Bab 84

36 7 0
                                    

Saat itu pagi hari ketika dia sadar.

Rasa sakit yang mendidih juga hilang. Hanya jejak perjuangan dalam kesakitan yang tersisa seperti puing-puing.

Argen menata penampilannya dengan rapi.

Dia menghilangkan semua jejak di sekelilingnya seolah-olah dia tidak pernah sakit.

Ketika Arsen melihat betapa rapi penampilannya, dia menertawakan dirinya sendiri.

<Penerus Marquis berada di bawah kutukan. Semua orang di dunia akan menganggapmu buruk.>

<Malu pada Marquis.>

<Tapi jangan khawatir. Sayang sekali jika tidak ketahuan.>

Sebuah kenangan buruk muncul di benakku.

Argen memandang dirinya dengan dingin di cermin sambil obsesif merapikan pakaiannya yang sudah rapi.

Dia tidak boleh tertangkap.

Dia seharusnya sempurna.

Setiap kali dia berjanji, selalu timbul pertanyaan.

Dia bertanya-tanya mengapa dia membiarkan pelayan sombong itu mengetahui kelemahannya.

Argen biasanya adalah tuan yang murah hati, tetapi dia berubah seperti seorang tiran di bidang sensitif.

Bagaimanapun, pelayan itu menghilang saat mengetahui kelemahannya.

Akan lebih baik untuk berhenti memikirkan hal-hal yang tidak berguna untuk saat ini.

Tok tok.

Kemudian dia mendengar ketukan di luar ruangan.

"Masuk."

Ketika izin diberikan, ksatria yang memasuki ruangan membungkuk kepada Argen.

"Apa masalahnya?"

"...Penyelidikan terhadap Rosie, seperti yang diperintahkan sebelumnya, telah selesai."

"...."

Sebelum Rosie kabur, Argen sudah menyuruhnya untuk menyelidiki Rosie.

"Jadi apa yang terjadi?"

Jika penyelidikan Rosie selesai, dia mungkin punya petunjuk untuk menemukan keberadaannya.

Argen berpikir begitu.

Namun, kata-kata datang secara tak terduga dari kesatria itu.

"...Orang yang diminta Marquis untuk dicari tahu, Rosie, tidak ada."

Argen membeku mendengar kata-kata ksatria itu.

"Apa?"

Itu adalah cerita yang tidak terduga.

Rosie tidak pernah mengatakan hal buruk padanya.

Dia terkadang bertanya-tanya apakah dia berbohong padanya, tapi dia bisa melihat kebenaran ketika dia menatap matanya.

Jadi dia berpuas diri. Dia pikir pelayan itu ada dalam genggamannya.

—Tidak mungkin, Rosie menipu semua orang di tempat ini?

"Sepertinya dia menyembunyikan identitasnya untuk mendekati Marquis."

"Mengapa menurutmu begitu?"

"...Kami masih mencoba mencari tahu."

Argen menghela nafas bercampur kesal.

"Apakah kamu mengetahui tentang monster itu dan keberadaan Rosie?"

OBSESI DUA COGAN BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang