======
Aura duduk bersandar pada kepala ranjang dengan Jade yang sibuk menyuapinya. Pagi ini---Aura sudah cukup membaik, tubuhnya yang semula sakit dan sulit digerakkan berangsur-angsur pulih, suasana sarapan di dalam kamar tenang tanpa ada satupun dari Aura atau Jade yang mengeluarkan suara---mereka sama-sama diam dalam lamunan masing-masing. Sampai kegiatan sarapan berakhir, Aura masih tidak mengeluarkan suaranya dan hal tersebut nampaknya membuat Jade sedikit tak senang. Dengan otaknya Jade berpikir cara agar ia bisa mendekatkan dirinya dengan gadis itu, sepucuk ide pun terbersit dalam benaknya.
"Aura?" Panggil pria itu. Aura menoleh tanpa menjawab panggilannya, Jade---menarik napas."Apa kau mau jalan-jalan? Kurasa hal itu bagus untuk membantu tubuhmu supaya cepat pulih" Usulnya.
Aura tak langsung menjawab, gadis itu sedikit berpikir akan ajakan baik pria itu. Kemudian, ia mengambil napas, Aura mengangguk pelan, ia tak tahu kenapa tetapi---hatinya terasa amat kosong. Seperti Aura kehilangan sesuatu yang berharga dalam dirinya. Tapi entah apa itu, ia bingung?.
Tak selang lama akhirnya Jade menuntun Aura keluar kamar. Diluar, banyak para maid dan penjaga yang berlalu-lalang sibuk mengerjakan tugas mereka, Aura hanya diam sembari menatap kagum bangunan mansion yang di dominasi warna hitam dan coklat muda itu, dalam hatinya gadis itu berdecak mengagumi keindahan bangunan yang terlihat klasik namun tak menutupi kesan modernnya. Tak terasa keduanya sudah tiba diluar mansion, Aura membulatkan matanya melihat pemandangan gunung tinggi dan pohon-pohon rindang nan teduh menyapa penglihatannya.
"Indahnya..." Kagum Aura.
Jade tersenyum seraya memeluk pinggang gadis itu posesif."Ada yang lebih indah dari ini, honey" Ucapnya.
"Apa itu?"
Jade menarik Aura supaya menghadap dirinya, pria itu menarik Aura dalam dekapannya, mengusap lembut pipi Aura yang tembem."Yourself" Ungkapnya penuh rayu.
Aura memalingkan wajahnya, maniknya menatap gugup pemandangan yang ada didepannya. Jade yang melihat tingkah gadis itu tersenyum menggoda, penuh arti. Tiba-tiba saja Jade mengangkat tubuh gadis itu dan membopongnya ala bridal style menuju spot favoritnya yang ada di mansion ini. Sedangkan Aura, tak bisa menyembunyikan rasa malunya, ia menyembunyikan wajahnya dalam-dalam pada dada bidang pria itu, tak ingin melihat orang-orang disekitar yang menatap mereka iri. Jade dengan perlahan menurunkan Aura diatas sebuah kursi kayu panjang, kemudian ia turut mendudukkan dirinya di samping gadis itu.
"Apa ini..... Laut?" Aura bergumam tak percaya, kali ini gadis itu dibuat lebih terkesima dengan pemandangan dihadapannya. Selain gunung tinggi, ditempat ini juga dikelilingi air laut. Tunggu, laut? Apa dia berada disebuah pulau?.
Aura menatap Jade intens."Kau tinggal di pulau?" Tanyanya.
"Iya. Tempat ini adalah, tempatku menyendiri jika aku mempunyai masalah. Tidak ada yang mengetahui keberadaan tempat ini, kecuali diriku dan beberapa orang kepercayaanku...... Dan dirimu tentunya" Jade berujar santai seraya memainkan rambut Aura yang tebal dan panjang.
Aura hanya mengangguk mengerti, ia menghirup udara segar yang sangat menenangkan. Sejenak pikirannya yang tadinya tak karuan kian membaik digantikan ketenangan yang menjalar di seluruh aliran darahnya. Aura menatap Jade yang kini berjalan mendekati seorang pria berpakaian layaknya tukang kebun yang membawa kelapa muda ditangannya. Jade menerima kelapa tersebut lalu, kembali menuju tempat duduknya. Jade memberikan kelapa itu pada Aura, tanpa pikir panjang---Aura yang tergiur dengan segarnya air kelapa di cuaca panas ini pun menerima buah segar itu untuk diminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING Into DARK Love [END]
Teen FictionAura Salvatore mengira kepindahannya dari apartemen lamanya membuat gadis Spanyol itu bisa menjalani hari-harinya dengan mulus. Namun kenyataannya, ia kini harus berurusan dengan mafia kejam bernama Lean Paul Leonardo, yang terkenal akan kekejamanny...