Twenty-eight

467 21 0
                                    

======

"Lean. Kau sudah ingat, honey?"

Jade berjalan dengan tatapan dinginnya mendekati Aura yang masih duduk diatas kasur dengan pandangan bingung. Gadis itu menangkap sosok pria dihadapannya ini memancarkan aura tak mengenakan, ia merasakan hawa yang semula hangat tergantikan dengan suasana dingin yang menusuk, mata gelapnya semakin menggelap seiring jarak keduanya terkikis. Jade berdiri dihadapan Aura---menatap gadis itu dengan penuh intimidasi, dengan gerakan kasar Jade meraih dan menarik pergelangan tangan gadis itu.

"Shhh. Jade!" Pekik Aura seraya menatap pria itu dengan tak suka."Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Desisnya.

"Melepaskanmu? Dalam mimpi...... Apa saja yang sudah kau ingat, huh?" Cecar Jade semakin mencengkram lengan gadis itu.

Aura tetap diam. Jade mendorong tubuhnya hingga membentur dinding, pria itu mengurung tubuh Aura dengan kedua tangannya."Tell me what you remember, honey?" Tekannya.

"Kau. Kau orang yang membuat keributan di acara pernikahanku, 'kan. Kau sudah berbohong padaku, selama ini kita tidak pernah ada hubungan--kau juga sudah membohongiku dengan mengatakan omong kosong, kalau kita adalah pasangan suami-istri." Kata Aura dengan kedua tangan yang berusaha melepaskan diri dari kungkungan Jade.

Jade meraih tangan Aura yang nakal, ia meremasnya dengan kuat, mencekalnya supaya tak lagi berontak. Senyum misterius muncul di bibirnya."Iya. Semua yang kau katakan sama sekali tidak salah, honey." Ujarnya.

"Dan sekarang, waktunya kau kembali melupakan kejadian itu!"

Aura terbelalak melihat Jade yang kini menyeretnya keluar kamar---entah kemana. Berkali-kali gadis itu berteriak meminta dilepaskan, ia juga berusaha meminta bantuan kepada setiap orang yang berpapasan dengannya. Tetapi, mereka semua tidak ada yang bergerak menolongnya. Jade mendorongnya masuk kedalam sebuah ruangan berukuran sedang dengan hanya diisi satu ranjang kecil disudut tembok. Dengan kasar pria itu mencoba mendudukkan Aura diatas ranjang. Namun, tenaga Aura rupanya cukup besar untuk melawannya.

"Apa yang akan kau lakukan, Jade?" Ujar Aura sedikit keras.

"Tentu saja membuang ingatanmu tentang pria itu." Seringaian Jade terpampang jelas saat ia menyebutkan sosok yang sekarang ini menjadi musuh terbesarnya.

Jade berjongkok lalu menarik sebuah kotak kayu berukuran besar, ia membukanya dan mengambil jarum suntik serta sebuah botol berisi cairan biru. Selesai dengan kegiatannya, pria itu melangkah mendekati Aura yang sedang berusaha membuka pintu yang untungnya sudah ia kunci. Ia menarik gadis itu, membantingnya hingga berbenturan dengan lantai sehingga menimbulkan dentuman keras. Jade berjongkok dengan tangan yang mencengkram dagu Aura, senyum miring muncul dengan mengerikan.

"Lepas. Kenapa kau melakukan semua ini, Jade?" Tanya Aura kali ini sedikit pelan harap-harap Jade akan melepaskan nya dengan begitu.

"Because you have to be mine, honey. If I can't make you mine, then he can't have you either." Tekannya semakin mencengkram dagu Aura.

Aura memandang manik gelap Jade tak habis pikir, biasanya netra itu akan menatapnya penuh kasih. Namun, kali ini hanya kegelapan dan obsesi yang dapat Aura lihat dari pancaran mata Jade."You're crazy! Aku bukan milikmu, aku sudah menikah dengan, Lean. Dan kau tau itu." Sungutnya.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang