Fifteen

491 17 0
                                    





======

Sofie--- berlari kecil melewati lorong rumah sakit yang panjang, wanita itu bukan tanpa alasan menginjakkan kakinya ketempat tersebut. Sofie yang semula tengah menunggu putra pertamanya--Lean untuk bergabung pada acara yang ia gelar malam ini tersentak kala putranya itu menghubunginya tidak bisa ikut dalam acara tersebut, karena ia masuk rumah sakit. Tadinya, Lean tak berniat memberitahu Sofie perihal apa yang membuatnya hingga masuk ruang rawat namun, dengan paksaan wanita paruh baya itu mau tak mau Lean pun memberitahunya bahwa ia mendapatkan serangan timah panas dari salah satu musuhnya saat perjalanan kemansion keluarganya.

Sofie yang begitu khawatir dengan keadaan putranya itu pun meninggalkan acara yang ia buat itu untuk memeriksa kondisinya secara langsung. Wanita itu tak datang kerumah sakit sendirian melainkan ia datang kesana bersama suami dan putra keduanya. Sofie membuka pintu ruang rawat Lean dengan tak sabaran, ia terpaku dan menatap sendu sang anak yang terpejam tenang diatas ranjang rumah sakit. Perlahan ia berjalan mendekati Lean yang masih menutup matanya itu, ia usap lembut surai pria itu sayang.

"Lean..." Gumamnya dengan suara yang hampir tak terdengar. Hatinya begitu pilu saat melihat keadaan anak sulungnya itu tak berdaya diatas kasur dengan perban yang melilit perut dan lengan atasnya.

Chitt...

Suara decitan pintu membuat atensi Sofie teralih dari putranya itu, ia menatap penuh tanya kala netranya bertemu dengan tatapan polos Aura yang baru saja masuk keruang rawat Lean setelah ia kembali dari ruang dokter sebelum Sofie datang. Aura menundukkan kepalanya saat tatapan wanita itu kian memandangnya dengan intens. Sofie yang penasaran dengan siapa gadis itu pun berjalan perlahan mendekati Aura yang semakin menundukkan kepalanya gelisah.

"Siapa kau? Apa kau yang membawa putraku kerumah sakit?" Tanya Sofie dengan suara lembut khas seorang ibu.

Aura menatap wanita itu sekilas lalu, mengangguk cepat. Sedangkan Sofie tersenyum kemudian, ia memeluk Aura erat guna berterima kasih pada gadis itu karena telah menyelamatkan sang anak. Aura yang terkejut dengan tindakannya pun---hanya diam tanpa membalas pelukan Sofie.

"Muchas gracias, nak--tanpamu mungkin keadaan putraku bisa lebih buruk dari ini. Tapi katakan siapa namamu, sayang?" Ujar Sofie saat ia telah melepaskan pelukannya dari Aura. Aura menelan ludahnya sebelum menjawab pertanyaan wanita tersebut, entahlah ia hanya tiba-tiba merasa gugup saat Sofie bicara dengannya lembut, ia merasa seperti bertemu dengan ibu kandungnya yang telah meninggal dunia lagi. "Aura, namaku Aura. Bibi" Ucap Aura dengan senyum kikuknya.

"Nama yang cantik, seperti pemiliknya" Puji Sofie dengan senyum manisnya. Aura membalas senyuman wanita itu."Terima kasih, bibi" Balasnya.

"Aura!" Seruan seseorang membuat perhatian Aura dan Sofie terpecah. Kini kedua perempuan itu menoleh ke sumber suara, Aura membulatkan matanya ketika ia melihat Jade---temannya saat dikampus kini berada dihadapannya."Jade, kau disini?" Katanya terkejut.

Jade tersenyum seraya menatap Aura dengan tatapan yang menyiratkan suatu makna yang tak bisa diartikan, Jade berdehem."Apa yang kau lakukan disini, Aura?" Tanyanya basa-basi padahal ia sudah tahu mengapa gadis itu berada dirumah sakit yang sama dengan kakaknya.

"Aku membawa seseorang yang terluka kesini tadi" Jawab Aura seraya menoleh---menatap sesaat Lean yang masih tak sadarkan diri."Lalu, untuk apa kau disini, Jade" Tanya Aura menatap kembali Jade yang setia menatapnya. Entah apa yang membuatnya menatap Aura seperti itu?.

FALLING Into DARK Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang