Di dalam ambulance, Retha terus menangis sambil terus menggenggam tangan Evan. Sementara itu, orang yang di khawatirkan hanya tersenyum sambil menahan rasa sakit di pinggangnya.
Tidak beberapa lama kemudian, ambulance itu berhenti dan para petugas mulai menurunkan tubuh Evan. Retha juga ikut menuruni ambulance dengan air mata yang sudah berderai di wajahnya. Sungguh demi apapun, ia takut sesuatu yang buruk akan menimpa sahabatnya itu.
Saking paniknya dengan kondisi Evan sampai Retha tidak menyadari kehadiran Vian. Laki-laki itu pura-purq terkejut melihat Evan yang terbaring dengan luka tembak di punggungnya. Saat ia melihat Retha ingin ikut masuk ke ruangan tindakan, buru-buru Viqn menahan tangannya.
"Jangan masuk, sebaiknya kamu tunggu disini. Biar aku yang tangani"
"Ta-"
Belum selesai Retha berbicara, Vian sudah lebih dulu masuk ke dalam.
Di depan ruangan Retha menangis sejadi-jadinya. Sungguh demi apapun ia takut kehilangan sahabatnya itu.
Sementara itu di dalam ruangan tindakan, Vian terdiam memandangi tubuh Evan yang kini sudah tidak sadar karena obat bius. Perasaan laki-laki itu sedang dilema, karena saat ini ia harus memilih antara mencelakai Evan atau menyelamatkannya.
Di satu sisi ia ingan perkataan Narendra kemarin, tapi jiwanya sebagai dokter memintanya agar menyelamatkan Evan sebagai pasiennya. Saat pikirannya sedang berkecamuk, tiba-tiba saja ia teringat akan Retha yang sedang menunggunya di depan ditambah seorang perawat yang ikut menyadarkannya untuk segera melakukan tindakan.
***
Pintu rungan tindakan kini terbuka menampilkan Vian yang sedang melepaskan maskernya. Retha yang tadinya sedang duduk menunggu di bangku tunggu, sontak berdiri ketika melihat Vian dan berlari kearahnya.
"Dokter, bagaimana keadaan Evan sekarang? Dia baik-baik sajakan?"
Tidak langsung menjawab, Vian menatap Retha beberapa saat. Ada rasa keterkecewaan di hati Vian melihat Retha yang sebeditu khawatirnya dengan Evan. Dan tanpa sadar Vian mengucapkan hal itu dengan nada kecewa.
"Kamu... sebegitu khawatirnya ya sama dia?"
Retha mengerutkan keningnya, "Maksud dokter?"
Vian berdehem ketika menyadari dirinya salah berucap dan buru-buru mempersilahkan Retha untuk masuk. Tapi baru ingin berbalik, tangannya langsung di tahan oleh Vian.
"Jangan membangunkannya, biarkan dia beristirahat."
***
Gimana part ini guys? Share pendapat kalian di kolom komen ^^
Salam hangat, Koala Kecil 🐨🐨🐨
KAMU SEDANG MEMBACA
B.I.L (Because I Love)
Fiksi RemajaSejak insiden itu, Retha dipaksa menikah dengan Evan. Sementara itu ia memiliki perasaan romantis dengan orang lain yang juga satu profesi dengannya. Ketika Retha sudah membuat keputusannya, orang yang telah membuat hidupnya menderita kembali masuk...