======
Aura mengucek matanya, perlahan kelopak mata gadis itu terbuka--mengerjapkan matanya berulang-ulang menetralkan cahaya samar yang masuk ke dalam netra abunya. Aura bangkit dari tidurnya, terduduk diatas ranjang ia mengedarkan pandangannya. Keningnya mengerut, ini bukan kamarnya!!, gadis itu semakin dibuat bingung--pasalnya kamar yang saat ini ia tempati teramat mewah. Kamar bercorak modern klasik dengan lukisan-lukisan yang terlihat mahal menghiasi dinding dinding kamar. Tak hanya itu, terdapat beberapa koleksi jam tangan mewah yang berjajar rapi diatas nakas.
Aura mencoba mengingat-ingat dimana ia terakhir kali berada dan dengan siapa, gadis itu sedikit memundurkan dirinya hingga bersandar pada kepala ranjang. Ia ingat--Lean. Pria itulah yang terakhir kali bersamanya kemarin, lalu dimana dia sekarang?. Pikiran negatif menggelayuti otaknya, gadis itu pikir--mungkin pria itu telah menculiknya sekarang. Ya, itulah hal yang pertama kali terlintas di benaknya, jika benar ia diculik-maka Aura harus segera melarikan diri saat ini juga.
Aura turun dari ranjang dengan tergesa-gesa, ia sedikit berlari kecil menuju pintu kamar yang bercat hitam dengan ornamen klasik yang tercetak indah pada benda kotak terbuat dari kayu itu. Diraihnya kenop pintu tersebut, belum sempat Aura memutarnya--pintu besar itu lebih dulu terbuka dari luar, entah siapa yang membukanya. Aura memundurkan tubuhnya beberapa langkah ketika pintu itu mulai terbuka, ia melotot terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini.
Lean berdiri diambang pintu seraya menatap gadisnya yang kini membulatkan matanya lebar-lebar, sungguh lucu!!. Pria itu masih tetap memandanginya enggan berbicara apapun, saat ini Lean hanya ingin menikmati wajah terkejut gadis yang telah membuatnya hampir gila itu. Aura gugup setengah mati saat mata polosnya mendapat sebuah kejutan tak terduga. Bagaimana tidak terkejut kala dia mendapati tubuh kekar dan sixpack seorang pria terpampang nyata dihadapannya saat ini.
"Le-Lean, ka-kau yang membawaku ketempat in-ini?" Susah payah Aura menanyakan hal itu, ia malu mendapatkan pemandangan seperti ini dipagi hari. Pipinya merah padam--Aura menggigit bibir bawahnya saat netra hazel Lean menatapnya intens.
"Bersihkan dirimu, setelah itu temui aku dibawah" titah Lean kemudian, berbalik hendak meninggalkan Aura. Namun, sebelum ia beranjak satu langkah ia kembali menoleh kala mendengar ucapan yang gadis itu lontarkan untuknya.
"Aku mau pulang" cicit Aura seraya menatap wajah datar pria itu."Kau akan pulang nanti, sekarang kerjakan perintahku. Cepat mandi dan turunlah untuk sarapan" balas Lean.
"Tapi Lean...."
"Aura, sekali lagi kau membantah-akanku robek mulutmu. Pergi, aku tidak suka menunggu" kata Lean dengan suara dinginnya yang mampu membuat seluruh bulu kuduk Aura meremang. Gadis itu menelan ludahnya kasar, ia berbalik kembali memasuki kamar tersebut. Ia ngeri dengan ancaman pria itu.
Sedangkan Lean yang masih berdiri seraya menatap kepergian gadis itu mengulas senyum miringnya. Jika mengancammu seperti tadi bisa membuatmu menurutiku--aku akan melakukannya setiap hari.. pikir Lean. Kemudian, ia beranjak menuju ruang makan.
======
Sedangkan diruang makan saat ini Lean menunggu kehadiran gadisnya dengan tak sabar, sudah lebih dari 30 menit ia menunggu namun, Aura tak kunjung datang. Jangan sampai gadis itu melarikan diri, karena itu tidak akan mungkin. Lean jamin itu. Berkali-kali pria bernetra hazel mendengus menunggu Aura datang. Tak berselang lama orang yang Lean tunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Pria itu menatap Aura yang berjalan pelan kearahnya dengan tatapan datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING Into DARK Love [END]
Teen FictionAura Salvatore mengira kepindahannya dari apartemen lamanya membuat gadis Spanyol itu bisa menjalani hari-harinya dengan mulus. Namun kenyataannya, ia kini harus berurusan dengan mafia kejam bernama Lean Paul Leonardo, yang terkenal akan kekejamanny...