1.

72 4 0
                                    

Nit.

Nit.

Nit.

"Terus, terus.... ya stop!"

Suara mobil truck sedang di parkir terdengar sangat nyaring di telinga siapa saja yang mendengar.

Hari ini keluarga Ardhito pindah dari Surabaya ke Bandung. Alasan mereka pindah karena di Bandung, Narendra ditawari sebuah pekerjaan oleh teman semasa kuliah dulu.

Memang, Narendra belum tahu apa job desknya. Tapi setidaknya ia sudah megetahui akan bekerja, hal itu cukup mengurangi bebannya.

"Nia sayang kamu sudah siap?"

Rethania Ardhito pun menoleh sembari memperlihatkan barisan giginya yang putih dan rapih. Sandra istrinya yang duduk di samping anaknya pun ikut tersenyum.

Mereka bertiga pun berjalan keluar rumah dan menaiki mobil yang akan membawa mereka ke Bandung. Soal barang-barang mereka sudah diurus oleh Darwin, mereka tinggal bawa diri dan pakaian mereka saja.

***

Setelah melalui perjalanan sekitar 10 jam, akhirnya mereka telah tiba di Bandung, di depan rumah yang akan mereka tempati. Retha masih tertidur lelap, mungkin karena masih pagi.

Dapat mereka lihat dengan jelas, seorang pria seumuran dengan Narendra sedang berdiri di depan rumah yang akan mereka tempati.

Wajah pria itu tersenyum tipis ketika melihat mobil Narendra, begitu pula dengan Narendra yang langsung turun ketika melihat Darwin sahabat semasa kuliahnya dulu.

"Hei Darwin, apa kabar?"

Pria itu hanya menampilkan senyuman tipis dan memeluk Narendra. Tiba-tiba saja Darwin celingukan sepeti mencari keberadaan seseorang.

"Istri kamu mana?"

Pintu mobil tiba-tiba terbuka dan keluarlah seorang wanita dan anak kecil, kira-kira usia 5 tahun. Kelihatannya anak tersebut baru saja bangun tidur.

"Ma, kita dimana?"

"Udah di Bandung nak. Tuh kasih salam dulu sama om Darwin."

Dengan takut-takut anak itu mengikuti perintah ibunya, lalu diikuti oleh ibunya.

Narendra dibantu Darwin menata barang-barang, sementara Retha ditemani oleh Sandra bermain di halaman depan.

Setelah memindahkan sofa terakhir ke dalam rumah, Narendra dan Darwin aķhirnya dapat bersantai.

"Minum dulu, Win."

"Makasih, Dra. Jadi ngerepotin nih."

Mereka pun duduk berdua di belakang rumah sambil meminum kopi yang baru saja dibuat oleh Sandra.

"Jadi, ap pekerjaanku?"

Darwin hanya tersenyum tipis sambil menatap halaman belakang yang masih kosong.

"Kamu... tidak berbohong padaku, kan?
"

"Aku jelaskan nanti di rumahku."

Narendra pun hanya bisa menyesap kopi dengan rasa penasaran.

***

Malamnya, Narendra beserta istri dan anaknya pun datang ke rumah Darwin. Mereka disambut hangat oleh istri Darwin. Liana namanya. Tidak membutuhkan waktu lama, Liana dan Sandra sudah akrab layaknya teman lama.

Darwin juga memiliki satu anak laki-laki, Kevanno Dave Hermawan namanya atau bisa dipanggil Evan.

Saat Evan ingin dikenalkan dengan Retha, ia menolak dan memilih bermain dengan mainannya sendiri. Terpaksa Retha harus bermain dengan bonekanya seorang diri. Ia bermain dengan asik, bahkan terkadang tertawa sendiri.

Melihat itu, Evan menjadi iri dan ingin bermain boneka itu juga. Karena rasa iri sudah menguasai hatinya, ia pun berjalan cepat mendekati Retha dan langsung merebut boneka itu.

Retha yang terkejut bonekanya diambil paksa pun menahan tangan boneka itu. Dan tarik menarik boneka pun terjadi. Sampai akhirnya kedua anak itu sama-sama terjatuh. Dan...

***

HELLO 👋

I'M BACK WITH ANOTHER STORY

HOPE U LIKE & HAPPY READING ...

FOLLOW MY IG @jwriter00

🐨🐨🐨

B.I.L (Because I Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang