======
Sudah terhitung tiga hari sejak dirinya sadarkan diri dan kini Aura dinyatakan sembuh sepenuhnya, tubuhnya sudah sangat baik dari hari ke hari dan hubungannya dengan Jade yang merawatnya pun menjadi semakin akrab. Aura banyak menghabiskan waktu bersama pria yang mengaku sebagai suaminya itu seperti saat ini. Keduanya tengah asik duduk beralaskan tikar di halaman belakang mansion yang langsung menghadap lautan, Aura sibuk mengunyah sosis bakarnya sedangkan Jade sibuk membelai surai coklat miliknya.
Aura sangat menikmati keindahan yang tersaji dihadapannya sekarang, rasanya malam ini kian sempurna ditemani berbagai makanan dan cemilan yang tersedia beserta suasana hangat yang menyelimutinya. Jade yang sedari tadi memandang Aura terus menyunggingkan senyum hangatnya, tak sedetikpun pria itu melepaskan dekapannya dari gadisnya itu, setelah sekian penantiannya hari ini akhirnya Jade bisa menikmati kebersamaannya dengan Aura tanpa ada gangguan dari siapapun. Jade tak henti-hentinya membelai rambut panjang gadis itu, sesekali mulutnya terbuka menerima suapan dari tangan mungil Aura.
"Apa kau senang?" Tanya Jade memecah keheningan. Aura menatap Jade cukup lama kemudian, ia tersenyum lebar."Tentu saja. Terima kasih sudah menyempatkan waktumu untuk menemaniku, Jade" Balasnya.
Jade tersenyum simpul."Anything for you, honey" Katanya seraya mengecup puncak kepala Aura lembut.
"Apa kau menginginkan sesuatu lagi setelah ini?" Jade kembali bertanya, kini posisi mereka saling berhadapan.
Aura menghentikan aktivitas makannya, napasnya terasa tercekat kala wajahnya dengan pria itu terlalu dekat---mungkin secenti lagi kening mereka akan menempel. Aura menggeleng menjawab pertanyaan yang tadi Jade lontarkan untuknya, dengan cepat ia memalingkan wajahnya tak ingin melihat manik gelap pria itu. Sebelum Aura benar-benar menoleh, dagunya lebih dulu ditarik oleh Jade agar tetap menatapnya. Gadis itu menelan ludahnya susah payah, napasnya kian memburu beriringan dengan Jade yang semakin mendekatkan wajahnya.
"Jade. Ka--kau mau ap--apa?" Gugup Aura menahan napasnya kala merasakan hembusan hangat yang menyapu wajahnya.
Jade menyeringai."I want you. Only you" Gumamnya dengan suara yang terdengar berat.
Cup
Satu kecupan mendarat dibibir gadis itu. Aura mematung, jantungnya berdetak cepat, rasanya ia ingin menangis---Aura merasakan sesak saat Jade mencuri ciumannya. Ada apa dengan dirinya?. Dengan dorongan kuat, Aura berhasil menjauhkan dirinya dari pria itu, ia masih tak percaya dengan reaksi tubuhnya yang kini mulai bergetar hebat. Tanpa kehendaknya buliran bening keluar dari pelupuk mata gadis itu. Sungguh kali ini Aura merasa bersalah entah pada siapa, tetapi ia tak rela jika Jade menciumnya. Rasanya Aura seperti telah mengkhianati seseorang.
Menyadari Aura yang tengah menangis---Jade lalu mendekapnya dengan erat, mengusap punggung gadis itu sembari terus menggumamkan kalimat menenangkan.
"Shhh, maaf jika tindakanku membuatmu takut. Maafkan aku." Mohon pria itu tulus. Sejujurnya Jade sangat terkejut dengan reaksi gadis itu yang membuatnya merasa bersalah, ia pikir Aura tak akan seperti saat ini jika ia menciumnya, tapi reaksi takut yang ditunjukkan gadis itu membuatnya gusar.
Cukup lama mereka dalam posisi berpelukan hingga Jade merasakan tubuh Aura yang semula bergetar hebat kini mulai tenang, tangisnya pun tak lagi terdengar. Jade mengendurkan pelukannya, ia mengusap bekas air mata yang ada di pipi Aura lembut, ia tersenyum menatap gadis itu yang masih tak bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING Into DARK Love [END]
Teen FictionAura Salvatore mengira kepindahannya dari apartemen lamanya membuat gadis Spanyol itu bisa menjalani hari-harinya dengan mulus. Namun kenyataannya, ia kini harus berurusan dengan mafia kejam bernama Lean Paul Leonardo, yang terkenal akan kekejamanny...