Cittt
Brakkk
Akibat rem mendadak mobil Retha sampai tertabrak oleh mobil di belakang. Sisi positifnya adalah Dahlia yang sedari tadi tersenyum akhirnya mendapat ke warasannya kembali.
"Woi Re, lo kenapa sih?" ujar Dahlia sambil memegangi dahinya yang membentur kaca dash board mobil
"Sori-sori gue gak sengaja."
Retha langsung turun dari mobilnya dan terlihat dari kaca spion ia membungkuk meminta maaf dan mengeluarkan ponsel.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Retha kembali dan mobil pun segera melaju.
Hening.
"Kaget ya denger omongan gue?" tanya Dahlia pelan
Retha segera menggeleng, "Gak kok. Gak heran Vian kan ganteng, ramah, sama tinggi. Cewe kurang belaian kayak lo mana mungkin gak suka?"
"Asem lo! "
"Hahaha," tawa Retha terdengar di seluruh isi mobil
Setelah itu suasana kembali hening. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Retha menunjukkan tawanya hanya di wajah saja sedangkan hatinya menangis. Sebenarnya ia tertawa hanya demi menutupi kesedihannya. Sesama sahabat menyukai satu orang yang sama? Itu adalah mimpi buruk!
Sesampainya mereka di apartemen Retha langsung masuk ke dalam kamar dan sesaat keluar lagi.
"Li, mau ke club gak?"
"Tumben, tapi gak deh makasih besok gue ada tugas pagi." cengir Dahlia
Setelah mendapat jawaban dari Dahlia Retha masuk kembali ke dalam kamar dan keluar kembali sambil membawa tas.
"Mau kemana lagi?"
"Club. Katanya gak mau ikut?"
"Tapi Re,-"
Blam
Pintu pun segera tertutup dan Dahlia langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi Evan. Sumpah demi apa pun Dahlia takut jika sesuatu terjadi pada sahabatnya karena Retha belum pernah minum.
Tapi sayang, Evan yang sedari tadi di hubungi oleh Dahlia tidak kunjung mengangkat telepon darinya. Saat hampir putus asa tiba-tiba telepon apartemennya berdering, buru-buru ia mengangkatnya.
"Halo, ini siapa?" tnya Dahlia cepat
"Evan, ini Dahlia ya? Retha mana gue mau ngomong."
"Nah itu dia. Lo nyuusulin Retha mending. Dia di club lagi minum. Gue takut dia kenapa-kenapa!" seru Dahlia panik.
Evan yang mendengar hal itu pun langsung berlari ke tempat parkir. Masa bodo dengan tatapan para karyawan yang heran melihat kelakuan bos mereka.
Hanya membutuhkan 5 menit bagi Evan untuk turun ke tempat parkir. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju klub malam yang didatangi oleh Retha.
Dentuman musik di klub malam membuat Evan menutup telinganya. Jika bukan datang untuk Retha, ia malas datang ke tempat ini. Selain tempat ini minim lampu, disini Evan hrus berteriak jika ingin bicara.
Mata Evan menyapu setiap tempat duduk yang ada dan menemukan Retha yang sedang minum seorang diri.
Dengan berjalan cepat ia pun menghampiri Retha yang sedang meneguk minumannya. Evan langsung menarik botol yang dipegang oleh sahabatnya.
"Ugh, balikin!" teriak Retha pada Evan
"Re, stop. Udah kita pulang, lo kan gak kuat minum."
Mendengar perkataan Evan membuat Retha tertawa terbahak-bahak.
"Lo kenapa sih, Re? Coba cerita sama gue."
Mendengar itu Retha yang sedang tertawa tiba-tiba menangis seperti anak kecil.
"Kenapa mesti Vian. Kenapa? Gue sebelumnya gak pernah suka dengan orang yang sama dengan sahabat gue!" racau Retha
DEG.
Hati Evan terasa sakit mendengar kata-kata itu keluar dari mulut gadis yang selama 10 tahun sudah mengikat hatinya. Ia tidak bisa berkata-kata, hatinya sangat sakit seperti ada ribuan belati menghunus jantungnya. Karena tidak dapat berbuat apa-apa, Evan hanya bisa menyaksikan gadis di sebelahnya mabuk hingga tidak sadarkan diri.
***
Thank you udah baca part ini sampai habis 🤗
Gimana posisi kalian jika jadi Evan?
Jangan lupa vote and comment ya
Koala Kecil 🐨🐨🐨

KAMU SEDANG MEMBACA
B.I.L (Because I Love)
Novela JuvenilSejak insiden itu, Retha dipaksa menikah dengan Evan. Sementara itu ia memiliki perasaan romantis dengan orang lain yang juga satu profesi dengannya. Ketika Retha sudah membuat keputusannya, orang yang telah membuat hidupnya menderita kembali masuk...