Twenty one

658 17 0
                                    




======

Lean---menyesap rokoknya sembari memperhatikan tangan kanannya yaitu, Franky yang sedang memberitahunya dalang dari penyerangan yang terjadi padanya beberapa hari yang lalu, dimana hal itu menimbulkan kecurigaannya pada musuhnya didunia bawah. Tepat, dugaannya sosok dari pengganggu ketenangannya adalah salah satu musuhnya dari dunia mafia, orang yang memang sudah menjadi musuhnya sejak lama.

Lean membuang puntung rokoknya kedalam tong sampah yang ada diruang pribadinya, Frangky sudah meninggalkan tempatnya beberapa detik yang lalu menyisakan dirinya sendiri yang duduk dikursi kebesarannya dengan sorotnya yang kian tajam. Lean mendengus, lalu bangkit dan berjalan keluar ruangan dengan kedua tangan yang ia masukan ke saku celananya.

Pria bernetra hazel itu memasuki kamarnya dan gadis kesayangannya, ia perlahan mendekati Aura yang duduk disofa sembari membaca buku, gadis itu terlalu asik dengan kegiatannya sekarang hingga tak menyadari kehadiran Lean. Tangan kekar pria itu secara perlahan mengusap pipi chubby Aura sehingga membuat sang empu terusik, Aura mengedip pelan---matanya terkunci saat beradu dengan tajamnya netra yang dimiliki pria itu.

"What?" Tanya Aura malas meladeni pria itu. Lean tersenyum tipis, kemudian ia mengambil paksa buku yang ada ditangan Aura dan meletakkan buku tersebut diatas meja.

Aura melihat hal itu hanya memutar bola matanya, ia sudah terbiasa dengan kejadian semacam ini, bahkan lebih pun pernah. Dengan malas Aura berdiri hendak pergi keatas ranjang empuknya namun, belum sempat ia berjalan lengannya sudah dicekal oleh Lean hingga membuatnya terhuyung dan jatuh diatas pangkuan pria itu.

Lean mendekap Aura dengan erat, ia menghirup aroma khas dari gadis itu, tanpa segan Lean mengecup leher jenjang Aura yang terekspose. Aura berusaha menghentikan aksi pria itu, namun hal itu seakan tak membuat Lean menyudahi kegiatannya---pria itu semakin tak terkendali, Lean mengecup seluruh bagian terbuka lehernya, bahkan pria itu pun memberikan tanda kepemilikan disana.

Aura semakin tak nyaman dengan keadaan saat ini, ia memukul dada Lean kencang namun, lagi-lagi pria itu tak bergeming ia justru menyeringai."I want you, sweetie" bisik Lean.

Aura dibuat merinding dengan nada suara pria itu yang terdengar sangat sensual. Aura kembali memukul dada Lean, hingga mencubit lengan pria itu kuat-kuat agar Lean mau melepaskannya."Lepas...!" Pekiknya.

"No way, sweetie. Tonight you have to be mine" Lean mencium bibir Aura tiba-tiba, melumatnya lembut.

Aura tak tinggal diam saat pria itu mulai mencumbunya, gadis itu menjambak rambut hitam Lean dengan kekuatan penuh. Lean yang merasakan sakit yang luar biasa diarea kepalanya, mendongak menatap dingin Aura yang sedang menatapnya tajam. "Kenapa kau menjambakku, sweetie?" Tanyanya memelas seraya menarik tangan Aura dari rambutnya.

"Konyol, kau pura-pura bodoh atau apa, huh. Lepaskan aku!" Aura berkata dengan suara yang cukup keras."Sampai kapanpun aku tidak akan mau menjadi milikmu" Lanjutnya lagi.

Aura yang sudah bisa bebas dari kungkungan Lean pun beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum tidur. Sedangkan Lean, pria itu mengulas senyum miringnya seraya menatap kepergian gadis itu.

"You are completely mine, sweetie. Meski kau menolaknya" Gumamnya.


======

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang