3 hari setelah kepergian Aldo,kini Chika sudah berada di sebuah cafe menunggu Ashel untuk bertemu,selama menunggu, Chika terus bermain dengan handphonenya menatap satu persatu photo mendiang adiknya yang kebanyakan photo candid bahkan Aldo sendiri tidak tahu jika setiap mereka bertemu Chika selalu mengambil gambar adiknya diam-diam, bahkan photo Aldo kecil masih tersimpan di galeri sampai sekarang
Air matanya kembali turun saat photo terakhir mereka bertemu,photo ketika Aldo sedang meminum susu coklat kotak yang selalu Chika stok banyak di dalam kulkas khusus untuk adiknya
"Kak" Seketika Chika mengangkat kepalanya dan ternyata Ashel sudah berdiri di hadapannya,Chika segera menghapus air matanya lalu mempersilahkan Ashel duduk
"Duduk"
"Maaf ya kak lama,aku kejebak macet"
"Gak apa-apa kok,kamu mau pesen apa?"bukannya menjawab Ashel malah mendekat dan mendekap tubuh Chika
"Maafin aku kak,gara-gara aku Aldo gak ada"
"Ashel,udah hei aku udah bilang kan kemarin di saat kita ketemu, udah gak ada kesedihan lagi atau tangisan lagi"memang kemarin Chika berkunjung ke rumah Ashel,dia meluapkan amarahnya di rumah Ashel karena menurut Chika kematian adiknya salah satunya gara-gara Ashel,namun setelah Farel memberikan masukan serta penjelasan yang cukup panjang barulah Chika bisa memahami semuanya dan akhirnya bisa memaafkan Ashel
Ashel pun melepaskan pelukannya dan duduk di seberang meja di hadapan Chika
"Kamu mau pesen apa?"
"Gak usah kak"
"Ya Udah to the point aja ya,aku bakal cerita semua masa kecil Aldo ke kamu,karena waktu itu Aldo pernah bilang sama aku kalo dia mau cerita sama kamu masa kecil dia tapi sayangnya dia belum bisa,karena kesibukan kamu"
"Iya kak,aku mau denger,aku mau tau semuanya" Ucap Ashel antusias
"Jadi Aldo itu adik kandung kakak,namun kita beda ayah,karena waktu itu ibu kakak selingkuh di saat ayah lagi bertugas di luar kota,dan saat mengandung Aldo,ibu sama ayah pisah rumah tapi belum bercerai,dan laki-laki yang menghamili ibu pergi kabur entah kemana,karena hidup sendiri ibu pun pergi ke rumah orang tuanya di semarang,hingga setelah 1 tahun ibu kembali dan memberikan Aldo kepada ayah namun dengan cara yang sangat jahat,Aldo yang baru berumur 3 bulan di letakan di depan pintu rumah sementara ibu kabur begitu saja dan hanya membekali baju Aldo dan secarik kertas agar ayah mau merawat Aldo,namun ayah seakan tidak sudi mengurus anak yang bukan darah dagingnya, hingga ayah pun memberikan Aldo ke panti asuhan yang tidak jauh dari rumah,waktu itu umur kakak baru 5 tahun dan kakak ikut mengantarkan Aldo,dan dari sanalah kakak sering berkunjung sehabis pulang sekolah sampai Aldo masuk SMP"Ashel yang menyimak tak sadar mengeluarkan air matanya kembali ,dia seakan merasakan penderitaan Aldo sejak lahir hingga akhir hayatnya
"Terus gimana hubungan Aldo sama ayah kakak?"
"Ayah gak pernah suka sama Aldo bahkan setiap melihat Aldo Ayah akan terang-terangan kalo dia amat sangat membenci Aldo,tapi setelah Aldo meninggal Ayah menyesal,bahkan Ayah teringat ketika Aldo yang berumur 4 tahun ingin di pangku namun dengan lantang Ayah menolaknya dan pergi begitu saja dari panti asuhan setelah memberikan biaya Aldo setiap satu bulan sekali,sementara kakak hanya bisa menyaksikan dari dalam mobil, karena kalo sampai Aldo tau, dia selalu ingin ikut pulang"dan lagi-lagi Ashel merasa tersayat mendengar penderitaan Aldo bahkan penderitaan itu sudah ia dapatkan sejak lahir,Ashel benar-benar menyesal tidak memberikan kebahagiaan untuk kekasihnya saat masih hidup
"Kak,kalo boleh aku mau ke panti asuhan Aldo"
"Boleh,apa mau pergi sekarang?"
"Iya kak,sekarang aja ayok"
Setelah menempuh perjalan 30 menit akhirnya mereka sampai di depan panti asuhan,Ashel pun keluar dari dalam mobil dan mengikuti Chika dari belakang,dan ternyata di sana ada wanita paruh baya yang tengah menyapu halaman rumah
"Eh nak Chika"ucap seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan mereka
"Halo ibu"Sapa Chika mencium telapak tangan wanita tersebut,di ikuti oleh Ashel melakukan hal yang sama
"Ini kan yang waktu itu di pemakaman Aldo ya?"
"Iya bu,aku pacarnya Aldo nama aku Ashel"
"Kamu cantik sekali,pinter ya Aldo cari pacar"Ashel seketika tersipu malu hingga pipinya terlihat merah"Ayok masuk"mereka pun mengikuti langkah wanita paruh baya itu dan masuk ke dalam rumah lalu duduk di ruang tamu,suara gemuruh anak-anak terdengar di bangunan belakang,Chika pun tersenyum teringat saat mengunjungi Aldo kecil
"Sebentar ya,ibu ambil dulu minum"
"Iya bu" Jawab Chika
Chika terus menatap bangunan yang tak jauh dari rumah tersebut,yang terhalang kaca jendela dan tak lama ibu Monic sang pengurus panti kembali membawa 2 gelas air minum
"Maaf ya cuma air putih"
"Gak apa-apa bu" Jawab Ashel
"Silahkan di minum" Ashel pun segera meminumnya karena memang tenggorokannya sudah terasa kering sejak tadi
"Kedatangan Chika kesini cuma antar Ashel karena waktu itu Aldo udah bilang mau cerita sama Ashel tentang rahasia masa kecil dia,dan rahasia yang lain yang belum kesampaian sampai dia gak ada,ibu bersedia kan cerita tentang Aldo ke Ashel"wanita paruh baya itu menatap Ashel dan tersenyum
"Tentu saja,ibu akan ceritakan semuanya tentang Aldo ke kamu bahkan saat dia masih kecil"wanita itu pun menghela nafas bersiap untuk menceritakannya"Aldo itu anak yang sangat baik,dari kecil dia tidak pernah membuat onar atau masalah dengan teman-temannya,dia sangat jarang sekali menangis,setiap punya mainan atau makanan dia selalu berbagi dengan teman-temannya yang lain,waktu seakan berjalan begitu cepat tak terasa Aldo sudah masuk Sekolah Dasar,dia tumbuh menjadi anak yang pintar, dari kelas 1 sampai kelas 6 Aldo selalu mendapat ranking pertama di kelasnya,ketika masuk SMP pun ranking nya tidak pernah keluar dari 4 besar,tetapi semakin dewasa Aldo menjadi Anak yang keras kepala namun keras kepala yang positif.Ketika naik ke kelas 2 SMP diam-diam dia bekerja di pasar sebagai pengangkut barang,walaupun uang hasil dia bekerja selalu di bagi dua untuk anak-anak di sini,tapi ibu selalu merasa sedih karena seumuran dia sudah harus bekerja keras apalagi mengangkut barang-barang berat seperti itu,tapi Aldo tetap lah Aldo seribu kali ibu melarang dia agar tidak bekerja namun dia selalu menolak dan menentangnya,dia benar-benar anak yang keras kepala namun punya tujuan baik"Ashel menatap lekat wajah bu Monic,dia masih sangat antusias mendengar cerita selanjutnya
"Tapi ketika dia masuk SMA dia benar-benar pergi dari panti,dan tinggal di rumah sahabatnya,dan ibu pun tidak tau dia bekerja di mana karena setiap berkunjung ke sini dia selalu membawa uang yang cukup besar nilainya,dan barulah 2 tahun terakhir ini dia mengaku jika uang itu berasal dari pacar-pacar nya,saat itu ibu sangat marah karena secara tidak langsung uang itu hasil dia membohongi orang lain tapi Aldo selalu bilang kalau dia akan mengganti uang itu nantinya"
Ashel hanya bisa terdiam,walaupun tidak menangis namun dadanya begitu sakit mendengar cerita bu Monic yang mrnceritakan kehidupan Aldo yang begitu banyak kejutan di dalamnya,termasuk sifat Aldo yang playboy dan suka memanfaatkan pacarnya ternyata di balik semua itu dia hanya ingin memberikan uang untuk anak-anak panti tempat dia tumbuh di sana
-
-
Sepulang dari panti,Ashel dan Chika menyempatkan berkunjung ke makam Aldo. Ashel mengusap lembut papan nisan dan sekuat mungkin dia menahan air matanya agar tidak jatuh sementara Chika berdiri di samping Ashel
"Sayang,aku sama kak Chika habis dari panti,bu Monic banyak cerita sama aku tentang masa kecil kamu sampai kamu dewasa,kamu tau gak aku amat sangat beruntung pernah di cintai laki-laki hebat seperti kamu,oh iya besok aku udah mulai syuting lagi, aku janji sehabis selesai syuting aku bakalan langsung ke sini,sekarang aku sama kak Chika harus pulang soalnya udah sore dan sepertinya mau hujan, aku pulang dulu ya sayang"
"Kak Chika pulang ya dek,lusa kakak harus pulang kembali ke jepang selama kakak gak ada jangan nakal ya"
Ashel pun berdiri,dan merekapun berlalu pergi dari pemakaman
KAMU SEDANG MEMBACA
ashel&rinjani
Teen Fictionmungkin untuk sebagian orang,di cintai begitu hebat adalah sebuah anugerah bukan?... tapi perasaan dan pandanganku masih abu-abu akan hal itu.. aku masih butuh waktu untuk menyeimbangkan rasa cinta yang begitu besar yang dia berikan..entahlah kadang...