Bab 121

13 1 0
                                    

Saat cairan bening itu menyentuh kulitnya, Yurtha menjerit dan pingsan di tempat.

"... Ugh, kakak."

Dia memelukku dengan kesakitan yang luar biasa, menggeliat seperti cacing yang terinjak.

Anehnya, melihatnya, saya malah merasakan perasaan menyegarkan.

Padahal aku tak pernah bahagia melihat orang kesakitan.

Itu aneh.

Kenapa aku sangat membencimu?

"... Mengapa?"

Yurta bertanya seolah malu.

"Dylan menderita sama sepertimu."

Entah kenapa aku sangat marah jika ini tentang Dylan yang hanya beberapa kali aku melihatnya.

Sudah kuduga, saat aku terlibat dengan mereka, aku hanya bertindak di luar aturan.

"Kamu masih tidak punya niat untuk mematahkan kutukan itu?"

"......"

Dia tidak menjawab.

"Dylan dan kamu sangat keras kepala. Tentu saja dengan cara yang buruk."

"...Itu, Dylan."

Yurtha membenamkan wajahnya di salju dan bergumam seolah dia bosan.

Tak lama kemudian tubuhnya bergetar.

Ketika dia mengangkat kepalanya, dia menyadari bahwa dia tidak hanya menggigil kesakitan.

Mata Yurtha memerah.

"Apa yang membuatmu sedih?"

Anda dan saya tidak akan pernah bisa menjadi korban.

"... Sebaliknya, jika aku dikutuk oleh Dylan, bukankah kakakku akan melakukan ini untukku?"

Mengapa dia bertanya tentang hal-hal yang tidak terjadi.

Itu semua tidak berguna.

Saya tidak ingin lagi melanjutkan berbicara dengan Yurtha.

Dia mencengkeram pergelangan kakiku ketika aku melangkah mundur seperti itu.

Dan dia menatapku dengan mata tajam.

"... Apa menurutmu aku akan melepaskanmu begitu saja, huh?"

Saat dia mengeluh kesakitan seolah seluruh tubuhnya terbakar, dia mengencangkan tangannya lebih erat seolah-olah dibelenggu.

"Lepaskan ini, Yurtha."

"... Inilah yang pertama-tama akan dilakukan saudari itu."

"Aku minta maaf karena memanfaatkanmu. Tapi saya rasa saya tidak akan menyesalinya."

Aku menarik pergelangan kaki itu dari cengkeramannya.

"Wajar jika kamu merasakan hal yang sama."

Aku memunggungi binatang buas yang wajahnya terluka itu tanpa penyesalan.

Anda tidak pantas menerima rasa sakit itu

"Kakak sedang ditipu!"

Saat itu, Yurtha berteriak seolah dia sedang melakukan gerakan terakhir.

"Apakah menurutmu Dylan sebaik yang dipikirkan kakak?"

Aku menghentikan langkahku.

"Setidaknya aku sudah menunjukkan sisi burukku padamu, tapi kamu tidak tahu betapa jahatnya dia."

OBSESI DUA COGAN BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang