======
LIU, Barcelona.
Duduk sepasang manusia berbeda jenis dibangku taman--duduk saling berhadapan dengan ditemani semilir angin disiang hari yang panas ini. Setelah bertemu dengan Aura untuk yang kedua kalinya, Lean memutuskan untuk mengajak gadis itu berbincang di taman belakang kampus, Aura yang berhutang budi pada Lean karena telah menolongnya ketika ia terkunci diruangan gelap itu, memutuskan untuk menerima ajakan pria itu dengan senang hati.
Aura pikir perbincangannya dengan pria bernetra hazel itu akan berjalan tak lama namun, pikirannya salah total. Lean tidak membiarkannya pergi dari hadapan pria itu--tentunya dengan berbagai alasan yang tidak bisa Aura bantah, gadis itu cukup kesal terhadap sikap Lean yang pemaksa, ia dan pria berwajah dingin itu sudah duduk di taman setidaknya lebih dari 2 jam. Dan lagi, kini Aura sudah melewatkan kelasnya. Aura berdecak, ia menatap pria dihadapannya itu datar--menghembuskan napas panjangnya.
"Sampai kapan kita tetap disini?. Kau sudah membuatku melewatkan kelasku, aku tidak bisa terlalu lama disini. Aku harus pergi" dumel Aura seraya bangkit dari tempat duduknya hendak pergi."Kau akan meninggalkanku, begitu?" Tukas Lean dengan tatapan datarnya, ditatapnya gadis itu lekat-lekat. Aura kembali menghembuskan nafas kasar.
"Jadi ini balasanmu untukku yang telah menolongmu, hm" kata Lean dengan tatapan mengintrogasi."Bukan begitu maksudku, lagipula aku sudah berterima kasih padamu-lalu apa lagi yang kau mau?" Balas Aura mulai malas dengan Lean.
"Kau...."
Aura mengernyit."Aku?".
"Hm, kau-aku hanya mau dirimu tidak lebih".
Lean berdiri, pria itu mendekati Aura yang berdiri dihadapannya--digenggamnya lengan gadis itu, Aura sedikit tersentak akan perbuatan Lean. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya. Lean menarik tangan Aura yang berada dalam genggamannya, ia membawa gadis itu meninggalkan taman. Aura bingung mau dibawa kemana dia."Kau mau membawaku kemana?" Tanyanya yang tak ditanggapi oleh pria itu. Lean terus saja berjalan dengan Aura yang terus mendumel dibelakangnya.
Tibalah mereka didepan mobil Ferrari berwarna hitam yang terkesan mewah, Lean membuka pintu penumpang ia menyuruh Aura untuk masuk kedalam mobil namun, Aura tetap diam ditempatnya. Lean menarik tangan gadis itu agar masuk kedalam mobil, Aura memekik kala Lean mendorongnya masuk dengan paksa kedalam mobil."Hei, astaga. Apa yang kau lakukan?. Katakan padaku dulu, mau kau bawa kemana aku?" Aura berujar dari dalam mobil. Lean tak memperdulikan setiap pertanyaan yang dilontarkan gadis itu, ia segera menutup pintu mobil--lalu berjalan menuju kursi kemudi.
"Pakai seatbeltmu" titah Lean yang kini sudah duduk dikursi kemudi. Aura menurut, ia memakai seatbeltnya dengan benar walaupun isi pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan yang belum dijawab satupun oleh Lean."Good girl" puji Lean, kemudian tancap gas meninggalkan gedung kampus itu.
Selama perjalanan yang menyita waktu cukup lama itu--tidak ada obrolan yang keluar dari mulut Lean maupun Aura. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing. Berbeda dengan Aura yang merutuki dirinya karena telah melewatkan kelasnya, Lean justru menggunakan kesempatan kebersamaan mereka itu dengan terus mencuri-curi pandang pada gadis yang membuatnya hampir gila itu. Sekilas senyuman terukir dari bibir pria itu. Ia kini sudah satu langkah lebih dulu dari Jade--yang berusaha merebut miliknya. Akan Lean pastikan pria yang tak lain adalah adiknya itu, tidak akan pernah berhasil menyentuh gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING Into DARK Love [END]
Teen FictionAura Salvatore mengira kepindahannya dari apartemen lamanya membuat gadis Spanyol itu bisa menjalani hari-harinya dengan mulus. Namun kenyataannya, ia kini harus berurusan dengan mafia kejam bernama Lean Paul Leonardo, yang terkenal akan kekejamanny...