Hiraeth 23

2.1K 158 5
                                    

Hari minggu ke lima Haechan di mansion ini. Seperti biasa pria manis itu sudah berkutat dengan alat masaknya saat ini. Dibantu oleh bibi Jen dan maid yang lain.

Hanya masakan simpel yang Haechan buat untuk sarapan kali ini. Omelet tomat lalu roti panggang alpukat, kesukaan Jisung. Bocah itu suka sekali dengan buah alpukat, seperti dirinya.

Haechan melirik roti panggang nya. Lebih dari porsi dua orang yang biasanya ia buat. Dari penglihatannya Mark belum keluar rumah yang artinya pria itu ada di rumah.

Haechan hanya ingin membiasakan diri melihat pria itu disekitarnya. Dan tentunya membahagiakan Jisung.

"Susu Jiji sudah aku buat Bi," ucap Haechan saat melihat Bibi Jen kembali membuat susu.

"Tidak nyonya, ini untuk tuan Mark."

Sekilas Haechan terkejut juga merasa lucu. Pria yang dewasa dan terlihat menyeramkan bagi nya masih meminum susu seperti Jisung. Ya, memang tidak ada yang melarang siapa saja yang ingin minum susu. Hanya biasanya kebanyakan pria dewasa meminum kopi atau teh.

Sarapan sudah siap tinggal memanggil putra nya dan mengajak Mark untuk bergabung, mungkin.

Haechan menuju kamar Jisung mengetuknya terlebih dahulu namun tidak ada jawaban. Tak biasanya putra tampannya belum bangun di jam saat ini.

Membuka pintunya dan benar Jisung tidak ada dikamar. Haechan kembali turun untuk mencari putranya. Ada rasa cemas dihatinya.

"Nyonya tuan muda dan tuan Mark ada di halaman belakang."

Untungnya bibi Jen segera memberitahu Haechan hingga rasa cemas itu menghilang. Haechan segera berjalan menuju halaman belakang dimana ada kolam renang dan taman disana.

Semakin dekat langkahnya semakin terdengar suara tawa putranya dan suara air. Itu artinya kedua ayah dan anak itu tengah berenang.

Dan benar saat sampai Haechan melihat Jisung memakai pelampung mini tengah berenang dengan Mark dibelakangnya. Tawa indah putranya terus terdengar.

"Mommy." pekik bocah itu saat melihat ibunya berdiri tidak jauh dari mereka. Mark ikut menoleh pada Haechan.

Haechan menjadi gugup sendiri. "Baby sudah barengnya ya, ayo sarapan dulu. Kau bisa sakit nanti."

Mark menggendong Jisung untuk di dudukan di tepi kolam. Lalu menjauh saat Haechan perlahan mendekat. Pria itu masih didalam kolam ngomong ngomong.

"Mommy, Jisung belajar berenang bersama Daddy. Daddy hebat berenang Mom."

"Benarkah?" Balas Haechan seadanya. Lebih tepatnya ia bingung untuk merespon seperti apa. Tangannya dengan lembut mengusap tubuh basah Jisung.

Jisung mengangguk dengan semangat. "Iya Mom, tapi Jiji masih belum bisa berenang seperti Daddy." Cemberutnya.

"Nanti pasti bisa, jika dilatih terus sayang. Tapi ingat jangan terlalu lama di air nanti sakit. Apalagi jika belum makan. Mengerti?"

Jisung mengangguk semangat. "Mengerti Mommy. "

"Ayo sarapan. Mommy membuat Roti panggang alpukat kesukaan baby."

"Wahh.. Ayo Mommy ayo.." bocah itu senang seraya melonjakkan tubuhnya, membuat Haechan takut Jisung terpeleset.

"Sebentar sayang bersihkan diri dulu dan pakai baju."

Sedari tadi Mark memperhatikan kedua orang yang di sayang nya. Haechan sangat lembut dalam memberitahu Jisung putra mereka. Pantas saja Jisung begitu pintar. Haechan berhasil mendidik anak mereka dengan sempurna.

Mark perlahan keluar dari kolam renang dan akan kembali ke kamar. Ia mengibaskan rambutnya ke kiri dan kanan. Mungkin ia akan menyuruh bibi Jen untuk mengantarkan sarapannya.

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang