Retha terburu-buru mengambil tas kerja dan pergi tanpa pamit. Tanpa melihat Evan sudah dapat menebak siapa yang datang, itu pasti Vian. Tiba-tiba ia jadi tidak selera dan membereskan makanan itu.
Ketika ia ingin keluar dari unit apartemen itu, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu dati luar.
"Oh, hai Li."
"Lo ngapain di sini? Retha mana?" tanya Dahlia sambil celingukan mencari keberadaan sahabatnya.
Dengan lemas Evan tertawa, "Dia pergi. Ada operasi kayaknya."
"Ooo, udah makan belom lo?" tanya Dahlia dengan tatapan perhatian
Evan hanya mengkibaskan tangannya depan wajah dan hendak berjalan pergi.
"Gue traktir!" teriak Dahlia cepat.
Tepat saat itu perut Evan berbunyi dan Dahlia segera merangkulnya pergi keluar untuk menuju lift.
Setelah makan malam sebenarnya Evan berniat untuk pulang. Tapi Dahlia mengajaknya untuk minum teh dulu. Karena tidak enak untuk menolak, Evan menerima ajakan Dahlia.
Ia dan Dahlia sengaja memilih salah satu cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari apartemen.
Setelah memesan mereka pun memulai pembicaraan.
"Li, lo kenal sama dokter Vian gak?"tanya Evan sembari menaruh cangkir berisi chamomile tea miliknya.
"Lo tau kan gue suka sama Retha?" tanyanya Evan lagi.
Dahlia mengangguk, "Apa hubungannya sama dokter Vian?"
"Gue ngerasa mereka ada hubungan yang gak biasa." jawab Evan yang membuat Dahlia tersedak teh yang sedang ia minum.
Dia menatap Evan sebentar kemudian tertawa, "Insting lo itu kayak anjing tau gak?"
"Sialan lo!"
Mereka berdua tertawa bersama, tapi dalam hati Dahlia merasakan gelisah yang luar biasa. Setelah mereka berdua menghabiskan minuman mereka, Evan mengantarkan Dahlia sampai depan apartemen.
"Gue balik ya, kapan-kapan kita ngafe bareng lagi ya!"
"Oke, see you."
Dahlia segera menaiki lift, begitu pintu lift tertutup senyum yang sejak tadi ia tahan kini tampak di wajahnya.
***
Setelah melakukan operasi yang cukup sulit dan memakan waktu berjam-jam, akhirnya kedua dokter itu keluar dari ruangan operasi. Wajah Retha dan Vian tampak sangat lelah. Bayangkan saja harus berdiri ditempat yang sama, harus menjaga kesadaran, dan menahan rasa lapar.
Setelah menjelaskan kondisi pasien pada kelurga pasien, akhirnya tugas mereka telah benar-benar selesai. Retha mengangkat kedua tangannya tapi malah ia kehilangan keseimbangan.
Untungnya ada dokter Vian, dengan cepat ia menangkap tubuh Retha.
"Dokter gak apa-apa?" tanya Vian sambil membantu Retha menegakkan badan
"S-saya gak apa-apa dok," gagap Retha
Vian mengambil sesuatu dari saku jubahnya dan memberikannya pada Retha.
"Ini. Pasti anda lapar kan?"
Vian memberikan sebatang cokelat yang sengaja ia simpan di saku jubah nya. Rencananya sih akan di makan setelah selesai operasi.
Kemudian Vian mengajak Retha untuk duduk sebentar.
Tanpa Retha duga, Vian berjongkok di hadapannya kemudian mengurut pergelangan kakinya pelan.
Debaran di dada rasanya sudah tidak bisa Retha tahan. Wajahnya memerah menahan malu. Tepat pada saat itu, terlihat Dahlia yang berlari menuju UGD.
"Ada apa Li lari-lari?" tanya Retha
"Ada pasien gawat darurat!" ujar Dahlia panik
Akhirnya Retha dan Dahlia berlari menuju ruangan UGD meninggalkan Vian seorang diri. Awalnya Vian bingung dengan tujuannya, tapi akhirnya ia memilih untuk mengikuti kemana Retha pergi.
Sesampainya Vian di ruangan UGD, ia dapat melihat pemandangan yang sibuk. Perawat yang berlarian dan dokter-dokter yang sibuk dengan pasien.
Tadi Vian sempat bertanya, ternyata terjadi kecelakaan lalu lintas dan semua korbannya dibawa ke rumah sakit ini. Tiba-tiba ada yang memegang pergelangan tangan Vian.
"Dok, tolong anak saya dok. Tiba-tiba saja dia kejang-kejang!" seru wanita paruh baya itu sambil berlinang air mata.
Tanpa berlama-lama Vian langsung berlari menghampiri pasien itu.
Namun sayang, setibanya di sana anak itu telah menghembuskan nafas terakhir. Tiba-tiba saja Vian merasa sesak dan segera berlari keluar UGD.
***
JANGAN LUPA LIKE AND COMMENT
Follow juga Instagram @jwriter00
Koala Kecil 🐨🐨🐨

KAMU SEDANG MEMBACA
B.I.L (Because I Love)
Teen FictionSejak insiden itu, Retha dipaksa menikah dengan Evan. Sementara itu ia memiliki perasaan romantis dengan orang lain yang juga satu profesi dengannya. Ketika Retha sudah membuat keputusannya, orang yang telah membuat hidupnya menderita kembali masuk...