Hiraeth 30

1.8K 142 0
                                    

Tak dirasa sebulan sudah sejak ulang tahun Haechan kala itu. Ibu dan ayah angkatnya sudah kembali tiga hari setelah acara. Sebenarnya Haechan masih merindukan keduanya tapi karena pekerjaan Johnny yang tidak mungkin ditinggal terlalu lama memaksa keduanya untuk kembali ke Chicago. Haechan juga berjanji akan mengunjungi mereka nanti.

Keadaan selama ini juga terlihat baik-baik saja, bahkan hubungan Haechan dan Mark semakin dekat. Haechan sudah terbiasa melihat Mark disekitarnya, rasanya pun sudah lebih baik tidak ketakutan lagi.

Bahkan Haechan menyiapkan pakaian kantornya dan memasak untuknya juga. Benar-benar seperti pasangan suami istri.

Mark tentu saja bahagia akan Haechan yang mulai nyaman akan keberadaan nya. Meski terkadang prianya masih tersentak kaget jika Mark memberinya efeksi sentuhan lembut. Tak apa semuanya butuh proses untuk terbiasa dan Mark akan setia menunggu.

Siang itu Haechan tengah membantu bibi Jen memasak makan siang. Putranya juga akan segera pulang dari belajar.

"Sudah biarkan aku saja Nyonya, anda beristirahat lah."

"Bibi aku tidak apa, aku juga bosan berdiam diri." Haechan bukan orang yang suka berleha-leha, selama ini ia terbiasa beraktivitas jadi Haechan merasa bosan tidak melakukan apapun selama disini.

"Nah selesai." Ucap Haechan senang akan masakan nya, dimeja sudah ada kimchi, ayam goreng kesukaan Jisung dan udang saus tomat.

"Aku pulang."

Haechan segera keluar dari dapur untuk menyambut putranya. "Sayang."

Jisung berlari kecil dan memeluk Haechan yang sudah merentangkan tangannya. Jisung merasa nyaman sekali di pelukan ibunya.

"Mommy tadi aku dapat nilai 90 saat pelajaran bahasa inggris." Jisung segera bercerita pada sang ibu dengan semangat. "Jiji juga dipuji oleh ibu guru dan teman-teman, katanya aku hebat."

Haechan merasa bangga akan putranya, mengusak halus rambut Jisung dan memberinya kecupan sayang. "Anak Mommy benar-benar hebat dan Mommy bangga pada mu."

Jisung semakin tersenyum lebar, sikecil kembali memeluk ibunya dengan erat. Jika dulu ia harus berpura-pura untuk tersenyum sepulang sekolah sekarang Jisung benar-benar tersenyum tulus. Sebab teman-teman nya disini sangatlah baik, ya meski segelintir anak tetap ada yang mengejeknya.

"Mommy ayo ke kantor Daddy, aku ingin memberi tahunya tentang nilai ku. Kita makan siang bersama Daddy saja Mom."

Haechan terdiam lebih dulu, merasa ragu. Ia hanya takut menganggu Mark yang sedang bekerja. Tapi melihat manik bulat Jisung yang menatapnya membuat Haechan tak punya pilihan.

"Baiklah kita ke kantor Daddy, sekarang pergi ganti baju dan Mommy akan siapkan bekal makan siang kita."

"Yeayy~ oke Mom, terima kasih."

Jisung mencium pipi Haechan sebelum bersemangat berjalan ke kamarnya. Haechan ikut tersenyum lembut akan kebahagiaan putranya itu. Jisung nya benar-benar bahagia sekarang.

Keduanya sampai di kantor besar Mark yang langsung di sambut hangat oleh para karyawan disana. Tak jarang beberapa dari mereka menyapa atau memuji ketampanan Jisung. Semua orang di kantor ini sudah kenal dengan putra Mark Jung.

Setelah mendapat ijin dari Lucas keduanya masuk keruangan Mark, sebenarnya tidak perlu ijin pun keduanya tak apa tapi Haechan merasa tetap harus melakukannya.

Clek!

"Daddy!"

Segera setalah pintu dibuka Jisung langsung berteriak dan berlari pada ayahnya namun langkahnya terhenti saat melihat orang lain di ruangan ayahnya.

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang