Bab-42

959 73 43
                                    

Taehyung duduk termenung di bawah pohon besar yang berada di taman yang terletak di sisi kanan bangunan kampusnya. Ia sedang mencoba memikirkan untuk memberikan hadiah apa kepada Jungkook hari ini.

Hari ini adalah tanggal 14 February, yang selalu identik dengan perayaan kasih sayang. Sebenarnya Taehyung tidak ingin perduli, lagipula Jungkook juga sudah mengatakan padanya, jika Taehyung sendiri lah adalah hadiah itu. Dan juga bagi Taehyung setiap hari itu adalah hari kasih sayang.

Tapi... tapi, tapi... tetap saja, ini tidak bisa dibiarkan. Taehyung tidak mau di cap menjadi pacar yang tidak peka dan juga tidak romantis. Jungkook sudah memberikannya banyak kebahagiaan. Bayangkan saja andai sekarang Jungkook masih menjadi pekerja pemuas napsu, berapa uang yang harus Taehyung keluarkan setiap kali ia menginginkan Jungkook.

Dan ketika Taehyung tengah murung dengan segala deritanya, Jimin datang dan memamerkan buckets bunga dan juga ada satu kotak penuh cokelat.

"Taraaa....." Jimin memutar-mutar tubuhnya, menari bahagia di atas penderitaan sahabatnya. Seketika bohlam di dalam kepala Taehyung langsung menyala terang.

Jimin terperangah kaget, bahkan saking terkejutnya responnya pun lamban. Jimin baru sadar setelah sepuluh detik terlewat. Sadar jika Taehyung sudah tidak ada di hadapannya dan juga satu bucket bunga sudah hilang dibawa kabur Taehyung.

"TAEHYUNG......"

Jimin berteriak kesal. Pasalnya ia sudah susah payah menyisihkan uang gajinya dari bekerja di toserba untuk membeli hadiah valentines untuk diberikan pada Yoongi nantinya. Tapi adik sialan Yoongi malah membawa kabur bucket bunganya.

Sedangkan Taehyung sendiri sekarang sudah melesak jauh dengan mengendarai motornya dan memasukkan bucket bunganya di dalam tas ranselnya. Hatinya begitu sangat riang dan gembira. Akhirnya ia bisa mendapatkan hadiah untuk diberikan kepada Jungkook. Dan perihal Jimin, Taehyung pikir satu kotak cokelat itu sudah cukup, Maruk amat jadi orang... kekeh Taehyung di tengah perjalanan pulangnya. Lagipula siapa suruh pamer, membuat jiwa kriminal Taehyung jadi terpanggil.

Sesampainya di rumah Taehyung sudah tidak sabar untuk segera menemui tambatan hatinya. Bahkan untuk memasang standart pada motornya saja Taehyung sudah tak sempat. Taehyung membiarkan motornya ambruk begitu saja seperti barang yang tidak berguna. Sepertinya Taehyung lupa jika dirinya pernah kerja banting tulang hanya demi menebus motornya kembali.

"YAKKK KIM TAEHYUNG!!" Yoongi yang ternyata ada di rumah dan melihat kelakuan adiknya itupun reflek berteriak. Yoongi hanya teringat bagaimana saat adiknya itu menangis 7 hari 7 malam dan terus mengekorinya hanya karena Ayah dan Ibunya tak mau membelikan Taehyung motor jika sebagai anak tertua Yoongi belum mengeluarkan suara setujunya. Dan sekarang liat ini motor.

Taehyung sempat menghentikan langkahnya dan melirik sekilas ke arah kakaknya. Dalam benak Taehyung ia menggerutu dalam tanya. Kenapa kakaknya yang super sibuk itu sekarang lebih sering berada di rumah.

Lalu Taehyung kembali berlalu pergi, meninggalkan Yoongi yang tampak kesusahan mengangkat motor Taehyung. Sial benar punya adik seperti Taehyung.

Langkah riang nan gembira Taehyung tentu langsung tertuju pada kandang di mana kekasihnya itu tengah merintis karir barunya. Tapi tiba-tiba Taehyung merengut kecewa sebab tak mendapati intensitas dari kekasihnya itu. Sekarang belum waktunya jam istirahat, Jungkook tidak mungkin berada di ruang istirahat.

Tapi meskipun Taehyung ragu jika Jungkook berada di sana, Taehyung pun tetap menuju ruang peristirahatan itu, yang tempatnya tak terlalu jauh. Tanpa mengetuk pintu Taehyung langsung masuk begitu saja. Sontak Jungkook yang tak siap pun jadi terperanjat kaget. Jungkook tak menyangka jika Taehyung akan pulang lebih awal.

DIRTY JOB [ KOOKV VERSION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang