======
Aura baru saja membersihkan dirinya, setelah ia terbangun pada saat hari mulai petang. Gadis itu sungguh menyesali apa yang telah ia lakukan, bisa-bisanya ia tertidur saat seharusnya ia bersenang-senang sekarang. Suara pintu terbuka membuat perhatian Aura teralihkan dari kegiatannya yang kini sedang menyisir rambutnya. Aura tersenyum simpul saat melihat siapa orang yang baru saja masuk ke kamar inapnya. Seorang pria dengan pakaian rapihnya berdiri sembari terus menatap Aura yang sibuk mengikat rambutnya---Jade bersedekap dada dengan tubuh yang bersandar di dinding.
Pria itu tak lepas memandang kekasihnya yang nampak begitu cantik saat ini, senyum diwajahnya tak pernah luntur kala menyambut Auranya yang menawan."Apa kau sudah siap, baby?" Tanyanya pada Aura yang perlahan berjalan kearahnya.
Aura mengangguk."Sudah...!" Balasnya disertai senyuman manis gadis itu.
Jade meraih pergelangan tangan gadis itu---ia membawa lengan kanan Aura melingkar pada lengan besarnya. Aura tak keberatan, lagipula ia dan Jade sepasang kekasih apa salahnya berpegangan tangan?. Dengan langkah pelan, Jade membimbing Aura mengikuti arah tujuannya keduanya pun tiba disebuah tanah lapang yang penuh dengan hiasan lampu malam yang ditengahnya terdapat meja dan kursi kecil, beserta makanan yang sudah tersedia diatas meja. Ada juga disana hiasan bunga yang diletakkan di sudut-sudut meja, pun ada lilin-lilin hias yang menyapa keduanya saat mereka tiba disana.
Aura terperangah, takjub melihat tempat itu yang begitu indah, belum lagi tempat yang ia pijakki saat ini berada di pesisir pantai dengan warna air biru terang yang menyilaukan. Ditambah suasana senja yang melekat membuat suasana menjadi begitu menenangkan. Jade menoleh menatap mata Aura yang berbinar, ia tersenyum sekilas.
"Kau suka?" Serunya yang membuat gadis itu lantas mendongak menatapnya balik. Aura tersenyum senang, kemudian ia mengangguk cepat."Sangat, apa kau yang menyiapkan semua ini. Jade?" Tanyanya.
"Bisa dibilang begitu. Duduklah!" Kata Jade seraya menarik salah satu kursi untuk gadis itu duduki.
Aura pun duduk disana dengan patuh, ia mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dilakukan kekasihnya itu padanya---Aura tak menyangka Jade telah menyiapkan kejutan seindah ini untuknya. Setelah Aura duduk dengan tenang, Jade pun turut duduk dikursi tepat berada didepan gadis itu, ia tak pernah sekalipun melepas pandangannya pada Aura. Entahlah, Aura seakan candu untuknya!.
"Kau mau makan apa. Hmm?" Tanya Jade bersuara lirih.
Aura melihat hidangan dihadapannya dengan bingung. Sejujurnya makanan sebanyak itu tak mungkin bisa ia habiskan, bahkan makanan yang ada diatas meja itu cukup untuk dimakan selama dua hari berturut-turut, jika Aura menghabiskan semuanya bisa dipastikan ia akan bertambah gemuk setelahnya tapi, jika tidak dihabiskan sayang bukan? Apalagi makanan disana terlihat mahal. Lama Aura berpikir kini ia menunjuk salah satu makanan yang terbuat dari ikan salmon dan beberapa sayuran dengan bumbu berwarna coklat pekat, yang nampaknya lezat.
Jade yang mendapatkan respon dan pilihan Aura pun segera mengambil makanan yang gadis itu tunjuk lalu, memberikannya pada Aura. Aura memakannya dengan lahap, gadis itu terlihat menggemaskan saat sedang fokus---apalagi saat ini ia sedang makan dengan sudut bibir yang belepotan. Jade mengambil sapu tangannya, ia mendekatkan dirinya pada gadis itu tangannya terulur mengelap sudut bibir Aura. Aura terdiam, rasanya sisa makanan yang ada di mulutnya tak bisa ia telan, seluruh tubuhnya membeku---jaraknya dengan Jade begitu dekat hingga ia bisa merasakan deru nafas berat pria itu, Aura sedikit meremang kala mata tajam Jade menatapnya intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING Into DARK Love [END]
Teen FictionAura Salvatore mengira kepindahannya dari apartemen lamanya membuat gadis Spanyol itu bisa menjalani hari-harinya dengan mulus. Namun kenyataannya, ia kini harus berurusan dengan mafia kejam bernama Lean Paul Leonardo, yang terkenal akan kekejamanny...