3.

22 3 0
                                    

♥️HAPPY READING GUYS, ENJOY ♥️

Setelah Darwin membujuk Retha degan janji manisnya, Narendra serta keluarganya pun segera pamit dari tempat itu. Sesampainya di rumah, Narendra langsung masuk ke dalam kamar tanpa berkata apa-apa. Sandra hanya menatap suaminya sebentar dan mengantar Retha ke kamarnya.

Beberapa waktu kemudian, pintu kamar mereka terbuka dan terdapat Sandra melihat Narendra duduk di samping tempat tidur sambil menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Sandra sambil menyentuh sebelah bahu suaminya.

Tapi belum sampai tangan Sandra menyentuh bahu Narendra, ia pun segera menepisnya kasar. "Pergi, tinggalkan aku sendiri!"

Sandra terkejut akan bentakan Narendra. Jujur ini adalah bentakan suaminya yang pertama untuknya karena biasanya sikap Narendra tidak seperti ini. Bukannya segera pergi, Sandra malah memeluk tubuh Narenda.

"Cerita sama aku ada apa,?" kelembutan Sandra ini yang membuat Narendra jatuh cinta dengannya.

Awalnya Narendra sedikit enggan untuk cerita ke Sandra, takut istrinya akan melarang dan itu artinya ia harus mencari pekerjaan baru. Membuat lamaran pekerjaan dan panas-panasan di jalan, membayangkannya saja sudah membuat Narendra bergidik ngeri.

"Ya sudah kalau tidak mau, kalau siap cerita aku dengarkan." kata Sandra sambil tersenyum.

Kemudian wanita itu segera beranjak ke kamar mandi. Sementara Narendra masih duduk di samping tempat tidur dengan perasaan yang bimbang.

"Ah, baiklah! Demi keluarga. Ya benar,"

***

Siang hari saat Narendra sedang duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi, tiba-tiba saja ia kedatangan tamu. Siapa lagi kalau bukan Darwin, sebab Narendra tidak mengenal siapa pun di sini.

Darwin datang tidak seorang diri melainkan bersama anaknya, Evan. Melihat itu hati Narendra menjadi was-was. Takut kejadian seperti kemarin terulang lagi.

"Ren, Retha mana?" tanya Darwin dengan santai

"Dia sedang tidur."

Tanpa persetujuan pemilik rumah, Darwin masuk ke dalam rumah diikuti Evan. Narendra yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan temannya yang tidak berubah.

"Kamar Retha di atas kan?"

"Kamu mau apa?"

Darwin tersenyum sejenak lalu duduk di sofa, "Evan mau minta maaf bangunin Retha."

Narendra langsung memutar bola matanya malas. Ternyata tidak bertemu lama tidak mengubah sikap jelek Darwin. Saat kuliah dulu, Darwin memang terkenal akan sifat sombong dan tukang perintah.

Mau tidak mau Narendra akhirnya mengikuti kemauan Darwin. Ia segera menuju ke kamar Retha.

Secara perlahan, ia membuka pintu kamar putrinya. Sejenak ia melihat Retha yang sedang tertidur diatas kasur pink miliknya. Narendra pun segera duduk di samping tempat tidur, lalu mengusap lembut rambut putri kecilnya.

"Re... Retha sayang, bangun yuk. Ada om Darwin tuh."

Bukannya bangun, Retha hanya mengganti posisi tidurnya. Narendra menghela nafas kemudian berusaha membangunkan Retha lagi.

Akhirnya dengan susah payah, ia berhasil membangunkan Retha. Tapi berbeda dengan raut wajah miliknya, raut wajah anak perempuan itu terlihat di tekuk. Mungkin karena di paksa bangun.

Retha di gandeng Narendra menuruni tangga. Terlihat Darwin yang tersenyum di lantai bawah. Di sebelahnya ada Evan yang memasang muka cueknya.

"Nah Evan, Retha udah dateng." ucap Darwin sambil merangkulnya

Tanpa basa basi, Evan langsung mengulurkan tangannya cuek. "Maaf."

Retha hanya menatap uluran tangan Evan dengan wajah datar. Ia melihat ke arah Ayahnya seolah minta persetujuan yang langung dibalas anggukan oleh Narendra.

"Mana?" balas Retha mengulurkan tangan ke arah Darwin.

Evan yang mengerti langsung memberikan sebuah boneka beruang yang ukurannya sedikit lebih besar dari boneka miliknya.

"Evan bisa kalian bermain di tempat lain? Ayah ingin bicara sama om Narendra sebentar."

Evan langsung menggandeng tangan Retha dan naik ke lantai 2.

"Bagaimana sudah dipikirkan? Aku harap kamu gak ngecewain aku."

Narendra tau arah pembicaraan Darwin. Ia duduk di sofa di dekatnya dan mempersilahkan Darwin untuk duduk juga.

"Apa tidak bisa syaratnya di ganti?"

Darwin tertawa meremehkan, "Apa yang ingin di ganti?"

"Syarat no 1."

Wajah Darwin tiba-tiba berubah serius, "Jika tidak mau kamu bisa car-"

"Baiklah, oke aku terima!" seakan mengerti apa yang akan diucapkan Darwin, Narendra buru-buru menerima pekerjaan itu.

"Bagus. Untuk tugas pertama, singkirkan direktur Sejahtera grup. Jangan sampai dia menghalangi jalanku" ucap Darwin dengan santai.

"Tapi,"

"Tidak ada tapi-tapi. Kamu mau pekerjaan ini atau tidak?"

Yang benar saja, ini baru tugas pertama! Sepertinya Narendra harus menyiapkan mentalnya untuk melakukan tugas dari Darwin.

***

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTARNYA YA ♥️

INSTAGRAM : @jwriter00

Follow buat tau info updatenya

Koala Kecil 🐨🐨🐨

B.I.L (Because I Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang