Two

1.7K 67 3
                                    

======

22:30 pm. Barcelona.

Seorang pria bermata hazelnya duduk seraya menatap datar namun mematikan kepada tiga orang pria dan satu wanita yang duduk diatas lantai dengan kedua tangan yang diborgol, satu tangannya menyanggah dagunya penuh wibawa. Sorot mata bak pisau itu mengintimidasi orang-orang lemah dibawahnya. Memejamkan mata--ia mendengus, kilat kemarahan yang pria itu redam--kian terpampang nyata.

Ia menegakkan badannya hingga bersandar dikursi kebesarannya, kaki yang menyilang, tangan yang bersedekap dada--membuatnya begitu mempesona. Kembali pria berkemeja putih itu menatap penuh ancaman pada tiga orang pria dan wanita dibawah sana.

"Do you know what the consequences will be if you dare to deal with me?" Ucapnya dengan nada tenang, namun mampu membuat bulu kuduk orang-orang itu meremang.

"Tolong ampuni kami, tuan muda" ujar salah satu dari tiga pria yang duduk bersimpuh itu dengan suara yang bergetar.

Pria yang ia panggil tuan itu menoleh--menatapnya intens."Ampun kau bilang?" Ia terkekeh kecil."Penghianatan kalian tidak pantas untuk di-ampuni, orang-orang menjijikan seperti kalian berempat seharusnya. MATI" katanya dengan tatapan membunuh.

Kian gusar dan takut keempat orang itu kala mendengar ucapan dari pria yang terkenal memiliki sifat kejam dan bengisnya itu, mereka tak mau habis ditangan pria berkulit eksotis itu. Walau mereka tahu mereka tidak akan selamat dari amukan macan yang bersembunyi dibalik wajah tenangnya itu. Kalau-kalau mereka mati malam ini juga, mungkin pria kejam itu akan melempar tubuh mereka semua kedalam kandang buaya, lalu tewas dimakan hewan reptil yang bersemayam didalam air tersebut.

"Apa hukuman yang cocok untuk penghianat seperti kalian?" Kata pria itu seraya bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri keempat orang itu.

"Ditembak, dimutilasi atau dibakar hidup-hidup. Ah itu semua sudah biasa kulakukan-bagaimana jika, kurebus tubuh kotor kalian didalam air mendidih..... Ide yang bagus bukan?" Ungkap pria itu dengan senyum smirknya yang menakutkan.

"To-tolong jangan lakukan itu, tuan" kata satu-satunya wanita yang ada disana itu dengan suara bergetarnya, air mata memohon ampun--menetes dari sudut matanya, ia berharap hal itu bisa membuat pria keji itu luluh--kemudian melepaskannya.

Pria itu tertawa keras mendengar penuturan wanita tersebut, ia mencengkram kuat rambut wanita itu."Kau pikir dengan air mata palsumu itu-kau bisa membuatku melepaskanmu, begitu?" katanya datar. Semakin kuat pria itu menarik dan menjambak rambut panjang wanita itu hingga ia mengerang kesakitan. Dilepasnya cengkraman itu dari rambut wanita tersebut, kemudian ia mengelap tangannya ditembok.

"Menjijikkan" gumamnya.

"Franky" ia memanggil nama orang suruhannya itu cukup keras. Franky berjalan menuju pria itu, ia menunduk hormat kala berjumpa dengan netra pria itu. Franky menelan ludahnya kasar--ia sedikit merasakan hawa gelap yang pria itu keluarkan.

"Saya tuan" akhirnya Franky memberanikan diri untuk berucap.

"Didihkan mereka hingga tewas, setelahnya buang para penghianat ini kedalam laut." Titahnya mutlak yang tak bisa dibantah oleh siapapun itu--akhirnya lolos dari bibir seksinya.

Franky mengangguk."Perintah saya laksanakan, tuan" ucapnya, kemudian memanggil beberapa bodyguard yang berjaga diluar untuk ikut menyeret keempat orang itu ketempat eksekusi.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang