, bagaimana pun Jisung adalah putra ku. Aku berhak atas dirinya. Jisung senang bertemu dengan ku, bertemu dengan ayahnya."

"Kau akan egois jika memisahkan seorang anak dengan ayahnya. Sedangkan putra mu sangat ingin bertemu dengan ayah nya."

"Aku bisa melakukan apapun untuk bersama Jisung."

"Diam!" Teriak Haechan menutup telinga nya tidak ingin mendengar omong kosong pria didepannya. Jisung tidak akan meninggalkan nya.

"Baby, kau dimana? Ini Mommy sayang. Ayo kita pulang, baby Jie."

Haechan dengan tangisnya berteriak memanggil Jisung namun tak ada jawaban, rumah ini hening hanya ada suara tangis dan teriakan nya saja.

"Baby, ayo pulang!" Teriak Haechan lagi.

"Dia tidak ingin pulang dengan mu."

Tatapan tajam Haechan arahkan pada pria itu. "Dimana kau menyembunyikan anak ku? Dimana? Katakan brengsek– tidak jangan mendekat."

Haechan semakin mundur kala Mark semakin mendekati nya. Kilasan akan Mark memperkosa nya lima tahun lalu menguap di kepalannya.

"Tidak jangan lakukan! Jangan mendekat!" Teriakan Haechan begitu keras terdengar sampai seluruh rumah.

Haechan panik saat Mark hanya dua langkah darinya. Matanya menatap sebuah guci mahal disampingnya. Dengan cepat Haechan memecahkannya dan mengambil pecahannya untuk menodongkannya pada Mark yang menatap Haechan dengan sendu.

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang