Di dalam ruang kerja Darwin, pria itu menyalakan sebuah rokok dan menawarkan sebatang kepada Narendra. Namun ditolaknya rokok itu, kemudian Darwin berjalan kearah sebuah lemari dan mengambil sebuah map. Yang kemudian map itu ia lempar begitu ke atas meja dan menyuruh Narendra untuk membacanya.
Alis Narendra berkerut ketika membaca perjanjian itu. Disitu tertera sebuah persyaratan yang menurut Narendra tidak dapat ia penuhi.
"Win, kamu serius mau aku melakukan ini?"
"Semua tertulis jelas."
"Tapi ini-"
"Kalau tidak mau silahkan ca-"
Akhirnya dengan terpaksa Narendra menyetujui syarat itu. Walaupun menurutnya syarat itu sangat tidak masuk akal. Dalam surat itu tertulis, 'Akan melakukan apa pun termasuk menyingkirkan orang yang menhalangi jalannya'. Gila bukan?
Jadi maksudnya Narendra disuruh membunuh orang? Yang benar saja?! Tapi tidak ada jalan lain. Mencari pekerjaan di zaman sekarang sangatlah sulit. Mau tidak mau Narendra terpaksa menyetujuinya dan satu hal yang baru ia ketahui. Ternyata kepribadian Darwin tidak sebaik dengan apa yang ia kira selama ini.
Saat Narendra akan tanda tangan surat itu, suara jeritan pun menghentikannya dan ia segera melihat apa yang telah terjadi. Sementara Darwin terlihat mengumpat.
***
Kedua anak kecil yang memiliki perbedaan usia 1 tahun itu terlihat sedang sibuk dengan mainannya. Tapi, ada yang aneh dengan tatapan anak laki-laki itu.
Tanpa aba-aba, Evan langsung menghampiri anak perempuan dan langsung merebut boneka yang sedang dipegang oleh Retha.
Karena tidak ingin kehilangan boneka kesayangan miliknya, Retha dengan sekuat tenaga menahan tangan boneka itu agar tidak jatuh ke tangan Evan. Lagi pula, siapa yang ingin barang kesayangannya direbut paksa?
Akhirnya, kedua anak kecil tersebut saling berebutan boneka. Hingga tiba-tiba terdengar suara sobekan dan Evan pun jatuh terduduk di lantai dengan boneka yang hanya tinggal memiliki satu tangan saja.
Sementara, Retha memegang sepotong tangan dari boneka miliknya. Untuk beberapa saat Retha hanya bisa menatap sepotong tangan boneka itu dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan.
"HHHUUUAAA, IBU BONA BUNTUNG!"
Tangisan Retha tidak hanya membuat Liana dan Sandra terkejut, Darwin dan Narendra saja yang berada di dalam ruangan pun ikut keluar.
"Heh kamu, gak usah cengeng deh!"
"Evan, apa yang terjadi?"
Mendengar namanya dipanggil Evan pun langsung menoleh kearah Liana, Ibunya.
"Oh dia cengeng, Ma. Cuma gara-gara boneka rusak doang."
"Evan! Minta maaf sama Retha sekarang!"
Tiba-tiba Darwin angkat bicara, "Sudahlah Na, ini hanya pertengkaran anak-anak."
"Tap-" bantahan Liana terhenti akibat Darwin yang akan bernegoisasi dengan Retha.
"Retha, gimana kalau om beliin kamu boneka baru yang jauh lebih mahal dan besar?"
"..."
"Retha mau ya? Itu tanda maaf dari Evan."
Dalam keadaan masih berurai air mata
, akhirnya Retha menganggukkan kepalanya. Darwin pun tersenyum sambil membelai kepala Retha yang berada dalam gendongan Sandra.Sementara itu, Narendra hanya bisa terdiam mematung melihat peristiwa itu. Entah rasa lega, bersyukur, atau benci yang dirasakannya saat ini. Yang jelas hatinya seperti terbakar saat ini.
***
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA ...
Instagram : @jwriter00
Yang mau follow dipersilahkan😊
Koala Kecil 🐨🐨🐨
KAMU SEDANG MEMBACA
B.I.L (Because I Love)
Teen FictionSejak insiden itu, Retha dipaksa menikah dengan Evan. Sementara itu ia memiliki perasaan romantis dengan orang lain yang juga satu profesi dengannya. Ketika Retha sudah membuat keputusannya, orang yang telah membuat hidupnya menderita kembali masuk...