Bab-57

588 55 9
                                    

Mobil Namjoon pun kini sudah memasuki halaman luas mansion ayah mertuanya. Jungkook nampak semakin gugup dibuatnya. Bagaimana tidak jika di sepanjang pintu gerbang pun sudah banyak orang-orang berbadan besar dengan setelan jas hitam. Jungkook tak pernah mengira jika alur cerita hidupnya yang kelam semakin menjurus ke pekat.

Mafia! Jungkook bahkan tak percaya jika perkumpulan itu benar-benar ada. Jungkook pikir itu hanyalah hasil rekayasa dari para sutradara film ataupun para penulis novel.

"Sayang─apa kakek orang yang ramah?" Tanya Jungkook saat hampir ke luar dari mobil. Taehyung tersenyum lebar. Bibirnya membentuk kurva yang indah. Keindahan yang Jungkook yakini hanya dimiliki oleh Taehyung seorang.

"Tenang saja, Jungkook .... Kakek sangat baik kok. Aku sering dikasih angpao sama kakek. Nanti aku akan kenalkan kakek padamu." Taehyung mengecup pipi Jungkook sesaat dan kemudian ke luar dari mobil. Yoongi dan Namjoon sudah lebih dulu ke luar.

Mereka berempat berjalan menyusuri jalan setapak di mana di sepanjang kanan dan kiri jalan setapak itu terdapat tanaman hias yang tumbuh subur dengan lampu taman yang menyala cantik. Ini adalah rumah terbesar yang pernah Jungkook lihat. Mungkin lahannya seluas lahan rumah sakit.

Reflek, Jungkook menoleh ke arah Taehyung yang juga secara sedang menatapnya. Dalam benak Jungkook, benarkah dia adalah orang yang sama yang menggendong celengan babi hanya karena ingin jajan sex. Dan itupun juga celengan babi milik kakaknya.

Hidung Jungkook kembang kempis karena menahan tawanya. Bahkan wajahnya kini sudah memerah. Dan Taehyung mengerutkan dahinya, heran, kenapa Jungkook seperti orang oon saja.

Sampailah mereka pada pintu kayu besar berwarna putih. Dua orang yang penjaga pintu pun, langsung memberikan hormat pada mereka sebelum membukakan pintu.

Taehyung nampak tersenyum lebar berjalan dengan riang gembira. Berbanding terbalik dengan Jungkook yang nampak keringat dingin di dahinya. Rasa gugup masih menyelimuti.

Di dalam ruangan luas dengan banyak sofa mewah, duduk seorang pria paruh baya tengah menghisap cerutu di tangannya. Wajah tampan meski tergerus usia, tetap saja tak memudarkan pesonanya. Begitu juga dengan wibawanya yang masih terlihat jelas. Tenang namun penuh aura mendominasi.

"Kakeeeek....." Teriak Taehyung sambil berlari kecil menghampiri sang kakek. Kakeknya pun lantas berdiri sambil merentangkan tangannya.

"Cucuku sayang─" Kakek Taehyung pun memeluk tubuh gemas Taehyung sambil menepuk beberapa kali punggung Taehyung. Senyum ramah terlihat di wajah keriputnya.

"Aku kangen sekali sama kakek....Kakek kangen aku kan?!" Taehyung melepas pelukannya dan menatap kakeknya sambil memicingkan matanya. Kakek pun tertawa sambil mencubit gemas pipi Taehyung.

"Jelas kakek rindu cucu kakek yang menggemaskan ini.... Kenapa tidak pernah mengunjungi kakekmu ini? Kau sudah lupa punya kakek?" Kini sang kakek yang merengek pada Taehyung.

"Ih siapa bilang lupa... Aku selalu telpon kakek kalau mau uang jajan kan... " Dan Taehyung tersenyum konyol sekarang sambil merogoh setiap saku dari baju dan celana kakeknya. Berharap menemukan amplop jajannya.

"Dasar bayi nakal... " Kakek Taehyung pun mencubit lagi pipi Taehyung.

Taehyung merengut dan menjauh dari kakeknya, lalu kembali menghampiri Jungkook. Menyesal sudah Taehyung peluk-peluk. Ternyata zonk.

"Ehem...Ayah." Namjoon pun memotong pertemuan manis antara kakek dan cucu di hadapannya. Taehyung pun kemudian semakin merapat pada Jungkook.

Kakek Taehyung yang melihat interaksi tak biasa itu, tentu sangat penasaran, akan siapa sosok pemuda tampan dengan tatapan yang kuat namun menyiratkan kehangatan.

"Jadi... Siapa di sampingmu itu Tae ...?" Kakek Taehyung kini dengan cepat merubah mimik wajahnya menjadi serius. Menatap Jungkook dari bawah hingga atas dengan mata  tajamnya yang begitu menghakimi.

"Ah iyaa... Kenalkan ini kekasihku, kek." Taehyung mendorong sedikit tubuh Jungkook agar maju mendekati kakeknya. Mengabaikan fakta jika Jungkook sudah begitu gugup ditatap kakek Taehyung seperti itu.

Tapi ... Jungkook harus gentle di sini. Dia adalah pria domainan. Jungkook harus menunjukkan wibawanya juga, terlebih jika ini di depan keluarga Taehyung.

"Selamat malam, kakek. Perkenalkan saya Jeon Jungkook. Kekasih dari cucu anda, Kim Taehyung." Jungkook membungkuk memberikan hormat sebelum mengulurkan tangannya pada kakek Taehyung.

Hening sesaat... Tak ada balasan jabatan tangan.

"Sejak kapan aku merestuimu menjadi kekasih cucu kesayanganku?!"

Benar-benar horor. Atau mungkin hanya Jungkook saja yang merasakan hal itu. Karena sejauh matanya memandang, ayah dan kakak Taehyung, tenang-tenang saja.

"Kakek ih... " Taehyung mencebikkan bibirnya hingga maju beberapa centi setelah mendengar ucapan kakeknya.

"Maafkan saya, kek. Saya ke sini selain ingin meminta bantuan anda, saya juga ingin meminta ijin untuk menjalin hubungan serius dengan cucu kakek." Jungkook berusaha untuk tetap tenang. Meskipun jantungnya sudah hampir melorot. Entahlah ... kenapa mendadak, malah seperti acara lamaran.

"Kenapa kau percaya diri sekali meminta ijin padaku, apa kau yakin aku akan memberikan restuku padamu, Jungkookd-sii?"

Taehyung sudah maju satu langjsg, tapi Yoongi dengan gerakan cepat segera mencekal pergerakan Taehyung. Jungkook harus menyelesaikan permasalahannya sebagai seorang pria jantan. Lagipula cepat atau lambat, Jungkook juga harus tahu tentang silsilah keluarga Taehyung yang tak bisa dianggap remeh.

"Kakek jangan jahati kekasih aku yaa...kakek juga harus kasih ijin pokoknya!" Potong Taehyung sambil memeluk tangan Jungkook posesive, setelah menghempaskan tangan Yoongi.

"Kenapa kakek harus menurutimu, Tae ...?! Sedangkan kau adalah cucu kakek yang paling nakal dan bandel."

"Ya karna Jungkook sudah begituan sama aku loo..." Taehyung mencoba menjelaskan dengan bahasanya, yang  sama sekali tidak bisa di translet. Sedangkan Jungkook menelan ludahnya sambil mencoba lebih tenang, dan juga sambil memanjat do'a.

Jungkook tak ingin mati malam ini ditembak kakek Taehyung karna sudah merenggut keperjakaan cucu kesayangan sang kakek. Niat awal yang ingin meminta bantuan, malah Jungkook yang jadi merasa terancam sekarang.

"S-sayang─" Jungkook mencoba meredam ucapan Taehyung, sebelum kebablasan lebih jauh.

"Apa sih!" Taehyung melotot ke arah Jungkook.

"Taehyungie! Jelaskan pada kakek sekarang! Apa maksud ucapanmu?!" Kakeknya sudah menatap tajam kearah Jungkook. Sedangkan Namjoon dan Yoongi hanya diam sambil menahan tawa mereka.

"Kakek harus kasih restu aku sama Jungkook yaa... Soalnya itunya Jungkook udah masuk ke anunya aku loo... Pokoknya ehem ehem ihik ihik gitu loo... Kakek paham kan?!"

Baiklah... Saatnya bagi Jungkook untuk berpura-pura mati sekarang. Jika boleh, Jungkook tidak ingin mengakui Taehyung sebagai kekasihnya saja. Astaga Taehyung ....

Karna di depannya sang kakek wajahnya sudah memerah sambil matanya melotot kearah Jungkook. Nyali Jungkook yang tidak seberapa itu pun semakin menciut.

"Kau berani berbuat itu pada cucu kesayanganku─"

Kakek Taehyung berjalan menghampiri Jungkook. Seketika Jungkook nampak panik tapi Jungkook berusaha untuk tetap kuat berdiri di tempatnya. Meskipun rasanya sudah hampir mati karena lemas.

Run Jungkook! Run!

.
.
.

Tbc.

DIRTY JOB [ KOOKV VERSION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang