Hiraeth 28

1.8K 160 4
                                    

Bau anyir darah tercium kuat di dalam ruangan pengap ini, sepatu hitam mengkilat nya terlihat menginjak banyak darah yang menggenang, selain itu kemeja putihnya ikut terciprat. Membuat gerutuan keluar dari bibir merahnya.

"Sial, darahnya mengotori kemeja ku Lucas."

Lucas memutar merollingkan matanya, melihat Mark yang merengek sangat berbeda dari beberapa menit yang lalu. "Hanya kemeja, kau bisa membuangnya dan membeli yang baru."

Mark menatap Lucas kesal. "Masalahnya ini kemeja yang Haechan siapkan untuk ku."

Lucas menyimpan gelas wine nya dimeja dan menatap Mark. "Kau dengan dia sudah berbaikan?"

Wajah Mark yang tadi mengerut tidak suka berganti menjadi wajah berseri-seri, sedikit membuat Lucas takut jika Mark mengidap bipolar.

"Sudah lebih baik, Haechan sudah tidak takut padaku, menyiapkan sarapan dan makan malam bersama, mengobrol kecil lalu pagi tadi juga dia menyiapkan kemeja ini untuk ku."

Senyum Mark sangat lebar dan terlihat bahagia, membuat Lucas lega. "Tapi kau masih belum memiliki sepenuhnya."

"Ya kau benar, mungkin dilihat oleh mata aku dan Haechan terlihat baik-baik saja tapi sebenarnya tidak."

Wajah itu kembali terlihat sedih. Mark membuka kemejanya dan melemparnya pada salah satu pengawalnya. "Bawa itu ke laundry dan belikan aku yang sama persis."

"Baik tuan."

"Lalu kau mau apakan bangkai pak tua itu?"

Mark menatap tubuh Mr. Shim yang sudah tak bernyawa dengan malas. "Lempar saja pada buaya atau bakar."

Lucas hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku akan pulang, menjemput Jisung dari sekolah. Ohh ya ambil kembali semua milik ku yang dirampas pak tua itu."

Setelah itu Mark pergi dengan langkah angkuhnya. Lucas hanya menghela nafas, tugasnya masih lah banyak saat ini.

•••••

Mark sudah menunggu Jisung di depan sekolah anaknya itu. Jari nya mengetuk-ngetuk stir mobilnya dengan mata hitam tertuju pada gerbang sekolah. Tak lama senyumnya melebar dan segera turun dari mobil untuk mendekap putranya.

"Daddy~ Daddy menjemput ku."

Mark mengecup puncak kepala Jisung dan menggendongnya. "Iya, hari ini pekerjaan Daddy hanya sedikit."

Bohong, nyatanya pekerjaan itu dilimpahkan kepada Lucas yang sekarang tengah menggerutu kesal.

"Wahh... Kebetulan sekali, ayo cari kado untuk Mommy Dad. Mommy sebentar lagi akan berulang tahun."

"Benarkah?"

Mark mendudukkan putranya pada kursi samping kemudi, memasangkan seat belt nya.

"Iya Daddy, aku sudah menabung untuk beli kado Mommy."

"Baiklah, ayo kita beli sesuatu untuk Mommy. Tapi sebelum itu kita beri alasan dulu agar Mommy tidak khawatir."

"Iya Daddy." Jisung mengangguk semangat.

Mark menepuk sayang kepala putranya. Tangannya mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk Haechan jika Jisung tengah bersama nya dan akan pulang telat.

"Let's go kita pergi ke Mall."

"Ayo Daddy."

Sementara itu Haechan baru menerima pesan dari Mark. "Bi, simpan saja makan siangnya di laci. Jiji akan pulang telat, ayahnya membawanya bermain."

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang