Hiraeth 25

2.2K 157 4
                                    

Pelan pelan membuka pintu berwarna hitam itu, ini kali pertama Haechan masuk ke dalam kamar Mark. Mata nya langsung menemukan dua pria berbeda usia itu masih terlelap.

Senyum Haechan muncul, setelah semalam pulang dari rumah sakit Jisung tidak mau lepas sedikitpun dari ayahnya. Bahkan ingin tidur bersama.

Kakinya melangkah mendekat lalu terhenti mengusap surai Jisung yang tidur menelungkup di dada bidang ayahnya.

"Kau sangat menyayangi Daddy mu ya baby." Gumam Haechan pelan, jari nya mencubit pelan pipi kemerahan anaknya.

Mata bulat itu mengerjap sebelum terbuka. "Mommy." Suara imut serta serak Jisung terdengar.

"Iya sayang, bangun. Sudah pagi. Masih pusing?"

Haechan menempelkan tangannya di dahi Jisung yang sudah tak panas lagi. Efek bertemu dari Mark salah satu obat ampuh untuk bocah kecilnya.

"Sudah tidak lagi Mommy."

Tubuh kecil itu bangun, duduk diperut ayahnya. Lalu menepuk-nepuk pipi Mark. "Daddy, Daddy bangun. Sudah pagi. Daddy."

Kesal ayahnya tidak membuka mata wajahnya mendekat mengecupi wajah tegas itu. Lalu senyumnya muncul saat Mark melenguh.

"Bangun Daddy. Daddy susah sekali dibangunkan." Jisung mengerucutkan bibirnya, Mark terkekeh kecil. Paginya sudah disambut oleh wajah menggemaskan anaknya.

"Selamat pagi baby boy. Sudah tidak pusing lagi?"

Pertanyaan yang sama seperti ibunya. Kepala Jisung menggeleng lalu tersenyum menampilkan gigi rapihnya.

"Sudah sembuh Daddy, kan sudah dipeluk Daddy."

"Sini peluk Daddy lagi."

Mark menarik tubuh kecil Jisung pada pelukannya. Saat itu Mark baru sadar ada Haechan yang memperhatikan nya. Mata keduanya bertemu, cukup lama. Mark senang Haechan sudah bisa membalas tatapan nya, pria nya sudah benar benar lebih baik rupanya.

Haechan mengalihkan tatapannya, berjalan keluar. "Ayo mandi baby, Mommy siapkan sarapan."

"Siap Mommy. Ayo Daddy mandi, kita mandi bersama." Ucap Jisung semangat.

Mark tersenyum lebar, mengangkat tubuh Jisung. "Ayo kita mandi. Ngengg,~" ini pagi yang sangat luar biasa bagi Mark.

Sepertinya bukan hanya bagi Mark, tapi bagi Jisung begitu pun Haechan. Dari balik pintu masih terdengar suara tertawa Jisung dan membuat Haechan senang. Anaknya benar benar tertawa bahagia bukan hanya tawa palsu nya selama ini.

Di kamar mandi ayah dan anak itu tengah bersenda gurau.

"Daddy tato nya banyak sekali." Jari kecil Jisung menyentuh tato-tato di perut ataupun dada Mark. "Jiji juga ingin punya saat besar nanti, boleh?"

Mark yang tengah menggosok punggung anaknya itu menoleh. "Boleh, asal Mommy juga menyetujuinya. Tato itu bukan hanya gambar sayang, tapi mempunyai arti juga."

Jisung mengangguk anggukan kepalanya, seolah mengerti. "Ada nama Mommy dan Jiji juga. Disini!" Pekik bocah itu senang. Menunjuk dada Mark yang terdapat namanya dan juga ibunya.

"Aku juga akan buat nama Daddy dan Mommy nanti."

Mark hanya tersenyum, membiarkan anaknya berceloteh riang. Sedikit berbeda dari dulu, anaknya lebih pendiam. Namun Mark senang Jisung sudah bisa membuka dirinya sendiri.

Setelah mengawali pagi yang cerah. Jisung tengah duduk di ambal lembut bersama kedua orang tuanya. Jisung tengah menggambar bersama Mark.

Pria itu tak ke kantor, memilih menemani Jisung yang sangat terlihat antusias kembali bermain bersama ayahnya.

Hiraeth [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang