Bab-37

873 68 10
                                    

Tepat pukul 3 sore Yoongi sudah nampak duduk santai di kursi dekat jendela dalam restauran bernuansa Jepang itu. Salah satu tempat favorite Yoongi jika ingin makan.

Tak lama pun datang seorang pria dengan wajah tampan berbadan semampai. Berjalan menghampiri Yoongi dengan senyum tampannya. Yoongi membalas tersenyum kecil. Kemudian mereka pun saling adu tos dengan kepalan tangan, layaknya sahabat lama yang baru bertemu.

"Kau lama menunggu?" Tanya pria itu santai sambil membenarkan letak kursi di belakangnya.

"Tidak, 5 menit sebelum kau datang. Apa ada hal penting Park sampai kau mengajakku bertemu mendadak seperti ini." Ucap Yoongi sambil meminum air putih di hadapannya sebelum pesanannya datang.

"Bisa dibilang begitu Yoon. Tenang~Ini bukan masalah serius Yoon."

"Bisnis?"

"No! Tentang seseorang yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri." Jawab pria itu sambil menyalakan nikotin beraroma mint di jarinya. Yoongi pun mengambil sebatang dan ikut menyesapnya.

"Lalu?" Yoongi memang biasa dingin dan datar orangnya. Teman-temannya pun sudah paham bahasa Yoongi. Namun rasa empati dan perhatian Yoongi tak bisa dianggap remeh.

"Jadi begini Yoon. Aku ingat kau punya peternakan babi. Kau bilang sedang butuh pegawai untuk mengurus babimu itu. Apa sekarang masih ada lowongan itu?" Ucap teman Yoongi dengan sesekali menghisap rokoknya.

"Kau butuh pekerjaan?"

"Bukan untukku sialan! Bisnis Club ku masih berjalan, juga bisnis properti kita pun masih jalan, buat apa aku cari pekerjaan brengsek!" Tawa renyah pria itu terdengar. Yoongi pun masih menikmati minuman di mejanya.

"Temanku yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri, dia sedang berusaha lepas dari kehidupannya yang kotor. Dia butuh pekerjaan sekarang. Aku membantunya mencari pekerjaan."

"Pekerja di Club milikmu Park? Kenapa tidak kau masukkan dia di perusahaanmu?" Yoongi mulai menyantap makanan yang sudah tersaji di meja.

"Benar dia salah satu pekerja pria bayaran di Clubku. Dia tidak akan cocok bekerja di dalam ruangan dengan rombongan orang berdasi. Dia lebih bebas hidupnya Yoon. Lebih tepatnya dia bisa bekerja di luar ruangan, tapi tidak terkurung di dalam ruangan kantor."

"Jika dia mau mengurus babi-babiku tidak masalah Park. Berikan nomor ponselku padanya. Kita akan bertemu nanti, aku akan lihat dulu dia bagaimana."

"Baiklah Yoon, nanti aku akan memberitahunya. Dan satu hal yang harus kau tahu Yoon, dia pria yang baik dan juga sangat tampan. Jaga adikmu agar tidak tergoda nanti." Ucap pria bermarga Park itu dengan kekehannya.

"Jika adikku sampai menyukainya itu sebuah keuntungan bagiku. Adikku yang berandal kecil itu biar punya pawang yang menjaganya." Yoongi berucap santai sambil mengunyah makanannya.

Setelah pertemuannya dengan Bogum, Yoongi langsung bergegas pulang. Hari ini Taehyung bolos kuliah dan Yoongi tak mau kehilangan lagi asetnya hanya karena ulah adiknya yang selalu bertindak di luar prediksi.

.
.
.

Taehyung begitu sangat lelah dan letih dan juga lesu. Mirip seperti orang yang kekurangan vitamine plus-plus. Hingga akhirnya ia memutuskan setelah menghitung sisa recehannya untuk pergi membeli satu kotak susu strawberry.

Namun alangkah tergejedotnya Taehyung ketika dirinya pulang dan melihat mobil kakaknya yang bergoyang-goyang.

Taehyung takut dan panik lalu berlari menuju salah satu tiang lampu taman yang ada di halaman rumah nya. Berpegangan erat berharap jika ini bukanlah gempa. Tapi setelah beberapa saat Taehyung berlindung dan tak lupa berdoa pada yang maha kuasa, Taehyung menyadari jika tanah yang ia pijak sama sekali tidak bergetar. Lalu apa yang membuat mobil Yoongi terus mengalami guncangan.

Sembari membaca do'a, Taehyung memberanikan diri mendekat dan mengetuk pintu kaca jendela mobil Yoongi.

Yoongi di dalam mobil ternyata, tapi ia tak berniat untuk membukakan pintu untuk Taehyung. Yoongi hanya menurunkan sedikit kaca jendelanya dan yang menyembul adalah kepala Jimin.

"Enyah saja kau!" Kesal Jimin, dan Taehyung masih blank sampai beberapa detik sebelum ia menyadari situasi apa yang sudah mengguncangkan ereksinya.

'Mau Jungkook.....'

.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Club tempat Jungkook bekerja sudah padat pengunjung. Gegap suara dentuman musik terdengar begitu keras. Jungkook masih duduk di depan seorang bartender yang tengah meracik minumannya. Di sampingnya ada Seokjin, sang mucikari.

"Aku dengar kau ingin berhenti, Jungkook? Kau serius?" Tanya Seokjin menatap Jungkook di sampingnya.

"Hmm benar Hyung. Aku akan berusaha meninggalkan pekerjaan ini. Ada hati yang harus aku jaga mulai sekarang Hyung." Jawab Jungkook santai sembari tertawa kecil.

"Hati siapa? Seorang Jk masih bisa merasakan cinta kah?" Seokjin tersenyum remeh. Bukan maksud mengejek, tapi sudah biasa bagi mereka saling bercanda sarkas.

"Aku juga tak menyangka Hyung bisa jatuh pada pemuda polos seperti dirinya." Jungkook meminum beer di gelasnya.

"Dia pemuda polos yang bisa membuatku tertawa. Pemuda polos yang dengan santainya mengajakku memasuki dunia per-babian miliknya. Pemuda yang tak bisa aku tebak jalan pikirannya, tapi aku begitu nyaman dan bahagia bersamanya." Jungkook kembali tersenyum lebar mengingat tingkah polos Taehyung yang lalu.

"Babi? The real Babi? Apa maksudnya, Jungkook?" Seokjin tertarik dengan cerita per-babian.

"Hmm.. Awal dia menyewaku dia datang kemari. Kau tahu Hyung apa yang dia bawa?" Jungkook mengajak Seokjin menebak jawabannya.

"Tentu saja uang bodoh! Kau sendiri tahu berapa tarifmu sekali jalan." Jawab Seokjin dengan percaya diri.

"Kau salah Hyung." Jungkook menjeda ucapannya.

"Hah? Jadi?" Soekjin penasaran dibuatnya.

"Celengan babi berwarna pink."

Uhuuuk!

Seokjin pun berhasil menyemburkan minuman yang tengah ia teguk.

"Yang benar saja bocah itu! Celengan babi!?" Tawa Seokjin pun memecah kerasnya musik dalam Club. Jungkook pun hanya tersenyum lebar sambil meneguk minumannya.

"Waah daebak... Baru kali ini aku mendengar ada penyewa jasa pemuas nafsu membayar dengan celengan babi. Lalu apa yang kau lakukan saat itu Jungkook?" Seokjin semakin penasaran.

"Sialnya aku membantunya membuka celengan di ruangan Bogum. Dan juga membantunya menghitung tentu saja." Dan Seokjin pun sukses tertawa terbahak.

"Aku ingin bertemu dengannya, Jungkook. Kenalkan dia padaku. Aku akan memberi kau restu jika memang dia anak yang polos." Seokjin pun hampir kehabisan nafas karena tertawa terbahak.

"Hmm aku akan membawanya ke sini lagi lain kali Hyung."

Mereka pun kembali melanjutkan obrolan mereka. Sembari menunggu jam Jungkook bertemu pelanggannya.  Namun mulai malam ini Jungkook menerapkan aturan baru. Jungkook hanya akan memuaskan pelanggannya menggunakan tangan dan lidahnya. Untuk penisnya? Khusus untuk hanya Taehyung seorang.

Dan apa yang sudah diterapkan oleh Jungkook, nampaknya mengundang kekecewaan yang teramat luar biasa untuk sepasang suami isteri gila ini. Siapa lagi jika bukan Yerine dan Juhyun.

Ya~ mereka datang lagi dan berniat melakukan threesome tentunya, tapi Jungkook dengan keras hanya mau melakukannya dengan menggunakan lidah atau jari.


Ya~ mereka datang lagi dan berniat melakukan threesome tentunya, tapi Jungkook dengan keras hanya mau melakukannya dengan menggunakan lidah atau jari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIRTY JOB [ KOOKV VERSION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang