OBSESI DUA COGAN BL

Bab 61

Siapa penyembah setan?

Entah itu tamu yang mengunjungi jamuan makan atau karyawan yang bekerja di rumah besar ini.

Aku menemukan kepala pelayan yang meneleponku setelah bertemu dengan pemuja iblis.

Seperti yang diharapkan, dia bingung, mengatakan dia tidak pernah meneleponku.

Dia sepertinya tidak tahu.

Selanjutnya, aku menemui pelayan yang memberitahuku bahwa kepala pelayan memanggilku, tapi—.

Dia bilang dia menerima pesan dari seorang pelayan di mansion.

Jadi saya bertanya padanya apakah dia melihat wajahnya, tetapi ketika dia menerimanya, pelayan itu berada di tempat yang gelap pada saat itu, dan dia sangat sibuk sehingga dia bahkan tidak bisa melihat wajahnya.

'Fakta bahwa para pelayan datang secara alami ke tempat mereka bekerja berarti kemungkinan besar mereka adalah para pelayan.'

Aku ingin maju ke depan dan mencari tahu, tapi aku tidak bisa.

Penyembah setan tahu siapa aku, tapi aku tidak.

Tidaklah baik untuk bergerak dalam kondisi yang tidak menguntungkan ini.

Apa yang harus saya lakukan?

Saya melihat ke luar jendela. Di kejauhan terlihat mata-mata Richard, salah satu personel yang terlibat dalam pembangunan paviliun.

Orang itu akan mengenali penyembah setan, bukan aku.

Saya bermaksud memberi tahu mata-mata itu bahwa para penyembah iblis mengincar Richard di rumah besar ini.

'Tetapi bagaimana aku bisa memberitahunya?'

Aku dalam masalah lagi.

Lalu bayangan panjang jatuh di depanku.

"Apa yang kamu lakukan di sana, Nunim?"

"...Kamu mengagetkanku."

Terkejut, aku menoleh ke belakang dan melihat Yurtha berdiri dengan wajah tampan.

—Aku sudah dalam masalah, tapi ada pria yang tidak bisa membantu.

Aku menghela nafas dan menatap ke langit. Ada seekor burung terbang di langit—Ah, itu dia.

"Yurta."

"Ya. Tidak ada."

"Bisakah kamu menangkap burung itu?"

"...Maksudmu burung itu?"

"Ya. Bisakah kamu menangkap burung itu?"

"...."

Yurtha menatapku dengan bingung tapi segera menangkap burung itu dengan cepat.

Saya tidak berharap banyak, tetapi dia menangkap seekor burung terbang. Aku bertepuk tangan padanya karena terkejut.

"...Mengapa kamu memintaku untuk menangkap seekor burung?"

"Saya akan mencoba membesarkannya dengan baik."

"Apakah kamu berbicara tentang burung yang kotor? Jika kamu mau, seekor burung bersih yang dipelihara oleh para bangsawan—"

"Cukup. Jenis burung apa yang dipelihara oleh pelayan itu? Tidak bisakah kamu bercanda?

"... Kamu akan menggunakan burung itu untuk apa?"

kataku sambil tersenyum.

"Ung, aku akan memakannya."