7

248 36 2
                                    

"Oh iya, casting kamu gimana?lolos?"

"Gak ada perubahan kak, gak lolos"

Aldo segera meraih tangan Ashel dan di genggamnya, karena gadis yang duduk di hadapannya merubah mimik wajahnya, Aldo tau Ashel pasti sangat kecewa dengan hasilnya dan itu artinya ini ke delapan kalinya dia tidak lolos casting

Malam ini mereka berada di sebuah cafe, setelah pulang dari rumah Chika, Aldo memutuskan untuk mengajak Ashel makan malam, karena bagaimana pun misi Aldo harus terlihat meyakinkan di mata Ashel bahwa dia begitu serius untuk lebih dekat dengan wanita yang baru di kenalnya ini, karen jika melakukannya tergesa misinya pasti akan di curigai Ashel, dan pastinya akan gagal

"Bukan enggak, tapi belum,Aku yakin suatu saat kamu pasti bisa lolos"

"Amin"

Merek berdua saling beradu pandang dan tersenyum, Ashel benar-benar di buat tak karuan ketika melihat senyum Aldo yang sudah menjadi candu baginya,namun berbeda dengan Aldo..

"Males banget gue harus begini, kalo sahabat lu bukan Olla udah to the point aja gue minta duit, tai banget gue harus effort begini"

"Ayo dong tembak gue, jangan lama-lama"

"Cantik banget kamu malam ini"

Seketika Ashel di buat salah tingkah dengan pujian yang di lontarkan Aldo bahkan kini kedua pipinya terlihat merah

"Masa sih?, emang hari-hari biasa aku gak cantik ya?"

"Cantik, tapi malam ini kamu cantik berkali kali lipat"

"Halah, buaya"

Ashel segera melepaskan tangannya dari genggaman Aldo, lalu meminum jus yang tadi di pesannya. Bukan marah,namun itu cara Ashel untuk menetralisir ketika dia tengah salah tingkah

"Kok buaya, seriusan"

"Tapi kata Olla kakak buaya"

"Kenapa sih percaya banget sama Olla?"

"Ya gimana gak percaya, orang dia saksi hidupnya kak Aldo"

"Itu bukan buaya Shel, tapi aku mencari yang terbaik"

"Tapi gak setiap seminggu sekali juga kali ganti cewek nya"

Aldo hanya tersenyum dan kembali menyantap nasi goreng pesanannya

"Aku boleh nanya sesuatu gak"

"Tanya aja"

"Mantan kak Aldo ada berapa"

Aldo yang sedang menikmati nasi goreng, seketika terdiam dan menatap Ashel

"Bacot!, bawel banget nih cewek"

"Maaf kalo aku lancang"

Ashel benar-benar tidak enak ketika melihat wajah Aldo yang kini menatapnya datar,takut jika pertanyaannya menyinggung. Aldo yang sadar melihat Ashel merasa bersalah mencoba tersenyum kembali walaupun senyum yang pastinya di paksakan

"Enggak kok, aku cuma lagi ngitung aja"

"Jadi banyak maksudnya?"

"Iya"

"Berapa?"

"Gak di jual"

Ashel seketika memukul lengan Aldo, sementara Aldo tertawa melihat ekpresi Ashel yang yang terlihat kesal dengan candaannya

"Apaan dah?jokes bapak-bapak banget"

Walaupun begitu, Ashel mencoba menahan diri untuk tidak ikut tertawa

"Tapi lucu kan?"

"Gak"

"Masa?"

"Udah ah aku mau pulang"

"Masa pulang, belum juga sejam kita di sini"

"Besok kan aku harus sekolah kak"

"Oh iya lupa, kamu kan masih bocil"

"Daripada kamu om-om"

"Tapi kamu naksir kan?"

"Iya, puas?,ayok ah aku harus pulang sekarang"

"Iya sebentar, aku abisin dulu nasi goreng ya,sayang soalnya"

-

-

Dengan setelan tidurnya memakai jersey basket dan celana pendek Aldo baru terbangun di jam 9:30 siang, sementara Arga masih tertidur pulas setelah semalaman begadang mengerjakan tugas kuliahnya. Karena merasa lapar Aldo segera turun ke bawah untuk mengisi perutnya, namun dia terkejut ketika di meja makan sudah ada Olla yang tengah menyantap sarapan

"Lah gak sekolah lu?"

Tanya Aldo mencoba mendekat

"Sakit gue"

"Oh ya"

Sebelum duduk Aldo memeriksa suhu tubuh adik sahabatnya dengan menempelkan punggung tangan di kening Olla, namun dengan cepat Olla menyingkirkannya kasar

"Gak usah pegang-pegang, tangan lu kotor"

"Lah iya panas La, udah minum obat,apa mau ke dokter?"

Ucap Aldo tanpa memperdulikan perkataan Olla

"Gak usah,gue udah minum obat"

Aldo pun mengangguk dan duduk di samping Olla untuk sarapan bersama. Di rumah berukuran cukup besar itu hanya di huni tiga orang saja,Olla, Arga dan mbak Ratih sebagai ART. Sebelumnya Aldo juga tinggal di rumah itu namun setelah orang tua Arga dan Olla meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal empat tahun yang lalu,Aldo memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah kosan

Kedua orang tua Arga begitu menyukai kepribadian Aldo yang ceria dan suka membantu, hingga pada akhirnya mereka mengajak Aldo untuk tinggal bersama,Aldo yang baru duduk di kelas 8 Smp saat itu begitu bahagia, karena untuk pertama kalinya dia bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga yang tidak pernah di rasakannya selama dia hidup di panti asuhan

"La"

Ucap Aldo memulai obrolan

"Apaan?"

"Lu gak mau ngerestuin gue sama Ashel?"

"Gak"

Jawab Olla singkat

"Kenapa dah?"

"Lu masih nanya kenapa?dengan apa yang udah lu lakuin ke cewe selama ini?mikir deh!"

"Masih aja, padahal gue udah berubah La"

"Bacot"

"Serius La, lu mau bukti?"

Kini Olla menoleh, dan menatap Aldo

"Gak perlu, denger ya sampai kapanpun gue gak akan ngizinin lu deketin Ashel"

Tiba-tiba Aldo mendekat hingga membuat Olla memundurkan kepalanya, Aldo terus menatapnya hingga membuat Olla sedikit gelagapan

"Apaan sih lu?"

"Di bibir lu ada nasi"

Olla memalingkan wajahnya dan tangannya mulai mengusap usap bibirnya untuk menyingkirkan nasih yang menempel

"Mana gak ada?lu jangan ngerjain gue ya"

"Sini"

Aldo pun menarik dagu Olla untuk menghadapnya lagi, bukannya membantu menyikirkan nasi yang menempel di bibirnya,Aldo malah menatap Olla dengan tatapan yang sulit di artikan

"Gue janji sama lu, gue gak akan nyakitin Ashel,gue tulus sayang sama dia, izinin gue deket sama sahabat lu ya"

ashel&rinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang