PROLOG

4.6K 137 4
                                    




=======

Seorang gadis berambut cokelat sepinggang dan mata abu-abunya yang menenangkan berjalan tergesa-gesa seraya menarik koper besar ditangan kanannya. Hari ini adalah, hari dimana gadis itu akan pindah dari apartemen lamanya, namun apa daya jika pagi tadi ia lupa akan rencana kepindahannya itu. Hingga inilah akibat dari lupanya gadis itu, ia terlambat naik kereta.

Gadis itu membuang napasnya kala telah tiba didepan petugas penjaga pintu masuk stasiun, gadis itu berharap kereta menuju kota Barcelona akan kembali dengan cepat, ia tidak ingin terlambat menuju apartemen barunya di kota itu.

Setelah melakukan beberapa pengecekan barang, gadis bernetra abu itu masuk ke area tunggu di stasiun tersebut. Ia mendudukkan dirinya diatas kursi tunggu, ia sedikit bernafas lega ketika mengetahui bahwa kereta menuju Barcelona selanjutnya tidak akan tiba terlalu lama.

"Huft, semoga keretanya tiba lebih cepat" gumamnya mewanti-wanti kedatangan kereta.

Suara bel kereta menggema ditelinga gadis itu, suara monitor pengumuman mengatakan kereta inilah yang akan menuju Barcelona. Dengan cepat gadis itu meraih kopernya, kemudian berjalan mendekati kumpulan orang-orang yang menunggu kedatangan kereta.

Setelah kereta benar-benar telah berhenti, ia segera masuk kedalam gerbong kereta itu. Gadis itu berjalan sembari celingak-celinguk mencari nomor kursinya. Setelah beberapa lama mencari akhirnya ia menemukan tempat duduknya.

"Permisi, apa anda bisa geser sedikit?. Ini tempat dudukku" ujar gadis itu kepada seorang pria yang sudah menempati tempat duduknya lebih dulu.

Pria itu menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan jendela kereta. Setelah itu, merasa sudah mendapatkan tempat duduk, gadis bersurai coklat itu langsung mendudukinya.

Gadis itu memukul keningnya saat menyadari bahwa ia belum meletakkan koper bawaannya ketempat yang benar. Betapa pelupanya gadis itu.

Gadis itu kembali berdiri seraya berusaha mengangkat kopernya yang terasa sangat berat." Yaaa, astaga. Maafkan aku" pekiknya saat koper yang ia angkat merosot mengenai pria asing itu.

Dengan penuh penyesalan gadis itu mengeluarkan tisu basah dari tas kecilnya dan mengusap kening pria itu yang sedikit mengeluarkan cairan merah, dengan penuh ketelatenan gadis itu membersihkan cairan kental yang tak sengaja telah membuat pria tidak bersalah itu terluka.

"Sekali lagi maafkan aku, tuan" ujarnya penuh penyesalan.

Pria itu tak menjawab, tangan besarnya meraih tangan gadis itu yang sedang mengobati lukanya, kemudian ia beranjak dari duduknya dan beralih pada koper gadis itu.

Pria itu mengangkat koper besar itu, lalu meletakkannya kedalam tempat yang tepat. Setelah selesai, pria berparas dingin itu kembali duduk ditempatnya.

"Gracias" kata gadis disampingnya seraya menatap pria itu.

Ishh, tidak menjawab dingin sekali. Lebih dingin dari gunung es- Batin gadis itu.

Tidak ada obrolan apapun selama perjalanan dikereta itu. Merasa cukup bosan gadis itu berpikir untuk membuat sebuah topik yang bisa ia gunakan mengobrol dengan pria disampingnya itu yang kini tengah memainkan ponselnya.

"Ekhemm, siapa namamu?" Tanya gadis itu yang masih diabaikan oleh si lelaki.

"Namaku Aura, salam kenal" ucap Aura dengan cengiran lebar di bibirnya.

Pria itu masih tak menjawab, ia hanya menatap sekilas Aura yang kini terus mengoceh tak jelas.

"Huft, apa aku boleh bercerita sedikit?" Tanya gadis itu lagi-lagi tetap tak digubris oleh pria itu.

"Baiklah, aku anggap itu artinya boleh. Hari ini aku akan pindah apartemen karena besok-aku akan masuk perguruan tinggi, tapi aku sedikit merasa khawatir. Aku tidak terbiasa tinggal dikota besar seperti Barcelona-terlebih lagi aku juga akan masuk universitas ternama..... Apa kau mau tahu aku berkuliah dimana?" Gadis itu bercerita.

Aura sedikit mencondongkan tubuhnya mendekati laki-laki itu."Leonardo Internasional University. Aku tidak menyangka-aku bisa masuk ke kampus elite seperti LIU..... Aku harap disana tidak akan ada murid yang mem-bullyku karena aku hanya mahasiswi biasa" lanjut Aura bercerita.

"Dan satu lagi, aku....."

"Cukup" potong pria itu menghentikan ucapan Aura.

"Vaya, todavía no he terminado de contar la historia"

(Kenapa, aku belum selesai bercerita)

"Keretanya sudah sampai" balas pria itu seraya bangkit dari duduknya, lalu melangkah keluar dari kereta.

======

Lean Paul Leonardo, pria berparas tinggi, gagah dan tampan itu berjalan dengan santai keluar dari pintu kereta. Pandangan yang senantiasa datar itu kini sedikit terlihat lebih hidup. Entah apa yang terjadi padanya.

"Franky, cari tahu informasi tentang gadis bernama Aura" ucapnya melalui monitor yang selalu ia kenakan ditelinganya setiap saat.

"Baik tuan" jawab Franky dari monitor.

"Satu lagi, awasi setiap gerak-gerik gadis itu dimana pun dia berada-dan selalu beri tahu padaku semua hal yang dia lakukan" titahnya lagi pada Franky.

"Kau milikku sekarang, sayang" gumamnya seraya mengulas senyum smirknya.

Lean menatap tisu basah bekas gadis itu, ia meremas tisu basah itu, lalu menyimpannya dalam saku celananya.











Continued

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang