Four

1.6K 63 0
                                    



======

Jade--mengendarai mobil sportnya memasuki halaman utama mansion Leonardo, lelaki itu memarkirkan kendaraannya asal. Setelah mengantarkan Aura pulang ke apartemennya--Jade langsung kembali kemansion tanpa berniat pergi ketempat lain. Jade, keluar dari dalam mobil sembari menenteng tas ranselnya dipundak, ia memasuki ruangan utama dimansion mewah itu.

Jade melemparkan tas ranselnya diatas sofa, setelahnya pria itu mendudukkan dirinya di atas sofa berukuran panjang, ia menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa--memejamkan matanya. Laki-laki itu tampak lelah hari ini, hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya yang lesu. Jade menghembuskan nafas panjangnya, sedetik kemudian mata pria itu kembali terbuka ketika indera pendengarannya menangkap suara yang sedang memanggilnya.
Jade menoleh kearah seorang pria berpakaian rumahan yang kini berjalan mendekatinya.

"Kau mengenalnya?" Tanya pria itu dengan tatapan dinginnya. Jade mengangkat sebelah alisnya."Siapa?" Tanyanya balik.

"Aura Salvatore".

Jade mengangkat tubuhnya hingga kembali tegak, netranya menatap pria itu."Hm, kenapa". Tanyanya mulai merasa aneh terhadap pria itu. Bagaimana bisa ia mengetahui tentang gadis itu?.

"Jauhi dia" kata pria itu memperingatkan Jade, sedangkan pria yang ia beri peringatan justru semakin dibuat bingung, apa maksud pria itu?. Jade bangkit dari duduknya--sejajar dengan tinggi pria itu."Apa urusanmu?. Siapa kau berani memerintahku?" Kata Jade dengan tatapan nyalangnya.

"She's my girl..... Jauhi gadisku-atau kau berurusan denganku" ujar pria itu penuh penekanan. Jade terkekeh kecil."Oh ya, apa benar dia gadismu-ck. Tapi sayang, sepertinya aku ingin berurusan denganmu..... Untuk merebut gadismu-ups sepertinya salah, the truth is-she's my girl not your girl. Lean Paul Leonardo".

Lean mencengkram kerah baju Jade--mata hazelnya menatap marah pria itu. Deru nafas Lean mulai tidak teratur menahan kemarahannya, Jade tak mau kalah ia mencengkram kuat lengan pria itu yang mencengkram kerah bajunya. Kedua pria itu saling menatap tajam layaknya predator yang mendapatkan mangsanya.

"Apa yang kau tahu tentang Aura huh?. Bahkan aku tidak pernah melihatmu bersamanya, dan sekarang kau meng-klaim gadis itu sebagai gadismu. Ck, apa-apaan" ujar Jade dengan nafas memburu. Lean semakin mencengkram kerah baju pria itu kuat-kuat. Iris matanya berkilat mengerikan."Aku bertemu dengannya lebih dulu darimu, bocah".

"Bahkan aku lebih tahu tentangnya dari pada dirimu, jika aku melihatmu mendekatinya atau bahkan menyentuh milikku-ku pastikan kau akan menemui ajalmu detik itu juga" ancam Lean. Kemudian pria itu mendorong tubuh Jade hingga tersungkur diatas lantai."Kau, SIALAN" geram Jade seraya bangkit, lalu menendang perut Lean yang membuatnya hampir tersungkur.

"Hehe, kita lihat siapa yang mendapatkannya lebih dulu. Aku atau kau" kata Jade seraya menunjuk Lean dengan jari tengahnya. Lean menyunggingkan senyum miringnya."Mimpilah kau, bocah. Aku pastikan gadis itu akan menjadi milikku-sebelum kau mendapatkannya" balas Lean.

Jade semakin geram, ia tak akan membiarkan siapapun memiliki Aura, ya. Pria bersurai pirang itu jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis kecil itu, ia akan melakukan berbagai hal untuk mendapatkan hati dan cinta Aura. Tak peduli siapa yang menjadi lawannya. Jade berjalan mendekati Lean yang berjarak sepuluh langkah darinya, pria itu menatap penuh arti pada Lean.

Tanpa disadari oleh Lean, Jade yang kini berdiri tepat dihadapannya telah mengeluarkan sebilah belati, entah apa yang akan dilakukan pria itu padanya. Jade sedikit memainkan belatinya yang kini ia sembunyikan dibalik pakaiannya yang tak bisa Lean lihat.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang