15

267 33 4
                                    

Sudah hampir dua jam Aldo menunggu Ashel yang belum kunjung keluar dari dalam gedung tempat dimana casting di adakan,karena jenuh, Aldo kembali keluar dari dalam mobil,dan berniat untuk mengisi perutnya kembali dan ini adalah yang kedua kalinya dia kembali ke warung yang ada di seberang jalan

"Bu pesen lagi"

"Eh si Aa kasep balik lagi,mau pesen apa nih?"

"Mie goreng kaya tadi, tapi telornya di ceplok 2"

"Siap A"jawabnya, dan tangan ibu penjaga warung dengan cekatan meracik mie pesanan Aldo yang sama seperti satu jam yang lalu

"Pacarnya belum keluar ya A?"tanya ibu penjaga warung yang berdiri di depan gerobak mie ayam sambil menunggu mie yang sedang di rebusnya

"Belum bu,pesertanya banyak gak sih bu?"

"Banyak A,kayanya ratusan deh"

"Pantes"

"Aa nya ganteng, kenapa gak ikutan casting juga”

"Saya gak bisa acting bu"

"Ya di coba dulu aja A"

"Gak ah,saya gak pede ngoceh di depan kamera"ibu pemilik warung hanya tersenyum mendengar jawaban Aldo,kedua matanya memfokuskan pandangannya kembali ke panci yang berisi mie dan di aduknya menggunakan sumpit

"Bu,mau teh botol dinginnya ya satu"ucap seorang pelanggan wanita yang baru tiba lalu duduk di sebelah meja dekat Aldo

"Boleh neng"ibu pemilik warung bergegas berjalan ke lemari pendingin dan mengambil teh botol dalam kemasan kaca tak lupa dia membuka tutupnya dahulu lalu di letakan di meja pelanggan wanita tersebut

"Silahkan neng"

"Makasih bu"ucapnya ramah

"Sama-sama"ibu pemilik warung kembali berdiri di depan gerobak dan ternyata mie pesanan Aldo sudah matang,begitupun dengan dua telor ceploknya hingga pesananpun siap untuk di hidangkan

"Silahkan A"

"Iya bu makasih"Aldo meletakan handphone yang di samping piring,lalu segera menyantap mie goreng kesukaannya,tanpa dia sadar wanita yang duduk di meja sebelah terus memperhatikan Aldo,tampak dari raut wajahnya wanita tersebut seperti mengingat ingat sesuatu

"Kaya pernah liat,tapi di mana ya?"

Namun wanita tersebut segera membuang muka takut jika aksinya di ketahui Aldo,laki-laki yang di perhatikannya sejak tadi

Hujan akhirnya turun dengan deras setelah langit yang sudah mendung sejak tadi,Aldo menggeserkan piring yang sudah kosong dan duduk berbalik menatap ke arah jalan raya memperhatikan setiap tetesan hujan yang tidak pernah di lihatnya ketika dia kembali ke jakarta

"Akhirnya hujan juga,Alhamdulilah"ucap ibu penjaga warung yang duduk di bangku kayu di depan gerobak

"Emang baru hujan ya bu?" Tanya Aldo

"Iya A,udah dua bulan gak turun hujan,sumur di rumah saya juga hampir kering"

Aldo hanya mengangguk sebagai respon diapun segera menyalakan rokok untuk sedikit mengurangi udara dingin ketika angin mulai berhembus sedikit kencang begitupun dengan sura petir yang tiba-tiba terdengar

"Bundddaaa!!!"teriak gadis tersebut setelah cahaya kilat yang di ikuti suara petir yang begitu keras menggema terdengar hampir ke penjuru kota,Aldo dan ibu penjaga warung menatap gadis tersebut yang tengah ketakutan menunduk dengan tangan menutupi kedua telinganya

"Neng takut ya?" Tanya ibu warung yang langsung berjalan menghampiri gadis tersebut,lalu duduk dan mengusap punggungnya

"Iya bu,aku takut petir" Ucapnya dengan nada suaranya sedikit bergetar,sementara posisinya belum berubah dia masih menundukan menutupi kedua telinganya ketika suara petir masih silih berganti terdengar di atas sana

"Disini ada kamar kecil tempat ibu biasa sholat dan istirahat,neng diem aja disana yuk"

"Iya bu"

"Yasudah sebentar ya ibu beresin dulu tempatnya"

Ibu penjaga warung berjalan menuju ke ruangan kamar yang letaknya di sebelah lemari pendingin minuman,dia segera membuka pintu yang tertutup rapat namun sedetik kemudian cahaya kilat kembali muncul hingga pada akhirnya suara keras petir kembali terdengar namun yang membuat gadis itu semakin terkejut ada seseorang dengan sigap berdiri memeluk tubuhnya

"Dia" Ucapnya dalam hati ketika gadis itu mendongak menatap Aldo yang tengah mendekap tubuhnya erat

"Neng ayok masuk,sudah ibu beresin..kasian sekali pasti takut ya barusan ada lagi petirnya" Ucap ibu warung yang tiba-tiba keluar,Aldo segera melepaskan pelukanya dan kembali duduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun

"Iya bu" Gadis itu berjalan mengikuti ibu pemilik warung melewati Aldo begitu saja,dia bukan tidak tau berterima kasih namun dia benar-benar gugup dengan perlakuan Aldo yang begitu tiba-tiba

Terlihat ibu pemilik warung kembali keluar tak lupa dia menutup rapat pintu tempatnya beristirahat dan kembali duduk di depan gerobak menemani Aldo yang melipatkan kedua tangannya kembali menatap lurus jalan raya yang masih setia di basahi air hujan

"Kasian si neng nya,pasti phobia petir,tangannya sampe tremor"Aldo hanya sekilas melirik ibu pemilik warung lalu tersenyum tipis

"Namanya juga phobia bu,kita di sini cuma berdua nih bu, kaya pacaran ya"mendengar ucapan Aldo ibu pemilik warung seketika tertawa dan memukul lengan Aldo

"Si aa mah bisa aja,bisa banget cairin suasana"

"Kalo cairin duit susah bu saya gak kaya,mending cairin suasana lebih gampang"

Keduanya pun tertawa bersamaan sementara hujan masih enggan untuk berhenti bahkan kini jalan raya sudah tergenang,hingga beberapa pengendara mulai menepikan kendarannya di depan warung dan ikut berteduh bersama dengan Aldo dan beberapa akhirnya memesan mie ayam untuk mengisi perut mereka yang terasa lapar.Aldo tersenyum akhirnya warung yang sejak pertama dia tiba di sana terlihat sepi kini banyak pembeli dan membuat ibu pemilik warung yang ramah sibuk melayani para pembeli

ashel&rinjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang