Hiraeth 31

1.7K 143 8
                                    

"Baby ayo tidur ini sudah malam."

Jisung menatap ibunya sendu, tangannya melingkar dileher Haechan saat pria cantik itu memeluknya. "Daddy masih sibuk di kantor sayang, siapa tau besok sudah tidak sibuk lagi," ujar Haechan menenangkan Jisung yang sejak 4 hari ini menunggu Mark pulang.

Sudah 4 hari pria itu selalu pulang dini hari bahkan tidak pulang sejak kemarin. Sebenarnya Haechan bertanya tanya kenapa Mark terlihat begitu sibuk hingga Jisung terlihat terlupakan oleh pria itu. Haechan ikut sedih setiap Jisung menunggu Mark dan pria itu tak kunjung pulang.

Setahu nya hubungan dirinya dan Mark baik-baik saja, Haechan sempat berpikir yang tidak-tidak akan Mark. Haechan takut jika Mark sudah bosan dengan hubungan mereka yang tak ada kejelasan. Memikirkan itu hati Haechan berdenyut nyeri, apa mungkin dirinya sudah jatuh hati pada Mark. Entahlah Haechan tidak tau pasti.

Pagi hari seperti biasa Haechan membantu bibi Jen menyiapkan sarapan. Hari ini hari minggu jadi Haechan berniat mengajak Jisung jalan-jalan keluar agar anaknya tak sedih lagi.

"Selamat pagi Mommy, bibi Jen."

"Selamat pagi juga tuan muda."

Haechan mengulas senyum melihat Jisung yang terlihat baik-baik saja. "Selamat pagi sayang, anak Mommy sudah wangi, pintar sekali."

Jisung tertawa pelan, merasa geli akan kecupan Haechan di pipinya. "Mommy~ Sudah geli." Kekehnya menjauhkan diri.

Haechan menghentikan kecupannya, membawa Jisung duduk di kursi makan. "Hari ini nasi goreng kesukaan baby." Seru Haechan dengan semangat.

Manik bulat Jisung berbinar senang. "Wahh, mau Mommy. Jiji sudah jarang makan nasi goreng."

"Nah, makan yang banyak sayang." Haechan menaruh sepiring nasi goreng sosis untuk putranya. Senyumnya mengembang akan Jisung yang lahap memakannya.

Haechan juga sarapan bersama Bibi Jen juga, mereka memang sering makan bersama. Haechan yang memintanya, rumah ini besar tapi penghuninya sedikit jadi Haechan sering kesepian sebenarnya.

"Aku pulang."

"Daddy!"

Jisung yang paling semangat saat Mark terlihat di manik bulatnya. Anak itu sampai berhenti makan dan menabrak Mark dengan pelukannya. "Daddy, Jiji rindu."

"Daddy juga sayang, maaf ya Daddy sibuk sekali di kantor." Mark mengangkat Jisung pada gendongannya, mengecup pipi tembem putranya.

"Baby, biarkan Daddy mu beristirahat dulu. Pasti Daddy sedang lelah," ucap Haechan pada putranya, pria itu bisa lihat raut kelelahan Mark.

"Daddy turun, Daddy istirahat saja pasti lelah ya Daddy?" Si kecil Jisung begitu menggemaskan, Mark tersenyum dan mengusak rambut putranya.

"Daddy akan istirahat sebentar lalu kita bermain ya. Jiji habiskan sarapannya."

"Oke Daddy, Daddy sudah sarapan?"

"Sudah nak."

Jisung senang sekali ayahnya sudah pulang. Pria kecil itu kembali ke meja makan dan menghabiskan sarapannya.

"Aku akan buatkan teh."

Mark menatap Haechan dengan senyum manisnya dan mengangguk sebelum pergi ke kamarnya. Haechan menunduk tersenyum kecil dengan hatinya yang berdesir aneh.

Setelah membuat teh Haechan menaruhnya pada nampan yang juga diisi beberapa kue buatannya. Sebenarnya tadi bibi Jen sudah mengajukan diri untuk membuatkan teh dan mengantarkan nya pada Mark tapi Haechan menolak dan bibi Jen mengerti maksud nyonya itu. Semoga saja semuanya akan berjalan bagus nantinya.

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang