Eleven

728 25 0
                                    




======

Aura, gadis cantik dengan pesona manis nan elegan itu terbangun dari tidur panjangnya---ia mengibaskan selimut tebal yang membalutnya, mata abunya menoleh kesana-kemari. Aura ingat ia tertidur dikamar yang biasanya ia tempati sejak datang kemansion pria itu, tapi kali ini gadis itu terbangun ditempat yang asing, seperti bukan kamarnya ralat kamar pria itu.

Aura berayun menuruni ranjang, ia bangkit lalu berjalan menuju meja rias yang disana sudah tersedia berbagai macam alat kecantikan, Aura mengeryitkan dahinya---apa mungkin pria itu yang menyiapkan ini semua?, tapi untuk apa?. Dan tempat apa lagi ini?. Puluhan pertanyaan tak terjawab memutari kepala gadis itu.

"Kau sudah bangun, sweetie?" Seru Lean yang baru saja memasuki kamar dan langsung disuguhi pemandangan Aura yang melamun didepan meja rias. Pria itu dengan perlahan mendekati Aura yang menatap kedatangannya dengan wajah khas bangun tidur, sungguh lucu baginya.

"Tempat apa ini?" Tanya Aura terus terang---ia sangat resah akan semua tindakan Lean yang menurutnya tidak bisa ditebak. "This is your bedroom mulai sekarang, sweetie" jawab Lean.

Aura menggeleng cepat. "No, ini bukan kamarku bahkan seharusnya aku tidak ada disini. Tempat ini bukan rumahku" ujarnya menekan. Sejujurnya Aura sangat ingin keluar dari tempat bersampul istana, namun berisi penjara ini. Jika saja saat ia melarikan diri saat itu---Aura bisa kabur dari pria dihadapannya tersebut maka, ia pasti akan bebas. Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Dan sekarang ia kembali terjebak dalam penjaranya.

"This is your home, our home--Jangan bahas ini lagi lebih baik kau mandi dan segera sarapan, aku akan bawakan sarapanmu" Lean bersuara sedikit mendingin lalu, pria itu melangkah hendak pergi namun lagi-lagi pertanyaan Aura mencegahnya. "Kenapa harus kau bawa kemari? Bukankah biasanya kau memaksaku untuk makan dimeja makan bersama mu?" Cicit Aura hingga membuat Lean kembali menoleh kearahnya.

"Untuk saat ini dan seterusnya kau tidak aku perbolehkan keluar dari kamar ini, dan untuk semua kebutuhanmu akan disiapkan oleh para maid--kau tidak boleh keluar dari tempat ini, selain aku yang memperbolehkannya...... Jangan membantah!" Tukas Lean menekankan kalimat terakhirnya saat Aura ingin menyuarakan ketidak setujuan--nya.

Aura berdecak, diiringi dengan Lean yang melenggang pergi, ia sungguh ingin membantah peraturan-peraturan yang Lean berlakukan untuknya, ia manusia, ia juga berhak untuk memutuskan setiap tindakannya. Aura sangat kesal, siapa dia hingga membuat lelaki aneh yang sama sekali tidak ia kenal seluk-beluknya itu kini mengurungnya dalam bangunan besar ini. Aura tak habis pikir---jika saja waktu bisa diputar ia tidak akan pernah mau bertemu dengan pria bermata hazel dan wajah dingin seperti, Lean. Tapi lagi-lagi itu semua sudah terlambat, sangat!.

======

Disini, Aura tengah duduk disofa kamar barunya---ia menunggu kedatangan Lean yang berjanji akan membawankan nya sarapan namun, hingga ia selesai mandi pun pria itu tak kunjung datang. Tadinya Aura ingin keluar menyusulnya namun, tidak bisa karena seluruh akses keluar masuk kamar ini telah terkunci dari luar. Sebegitunya kah Lean mengurungnya, sampai-sampai tidak ada satupun jendela yang ada dikamar itu. Setakut itukah Lean jika dirinya kabur lagi.

"Ck, lama sekali aku sudah lapar" gerutu Aura seraya mengusap perutnya yang keroncongan.

Tak lama kemudian, pintu terbuka den seseorang yang ditunggu-tunggunya pun tiba dengan nampan berisi sejumlah makanan dan minuman, ada juga buah potong disalah satu piringnya. Aura menatap Lean lurus dengan mata yang berbinar melihat makanan, tanpa banyak kata---Aura yang kelaparan pun mengambil sup kentang yang nampak lezat. Dengan lahap gadis itu menyantapnya dalam diam. Lean yang melihat tingkah menggemaskan Auranya itu hanya mengukir senyum tipisnya tanpa Aura sadari.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang