Haechan masih termenung menatap taman bunga yang indah dari kamarnya. Semua perkataan Mark masih berputar di kepala nya.
Pikiran waras nya, memikirkan kebaikan yang Mark berikan padanya. Selama dirinya disini semua kebutuhannya terpenuhi dengan baik.
Begitupun Jisung yang selalu bercerita tentang baik nya Mark merawat dirinya itu. Haechan juga merasa emosinya selama ini bisa dikendalikan berkat Dokter Jeno.
Mark sudah memberikan yang terbaik untuk kesembuhan nya. Karena sejak dulu ia kerap kambuh dan tak jarang menyakiti Jisung meski secara tak sadar.
Meski menculik dirinya dan Jisung tidaklah dibenarkan. Cara pria itu tetap salah. Entah kenapa melihat Mark menangis dan memohon tadi menghilangkan semua ketakutan dan bayangan mengerikan nya dahulu.
Haechan seperti melihat sosok Jisung disaat melihat Mark menangis tadi. Haechan tidak tau bagaimana dengan hati dan pikiran nya yang tak sejalan.
Suara pintu diketuk membuat Haechan membuka matanya.
"Boleh aku masuk Haechan?"
"Masuklah Dokter."
Jeno masuk dengan beberapa obat di piring kecil dan segelas air. "Waktu nya minum obat."
Dengan patuh Haechan meminum obatnya. Jeno duduk di kursi depan Haechan. "Bagaimana perasaanmu saat ini?"
"Aku merasa sedikit lega di dalam hati ku Dokter. Meski tadi aku sempat ketakutan." Haechan menghela nafas menatap Jeno yang selalu setia mendengar keluh kesahnya.
"Aku juga merasa iba saat pria itu berlutut dan menangis. Entah kenapa bayangan mengerikan itu menghilang."
"Aku..., entahlah, aku tidak mengerti perasaan ku sendiri Dokter. Pikiran dan juga hati ku tidak lah sejalan kali ini."
Jeno sedikit tersenyum. "Itu artinya kau benar benar akan lepas dari rasa ketakutan mu. Haechan aku tau menjadi diri mu tidak lah mudah. Mungkin jika aku yang menjadi dirimu aku tidak akan kuat untuk sampai di titik ini."
"Peran ku disini pun hanya mendampingi mu untuk membiasakan diri dengan rasa sakit itu bukan untuk membuatmu melupakan kenangan buruk mu itu."
"Semua orang punya masa masa brengseknya. Lalu untuk menebusnya tergantung dari orang itu sendiri. Ada yang menyesal ada juga yang tidak."
Jeno menghela nafas menggenggam jemari Haechan. "Biarkan kenangan buruk itu tersimpan rapih dalam pikiran mu Haechan. Jangan terus berkubang didalamnya. Sekarang kau harus lebih fokus untuk membuat kenangan kenangan indah lainnya."
"Kenangan itu yang akan sedikit sedikit menutup kenangan buruk mu. Aku mengatakan ini bukan bermaksud membela Mr. Jung, tapi cobalah pikirkan tentang Jisung putra kalian. Psikisnya mungkin akan terkena jika kalian tidak bisa berdamai dengan masa lalu."
"Dan kembali lagi, keputusan ini ada ditangan mu. Aku hanya bisa menyarankan."
Setelah itu Jeno keluar dari kamar Haechan meninggal pria itu yang masih terdiam memikirkan semua ucapan Jeno.
Haechan hampir lupa jika masalah ini juga mengikut sertakan Jisung didalamnya. Jeno benar, Jisung akan terkena dampaknya jika terus terusan seperti ini. Mungkin putra terlihat baik-baik saja, tapi didalam nya tidak ada yang tau bagaimana.
Kemarin hanya sedikit cerita putranya yang di bully baru diketahui, bisa saja akan ada luka lain yang Jisung sembunyikan selama ini dari nya.
Mata coklat basah itu menatap foto Jisung. "Baby, Mommy harus seperti apa sekarang? Mommy ingin keluar dari rasa ketakutan ini dan Mommy juga ingin kau bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [Markhyuck]
FanfictionRemake story!!! Original story by @imyour_jie ••••• Hiraeth memiliki arti yakni kerinduan atau keinginan yang tulus dari rasa penyesalan. Penyesalan yang tak berujung bagi Mark Lee untuk seorang pria cantik yang sudah ia hancurkan masa depannya. Bu...