Nineteen

629 17 0
                                    





======

Lean---pria itu duduk disebuah sofa dengan mata menyipit namun tetap dengan tatapan dinginnya, ia menatap sosok gadis cantik yang sedang tak sadarkan diri diatas ranjangnya, pandangannya kini tertuju pada salah satu tangan gadis itu yang terikat dengan tali yang menyambung ke kepala ranjang. Lean tersenyum miring kala mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu tepatnya, ketika ia berhasil membawa gadisnya  kembali kedalam genggamannya dan ia juga berhasil membuat adik sialannya itu tak sadar jika ia sudah membawa Aura bersamanya.

Lean telah menyusun banyak rencana agar saat ia mengambil kembali miliknya, sang adik itu bisa ia bereskan dengan mudah. Salah satu rencananya, nampaknya berjalan dengan mulus---saat Lean berhadapan dengan Jade waktu itu, Lean telah memerintahkan kepada para bodyguardnya untuk membuat perhatian saudaranya itu terkecoh dan Lean bisa dengan mudah mengambil Aura tanpa gangguan dari Jade.

Dan, untuk pria yang tertembak saat kejadian itu, tentunya bukanlah Jade melainkan orang lain tetapi penampilannya hampir menyerupai Jade. Lean juga sangat senang ketika, Aura yang melihat kejadian itu sampai pingsan akibat terkejut dan ketakutan. Sedangkan, dimanakah Jade saat Lean membawa Aura pergi? Pria itu mungkin saat ini sedang sibuk mencari keberadaannya dan Aura. Tapi, Lean tidak akan membiarkan adiknya itu mengambil Auranya lagi, tidak akan!.

Perlahan kelopak mata Aura yang semula terpejam mulai terbuka, gadis itu mengeryitkan dahinya saat rasa pusing menyerang kepalanya, dengan susah payah Aura pun bisa membuka matanya dengan sempurna. Ia mengerjap berkali-kali, sorotnya memperhatikan sekitar dengan bingung, netranya berhenti pada seorang pria yang amat ia hindari kini tengah duduk bersedekap dada seraya menatap dirinya intens. Aura menelan ludahnya kasar, ia berusaha bangkit namun---ia merasakan ada yang mencekal lengannya. Apa ini, ikatan!.

Lean tersenyum miring lalu, berjalan mendekati ranjang yang ditempati Aura, ia duduk ditepi ranjang dengan pandangan yang lurus menatap Aura yang berusaha melepaskan ikatannya. Lean mencengkeram pergelangan tangan gadis itu yang tidak terikat, Aura pun sontak menoleh menatap pria itu takut-takut.

"Welcome back, sweetie!" Bisik Lean tepat disamping telinga Aura.

Aura memberontak dalam cengkraman pria itu."Lepaskan aku, brengsek!" Teriaknya.

Dengan kasar Lean melepaskan cengkeramannya pada gadis itu, ia tatap Aura amat datar hingga membuat gadis itu menunduk. Tatapan itu begitu menusuk, tajam bak pisau."Berhentilah mencoba membuka ikatan itu, kau tidak akan bisa melepaskannya" Kata Lean geram melihat Aura yang masih saja ingin membuka ikatannya meski tidak bisa.

Aura menatap berani pada mata hazel pria itu."Lepaskan ikatan ini, aku bukan peliharaanmu yang bisa kau ikat. Lepaskan" Ucapnya dengan tegas.

"Peliharaan? Kau memang bukan peliharaanku, tapi sekarang dan selamanya kau adalah sanderaku. Gadisku. Milikku. Pelayanku. Dan....."

Lean mendekatkan dirinya tepat dihadapan wajah Aura yang memucat."Tawananku!" Ucapnya dengan suara seraknya yang terdengar seksi.

"Jadilah, sandera yang baik kalau kau tidak mau aku melakukan sesuatu yang tidak kau inginkan. Jangan coba-coba kabur dariku lagi, karena sampai kau berlari keujung dunia sekalipun. Aku akan tetap menemukanmu" Lean berkata dengan nada menekan dan menakutkan.

Aura menatap tak percaya pada pria dihadapannya itu. Sebegitunya kah Lean terobsesi padanya? Apa yang harus ia lakukan setelah ini? Dan, dimana Jade berada sekarang? Ia berharap Jade baik-baik saja dan bisa segera menyelamatkannya dari pria gila---seperti Lean.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang