Aldo beranjak dari bangku taman,langkahnya begitu lunglai setelah wanita yang di tunggunya semalaman tak menampakan batang hidungnya, dia melirik jam di layar handphonenya yang sudah menunjukan pukul enam pagi, tatapannya begitu kosong dengan air mata yang menggenang,rasanya begitu sakit ketika semua orang yang dulu dekat dengannya kini satu persatu membencinya dan pergi menjauh begitu saja dari hidupnya,Dia menyalakan mesin motor dan pergi dari taman itu
Sekitar tiga puluh menit,dia tiba di sebuah tempat yang sepi dan mengambil handphone dari saku jaketnya dan segera menghubungi Chika
"Iya hallo dek"
"Kak Chika lagi apa?"
"Aku baru beres masak,kenapa sayang?"
"Aku kangen kak"
"Kakak pun sama dek,kamu gak kerja?"
"Aku mau udahan kak"
"Lho udahan gimana?, kamu mau resign?alasannya kenapa?"
"Aku cape kak,aku di sini sendiri,aku gak punya siapa-siapa"
"Dek kenapa?kamu nangis?"
"Aku pengen mati kak"
"Aldo jangan macem-macem!" Chika pun mematikan sambungan telepon dan menggantinya dengan video call
Chika begitu terkejut ketika melihag wajah adiknya,mata yang sembab dan rambut terlihat berantakan namun anehnya Aldo tersenyum menatapnya
"Aldo cerita sama kakak sayang,kamu kenapa?"
"Ashel kak,Ashel ninggalin aku di saat aku bener-bener sayang sama dia,sahabat aku juga ninggalin aku kak, dia kecewa sama aku kak,dia ngusir aku.. Aku tau ini semua karma dari balasan yang selama ini aku lakuin,tapi kenapa harus separah ini?aku udah berusaha minta maaf,tapi mereka gak mau denger,mereka gak mau maafin aku,aku bingung harus gimana?"
Hati Chika benar-benar tersayat ketika melihat adiknya menangis begitu pilu,dan ini pertama kalinya Chika melihat Aldo menangis seperti itu
"Dek, dengerin kaka sayang sekarang kamu pergi dari sana dan pergi ke rumah Ashel dan sahabat kamu biar kaka yang ngomong"
"Gak usah repot-repot kak,bentar lagi juga aku gak ada"
Aldo mengarahkan kamera di depannya dan ternyata dia kini berada di samping rel kereta api,sontak saja Chika membulatkan matanya takut jika adiknya akan melakukan hal yang paling di takuti Chika
"Dek,Aldo sayang adiknya kak Chika,jangan ngelakuin itu dek,jangan berpikir pendek seperti itu sayang,sekarang kak Chika mau beli tiket pesawat, kakak akan bawa kamu ke jepang kita tinggal di sini ya"
"Enggak kak,aku udah terlalu sering jadi benalu,terlalu sering aku ngerepotin orang"
"Kakak mohon Aldo jangan ngelakuin itu dek,kakak mohon"Chika menangis sejadi jadi nya tubuhnya bergetar hebat namun Aldo hanya tersenyum menatap layar dengan tatapan kosong sementara air matanya terus keluar sejak tadi
"Maaf kalo selama hidup,aku banyak negerepotin kakak"
"Aldo.. Aldo,kakak mohon jangan ngelakuin itu dek,kakak marah kalo kamu macem-macem"
Dan tiba-tiba Aldo melihat kereta api dari kejauhan,dia pun tersenyum, mungkin ini saatnya mengakhiri semua penderitaannya selama ini
"Maaf" Aldo meletakan handphonenya mengarahkan kamera ke atas langit,sementara dia berjalan ke tengah rel,Chika berteriak sekeras mungkin agar adiknya tidak melakukan bunuh diri namun pada akhirnya terdengar klakson kereta berbunyi nyaring,Chika hanya bisa menunduk setelah terdengar suara kereta melintas,sementara dia tidak tau bagaimana nasib adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
ashel&rinjani
Teen Fictionmungkin untuk sebagian orang,di cintai begitu hebat adalah sebuah anugerah bukan?... tapi perasaan dan pandanganku masih abu-abu akan hal itu.. aku masih butuh waktu untuk menyeimbangkan rasa cinta yang begitu besar yang dia berikan..entahlah kadang...