Hiraeth 32

2.2K 145 5
                                    

Aroma amis serta berkarat tercium pekat di bangunan tua ini. Apalagi saat satu pintu ruangan terbuka, aroma darah semakin tercium dengan sangat jelas.

Langkah kaki Mark berderap tegas dilantai kotor itu. Manik tajamnya menatap seorang pria paruh baya yang penuh luka terikat disebuah kursi.

"Kau sudah datang, kenapa lama sekali. Aku sudah mengintrogasi tapi dia masih tutup mulut." Jelas Lucas setelah melihat Mark disampingnya.

Mark menatap datar pria paruh baya yang menjual beberapa aset penting perusahaan itu. Mark mengenalnya tentu saja, pria itu salah satu orang kepercayaan nya. Tuan Choi, sangat disayangkan beliau malah berkhianat.

"Kau tetap tidak mengaku siapa tuan mu Mr. Choi."

Mr. Choi menatap Mark datar, wajahnya tenang tak merasa bersalah sebab ulahnya perusahaan Mark mengalami kerugian besar.

Mark mengulas senyum miring nya. "Setia sekali kau padanya. Apa yang dia berikan hingga kau bisa berkhianat seperti ini."

"Sudah aku katakan aku melakukannya karena keinginan ku sendiri tanpa diperintahkan siapapun." Meski suaranya tidak terlalu jelas Mark masih bisa mendengar nya dengan baik.

"Bunuh saja dia Mark, aku benci melihat wajahnya yang tanpa dosa itu," ujar Lucas jengah.

Mark melirik Lucas tajam. "Bawa saja keluarga nya kesini. Kita lihat apa dia masih bisa tutup mulut."

Mendengar itu wajah Mr. Choi berubah menegang, menatap Mark tajam. "Kau tidak akan bisa membawa keluarga ku kesini."

Tawa Mark terdengar keras menggema diruangan ini. Mark tertawa seperti mendengar sesuatu yang sangat lucu bahkan sampai sudut matanya berair.

"Hahahaha~ oh astaga kau lucu sekali Mr. Choi. Kau begitu mempercayai majikan mu jika keluarga mu aman olehnya? Maka kau salah."

Pintu ruangan kembali terbuka diikuti tiga orang yang diseret masuk dan didorong kasar pada lantai kotor itu. Tangisan anak perempuan mengisi ruangan ini.

"Papa!"

Mr. Choi memberontak hebat melihat istri dan kedua anaknya disana. "Sial! Lepaskan aku! Jangan sentuh keluarga ku bajingan."

Mark menarik rambut Mr. Choi secara kasar. "Lihat tuan yang kau patuhi tidak peduli dengan mu ataupun keluarga mu dan kau masih saja setia dengannya. Sangat bodoh." Mark menghempaskan kepala Mr. Choi, mundur sedikit untuk menyulut rokoknya.

Tatapannya masih datar pada Mr. Choi yang sekarang tidak ada lagi raut wajah tenang.

"Kau bisa membunuhku tapi lepaskan keluarga ku! Mereka tidak bersalah."

"Itu pasti."

"Lepaskan papa ku, kalian orang jahat pergilah." Teriak seorang gadis kecil yang menangis hebat. Sang ibu disebelah nya tidak bisa menenangkan karena tangannya juga terikat. Sementara anak laki-laki berusia 15 tahun hanya diam menatap Mark dan Lucas tajam.

"Katakan siapa yang menyuruh mu atau aku akan membunuh mereka satu persatu didepan mu."

Mark menodongkan pistolnya pada keluarga Mr. Choi.

"Aku tidak bisa. Bunuh saja aku dan biarkan keluarga ku pergi." Mohonnya putus asa.

"Sial, kau membuat ku kesal." Lucas menembak kaki Mr. Choi diikuti teriakan histeris istri dan anak perempuan nya.

Mark melirik Lucas tajam, tapi sekertaris itu acuh saja. "Kau terlalu lambat," ucap Lucas santai.

Mark semakin mendekat pada Mr. Choi yang sudah lemah, wajahnya pucat. "Katakan lah, aku akan melindungi keluarga mu jika kau mengatakan nya."

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang