Seventeen

525 14 0
                                    




======

22:30 pm, Barcelona.

Seorang gadis berkacamata dan rambut panjang hitam yang ia biarkan tergerai mencengkeram sebuah pistol tangan, lama ia menunduk dan tak mengeluarkan suara hingga membuat seorang pria paruh baya yang duduk dihadapannya itu bedesis. Kaki pria itu menendang kuat kursi kayu yang gadis itu duduki membuatnya tersungkur dan menjatuhkan pistolnya diatas lantai. Mata sayunya menatap nanar pada pria paruh baya yang kini jongkok tepat didepannya---ia menelan salivanya susah payah, detak jantungnya berdebar kencang, bulu kuduknya meremang, wajah cantiknya memancarkan ketakutan.

Pria paruh baya itu tersenyum miring, ia mencengkram dagu gadis malang itu."Aku memungutmu untuk 'membunuhnya' bukan untuk jatuh cinta pada bocah sialan itu. Jika kau masih ingin hidup, bunuh dia lalu bawa jasadnya padaku" Katanya dengan suara yang meninggi.

Gadis itu meneteskan air matanya, ia takut sungguh takut. Ia berusaha mundur menjauh dari jangkauan pria tua itu namun, hal tersebut membuat pria itu semakin mencengkram dagunya kuat. Gadis itu meringis, badannya bergetar hebat."Tolong ampuni aku, aku akan melaksanakan perintahmu. Kumohon lepaskan aku?" Mohonnya.

"Bunuh dia, jika kau berhasil aku akan mengampuni-mu. Mengerti" Balas pria itu seraya melepaskan cengkramannya.

Gadis itu mengangguk pasrah, sejujurnya ia tak ingin melakukan hal keji itu, ia tak sanggup membunuh seseorang yang ia sukai---tapi apa yang bisa ia lakukan?. Jika diingat, ia hanyalah seorang gadis yang dipungut oleh pria tua itu lalu pria itulah yang memberikannya kehidupan yang bisa dibilang layak tapi juga tidak. Pria itu memungutnya dari sampah bukan tanpa alasan. Pria yang sudah ia anggap tuan itu membawanya ke kehidupannya yang sekarang hanya untuk menghabisi seseorang yang sialnya, orang itu telah membuatnya jatuh cinta tanpa alasan.

Pria paruh baya itu bangkit kemudian, menatap malas pada anak pungutnya itu. Ia meraih pistol yang tadi terjatuh lalu, mengarahkannya tepat dikepala gadis itu."Pistol ini akan langsung membunuhmu jika kau gagal menghabisinya. Aku tidak mau misi ini gagal hanya karena KAU menyukai anak itu, sekali lagi aku mendapatimu membantunya...... Aku tidak segan membunuhmu saat itu juga. Pergilah, jangan membuatku kecewa untuk yang kedua kalinya....." Pria itu menjeda ucapannya, ia menarik kacamata yang gadis itu pakai lalu, melemparnya hingga pecah.

"Jangan berani menentangku, jika kau tak ingin berakhir seperti benda itu" Ucapnya seraya menatap kacamata gadis itu yang telah hancur.

Pria itu kemudian berjalan keluar ruangan yang menyisakan gadis malang itu. Sang gadis hanya bisa mengigit bibir bawahnya meratapi nasibnya yang sejak lahir tak pernah beruntung, sekarang ia harus melakukan sesuatu agar bisa menyelamatkan orang yang ia cintai dan menyelamatkan dirinya sendiri. Ia bangkit dan berjalan menuju kamar miliknya yang ada dirumah pria tua tersebut, ia duduk dengan air mata yang masih membanjiri wajahnya, ia menatap kacamata yang sempat ia ambil dan hancur itu dengan sedih. Gadis itu menghela nafas panjang lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menutup matanya.

======

11:00 am, Moroko.

Aura, duduk didepan televisi besar yang ada di mansion Jade, gadis itu duduk tanpa menonton acara TV tersebut ia hanya duduk diam menunggu Jade yang katanya akan mengajaknya pergi kesuatu tempat. Entah kemana itu?. Aura bersandar pada kepala sofa, ia mulai jenuh menunggu kedatangan Jade---pria itu bilang hanya ingin mengambil sesuatu lalu segera kembali. Tapi, Aura yang menunggunya dari beberapa menit yang lalu tak kunjung mendapati kedatangan Jade.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang