Hiraeth 19

2K 169 6
                                    

"Mau bermain apa lagi sayang?"

"Aku mau main bola basket itu Daddy."

"Baiklah ayo kita bertanding siapa yang mendapat poin paling tinggi akan dapat es krim."

"Aku pasti akan mengalahkan Daddy."

"Benarkah, ayo kita lihat."

Saat ini kedua ayah dan anak itu tengah berada di Lotte world, memainkan banyak permainan dari sepulang Jisung sekolah. Mark benar benar ingin membuat kenangan yang indah antara dirinya dan Jisung sebelum mengembalikan putra nya itu.

"Yeeyyy~ aku menang Daddy..., Daddy harus membelikan ku es krim." Teriak Jisung senang karena sudah mengalahkan Mark.

Mark terkekeh melihat kebahagiaan Jisung. "Baiklah ayo kita beli es krim yang kau mau."

"Ayo Daddy. Nanti kita makan berdua ya." Jisung menggenggam jemari Mark masih dengan senyum indahnya yang tak menghilang dibibir merahnya.

Tentu saja Jisung senang bermain bersama Mark. Jisung jadi paham tentang cerita teman temannya bagaimana menyenangkan nya bermain bersama ayah mereka. Ternyata memang menyenangkan, andai ibunya juga ada disini, pasti lebih menyenangkan lagi.

"Bagaimana, es krim nya enak?"

Jisung mengangguk menjilat es krimnya. Lalu menyodorkan nya pada Mark, yang langsung di cicipi nya. "Manis. Seperti anak Daddy ini."

"Aku tampan Daddy, seperti Daddy."

"Baiklah, tampan dan manis."

Jisung mengangguk setuju, lalu matanya meliar tak sengaja melihat satu keluarga yang terlihat bahagia tengah bermain Camelot Carousel, ada ayah ibu dan dua anak kecil lainnya.

"Kau mau bermain itu juga sayang?" Mark yang melihat Jisung terus melihat permainan kuda yang berputar itu bertanya. Namun kepala bocah itu menggeleng.

Mark kembali melihat tatapan Jisung pada satu keluarga yang terlihat bahagia. Lalu mengangkat tubuh putranya untuk di gendong.

"Mau melihat hiu dan paus tidak boy? Disana juga ada banyak makhluk laut lainnya."

Jisung menatap ayahnya lalu mengangguk dengan semangat. "Mau Daddy."

Mark tersenyum, kedua mata bulat itu kembali memancarkan binar bahagia nya.

"Ayo kita bertemu Nemo disana." Jisung tertawa senang, membuat dada Mark ikut berdebar menyenangkan.

Sementara itu Haechan tengah duduk berdua dengan seorang pria paruh baya cantik yang mengenalkan dirinya adalah ibu dari Mark.

Haechan menunduk memainkan jemarinya untuk mengurangi rasa cemas dan gugupnya.

"Kau cantik dan manis, pantas saja Jisung terlihat sangat tampan."

Taeyong tersenyum tulus pada pria yang dicintai putra nya. Taeyong sekarang tau kenapa Mark langsung hilang kendali saat pertama kali melihat Haechan. Pria tan ini memiliki daya pikat yang kuat, hingga Taeyong pun merasa jatuh pada pesona nya.

Lembut, santun, dan juga cantik. Kombinasi yang sangat indah ada pada diri Haechan.

"Kau berhasil membesar Jisung dengan sangat baik. Kau ibu yang hebat."

Haechan sedikit tersentak kalau Taeyong menggenggam jemarinya. "Terima kasih nyonya."

Taeyong tersenyum sendu. Merasa Mark pantas dihukum karena merusak pria yang sangat indah ini. Tapi kembali lagi hati nya sebagai ibu tidak ingin itu terjadi pada putranya.

"Kau pasti terluka dan menderita selama ini. Belum lagi harus membesar kan Jisung sendirian. Atas nama putra ku aku meminta maaf."

Haechan menggeleng, mengangkat wajahnya dan bersitatap dengan Taeyong. "Tidak perlu seperti itu nyonya. Aku malah berterima kasih kalian sudah mau menerima putra ku dengan baik."

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang