Bab 60

65 8 0
                                    

Seorang wanita menangis kesakitan.

Wanita itu menangis tanpa mempedulikan rambut merah jambu berantakan yang menyentuh tanah dan menjadi kotor.

Wanita itu berteriak seperti orang gila.

Dia menangis sambil menggaruk dadanya dengan ujung kukunya.

Ada luka di tangan halus yang membentur lantai marmer.

Saat itu, suara indah sang pria menghibur sang wanita seolah merasa kasihan.

"Tapi apa yang bisa kulakukan?"

"Tidak mungkin, jadi kamu harus hidup."

Hanya ada satu wanita di sini. Kemudian dia mendengar suara seorang pria dengan suara yang indah.

Ironisnya, orang-orang menyebutnya Tuhan.

Tuhan? Itu sangat lucu bagi wanita itu.

Wajah cantik wanita itu mengeluarkan air mata transparan. Meskipun kegembiraannya semakin besar, wanita itu tetap diam dan terus bernapas, mungkin kelelahan.

"Hiduplah untuk saat ini. Anda harus hidup untuk melakukan sesuatu."

Sebuah suara lembut menghibur wanita itu.

"Saya akan menemukan jalan; kamu hanya harus tetap hidup."

"Kamu berbohong."

Wanita itu tertawa mendengar perkataan pria itu.

"Bagaimana kamu bisa mengatakan itu?"

Pria itu terdiam cukup lama mendengar perkataan wanita itu.

******

Mimpi?

Aku mengedipkan mataku tanpa mampu menjernihkan pikiranku yang redup. Mengapa Rose menangis dalam mimpiku?

Dan siapa suara itu?

Saya tidak mengerti dan punya pertanyaan, tapi itu tidak berlangsung lama.

...Kenapa aku merasa sangat kenyang?

Saat aku dengan hati-hati menurunkan mataku, pergelangan kakiku diikat ke tali di bawah lututku.

Tali tebal, agak kasar yang tidak terlihat diikat erat di pergelangan tangan.

'Situasi macam apa ini?'

Jantungku berdegup kencang karena situasi yang tidak terduga.

"Hmm, kamu sudah bangun?"

Merasakan kondisiku, pria itu menyentuh lututku dengan kakinya. Aku ingin mengumpat sejenak, tapi aku menutup mulutku.

Jangan bilang padaku, apakah kepala pelayan mencoba membunuhku secara diam-diam?

Apakah aku terlalu banyak berbuat macam-macam dengannya? Ya saya berpikir begitu.

Tidak, tapi menurutku ini tidak benar—.

"Apakah aku memukul kepalamu terlalu keras? Kenapa kamu tidak bicara? Saya pikir saya memukulnya dengan ringan agar tidak berdarah."

"...."

"Anda mungkin mengalami sedikit gegar otak, tapi akan menjadi masalah jika gegar otaknya parah."

Saya merasa seperti saya harus meludahkan sesuatu.

"...Apa yang akan kamu lakukan denganku?"

"Untungnya, kamu tampaknya baik-baik saja. Aku belum tahu harus berbuat apa, tapi aku ingin bicara denganmu."

OBSESI DUA COGAN BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang