Bab 26

2 0 0
                                    

"Elen."

"Ya?"

"Tolong bantu gue untuk menemukan Raib."

Elen sontak menatap Bagas, meminta persetujuan ayah dari gadis yang kini berada di hadapannya. Dengan yakin Bagas mengangguk, mempersilahkan Elen untuk membawa Janis mencari Raib yang entah dimana keberadaannya saat ini.

"Kau yakin?"

"Gue yakin. Gue harus cepet  menyelesaikan semuanya dan kembali."

"Bukan, bukan itu."

"Terus?"

Elen diam sejenak sebelum melanjutkan pembicaraannya. "Kau yakin untuk kembali?"

Setelah bertemu kembali dengan putrinya dan sadar bahwa Ratu Elisa dan Sonia memiliki kehidupan yang berbeda, Bagas memutuskan untuk kembali hidup ke dunianya bersama Janis. Memperbaiki kekurangannya, melanjutkan hidupnya kembali sebagaimana layaknya bersama Janis dan menebus semua kesalahan yang telah ia lakukan di duniannya. Belum lagi Janis yang kerap merasakan sakit hingga tak sadarkan diri, Bagas rasa itu adalah efek yang harus diterima Janis saat melakukan peejalanan dua dunia dan Bagas tentu khawatir jika terlalu lama dan sering Janis merasakan sakit, tidak menutup kemungkinan akan terjadi sesuatu yang buruk pada Janis suatu saat nanti dan Bagas enggan itu terjadi. Tentu Janis sangat senang mendengarnya, bagaimanapun kehidupannya nanti akan berjalan setidaknya ada Bagas yang menemani, Janis jadi tidak sendirian lagi.

"Gimana kalau kita bicarakan ini nanti? Bareng Charlotte dan Elea?"

Ah benar, Charlotte. Kakak perempuannya itu pasti akan sangat terkejut mengetahui hal besar ini nanti dan Janis ada benarnya, baiknya ia membahas ini bersama Charlotte dan Elea nanti.

Setah pamit kepada Bagas, Janis dan Elen pun segera pergi menggunakan mobil Paman Sam yang sebelumnya mereka tinggal di Valarion karena salju turun tidak selebat sebelumnya.

Mereka mencari Raib menyusuri kota Valarion sebab tidak tau dimana keberadaan laki-laki itu saat ini. Namun sebelum Ratu Elisa kembali ke istana, wanita itu menyarankan Janis untuk melihat dan pergi ke sebuah bukit yang letaknya tak jauh dari istana. Sebab Ratu Elisa beberapa kali melihat seorang pria muda yang tampak seumuran Janis dan Elen sering menunggunya di atas bukit tersebut, tak jarang pria itu mendirikan tenda dan menetap disana untuk beberapa waktu.

Berjam-jam lamanya mereka mencari tau tentang keberadaan Raib namun nihil, pria itu tidak ditemukan dimanapun. Janis agak sedikit was-was, ia khawatir Raib sedang berada di dunianya mengingat Janis memiliki feeling bahwa selain ia dan Bagas, Raib juga salah satu orang yang bisa menjelajah waktu ke dunia dunia. Maka Janis perlu membuktikannya langsung apakah Raib memiliki gelang yang sama seperti yang Janis dan Bagas miliki sebagai kunci perjalanan waktu tersebut.

Mobil yang Elenio kendarai berhenti di dekat istana Raja Valarion. Dari radius jarak beberapa meter terlihat sebuah bukit yang Ratu Elisa maksud, bukit yang semula hijau itu tampak memutih dilapisi oleh salju.

"Elen." Elen yang sebelumnya hendak keluar dari mobil menghentikan kegiatannya. Kini matanya menatap lurus pada Janis.

"Ada apa, Janis?"

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Untuk rasa cintamu pada Janis yang luar biasa hebatnya. Kau tau, walaupun aku bukan Janis yang kau maksud. Selama ini aku bisa merasakan bagaimana besarnya cintamu untuknya. Terima kasih untuk itu semua dan maaf, maaf bila aku tidak bisa menjadi Janis yang kau mau sebab aku bukanlah Janis itu sendiri dan atas nama Janis aku minta maaf karena telah menyakiti hatimu. Kau pantas bahagia lebih dari kau mencintai Janis."

Titik KoordinatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang