FALLING Into DARK Love [END]

Fourteen

======

20:00 pm.

Aura menatap pantulan dirinya dari dalam cermin besar, ia mengerutkan keningnya seraya merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, Aura mengambil pelembab bibir lalu mengoleskannya perlahan pada permukaan bibir kecilnya, ia tersenyum kala dirasanya puas dengan hasil karya yang ia buat di bibir itu.

Beberapa waktu lalu Lean mengajaknya pergi kesuatu tempat yang Aura sendiri tidak diberitahukan kemana pria itu akan membawanya, sudah berkali-kali Aura menolak ajakannya namun---Lean tetap memaksanya untuk ikut hingga pada akhirnya Aura hanya bisa menerima ajakan pria itu dengan berat hati. Kini Aura sudah siap dengan gaun berwarna biru tua dengan manik-manik kecil yang menghiasi gaun indah tersebut, Lean---pria itulah yang menyuruhnya mengenakan dress pesta yang sederhana namun elegan tersebut untuknya.

Perhatian Aura teralihkan kala suara pintu kamar yang terbuka oleh Lean, Aura memutar tubuhnya hingga netranya bertemu dengan tatapan sedalam lautan milik Lean, Aura yang menyadari apa tujuan pria itu datang kemari dengan cepat berjalan kearahnya. Langkah Aura terhenti saat Lean menahan lengannya ketika ia berjalan melewati pria tersebut.

"Apa...?" Singkat Aura tanpa ekspresi. Lean tersenyum tipis---ia menarik lengan Aura lebih dekat dengannya, pria itu menyelipkan anak rambut Aura yang berantakan setelahnya Lean mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam saku celananya.

Ia membawa jemari lentik Aura dalam genggamannya---sebuah cincin ia selipkan pada jari manis gadis itu, Lean tersenyum lalu mengecup singkat punggung tangan Aura. Sedangkan Aura tetap diam tanpa ingin memberontak padahal ia tak suka jika Lean memberinya cincin dan mencium tangannya tanpa izin, gadis itu menarik paksa tangannya dari genggaman Lean. Pria itu menatap tak suka pada Aura namun, segera Lean menormalkan tatapannya pada gadis itu.

"Kita berangkat sekarang!" Ajak Lean seraya menarik tangan Aura untuk mengikutinya. Aura pun menurut dan melangkah meninggalkan mansion milik pria itu.

======

Dimansion utama Leonardo, Sofie dengan senyuman ramahnya menyambut kedatangan para tamu undangan yang hadir dalam acara penyambutan sang suami, wanita itu tak sabar menantikan kehadiran putra-putranya yang amat ia tunggu kehadirannya. Sofie berharap kedua putranya itu bisa datang dan berkumpul setelah waktu yang cukup lama, perhatian wanita itu sedikit terganggu kala sebuah tangan kokoh melingkar dengan posesif di pinggangnya, ia menoleh kesamping dan mendapati sang suami tengah tersenyum manis kearahnya.

"Terimakasih telah membuat acara penyambutan yang indah ini untukku, dear" ujar suaminya dengan tulus. Sofie tersenyum menanggapi ucapan sang suami---ia bersyukur acara sederhana yang ia buat bisa membuat pria itu senang."Apapun untukmu, Ello".

Ello adalah nama panggilan Sofie untuk sang suami yang amat ia cintai itu, pria bernetra hazel mirip dengan milik putra pertamanya itu mengecup puncak kepala Sofie sayang---hati kecilnya teramat bahagia kala ia kembali bersama wanita itu setelah sekian lama berpisah jarak dan waktu, Ello---menggenggam lembut jemari istrinya ia tatap wajah cantik alami yang dimiliki wanita itu dalam.

"Tuan nyonya, maaf mengganggu! Tuan muda Jade sudah tiba" Lapor salah satu penjaga pada kedua pasutri tersebut. Sofie dengan senyum diwajahnya menarik antusias lengan sang suami untuk bertemu dengan putra bungsunya.

"JADE!!"

Sofie---memeluk Jade dengan erat melepas rindu yang lama ia simpan, bagaimana tidak rindu jika anak bungsunya itu tiba-tiba pergi dari mansion dan jarang menemuinya lagi seperti biasanya. Jade membalas pelukan sang ibu hangat, tadinya Jade tak ingin datang ke acara tidak berguna seperti ini namun, karena permohonan ibunya mau tidak mau pria itu akhirnya datang, walau dengan setengah hati.