16. Permintaan Maaf

119 13 0
                                    

*RS Mayapada, Jakarta Selatan

Dirga mondar mandir di depan pintu ruang UGD yang masih tertutup rapat. Della terduduk pada kursi tunggu, tatapannya kembali kosong. 

  "dokter, gimana adik saya?" nadanya terdengar khawatir

Della terkejut lalu segera bangkit dari duduknya, menatap dokter perempuan dengan jas putihnya tersebut. Dokter itu tersenyum manis, sebuah binar harapan muncul pada kedua mata bening Della.

  "syukurlah, pasien dapat melewati masa kritisnya" 

Dirga dan Della refleks tersenyum lega, mereka berdua saling bertatapan dan kembali menatap dokter yang diketahui bernama dokter Riana tersebut.

  "terima kasih, dokter" ucap keduanya

  "baiklah, untuk saat ini kami akan memindahkan pasien ke ruang perawatan. anggota keluarga dapat menjenguknya disana"

  "baik dok, sekali lagi terima kasih banyak" balas Dirga

Dokter Riana mengangguk, lalu pamit untuk mengurusi pasien lainnya.

Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, Dirga dan Della langsung memasuki ruangan tersebut. Darren terlihat masih pucat dengan perban putih yang melilit perutnya. Dirga duduk di sebelah sang adik, cowok itu tersenyum kecil.

  "Ren, sorry dan thank you buat semuanya"

Della mengelus lembut pundak Dirga, memberinya kekuatan.

  "kak, maaf ya, ini semua gara-gara aku"

Dirga menoleh cepat

  "maksud lo apa? gua yang minta maaf Del, karena gua gak bisa jagain lo dan Darren"

Della menunduk, dengan segera Dirga bangkit lalu memeluk erat tubuh mungil gadis itu.

  "ini bukan salah lo, Del. percaya ama gua" bisiknya

Dirga melepaskan pelukannya dari Della. Gadis tersebut juga nampak lebih baik dari sebelumnya, ia meminta izin untuk pamit pulang, Dirga yang masih khawatir menawarkan diri untuk mengantarkannya hingga ke rumah. Della menggeleng.

  "kakak jagain Darren aja disini" tolak Della.

______________________________

Rumah Della didatangi tamu tak diundang malam ini. Gadis itu terdiam memperhatikan apa yang dilakukan oleh suruhan sang papa. Matanya terbelalak ketika laki-laki bertubuh tegap itu mengambil surat rumah ini. Dengan cepat, tangan kanannya menahan laki-laki tadi.

  "lo mau ngapain, hah?!" selidiknya

  "maaf nona, hal ini sudah menjadi suruhan dari tuan"

  "what the fuck?! gua gak akan terima rumah ini dijual, trus gua harus tinggal dimana?"

  "nona diminta kembali ke rumah tuan dan nyonya besar"

Della memutar bola matanya

  "kembali ke rumah kek neraka itu lagi? never!"tekannya

  "tapi nona Nadya sudah dijodohkan, maka dari itu saya juga ditugaskan menjemput anda"

Mata gadis itu semakin melebar mendengar ucapan laki-laki tersebut.

  "WHAT?! gua dijodohin?!"

Laki-laki itu menggangguk.

  "wait, dijodohin sama siapa njir? kalo sama cowok sekelas Lee Jong-Suk gua gak bakal nolak, sih" ucapnya sembari terkekeh.

  "nona Nadya dijodohkan dengan anak pemilik ERJ Company"

  "ERJ Company?" tanyanya, Della mencoba mengingat sesuatu.

Setelah gadis itu berhasil mengingat hal tersebut, ia segera berdecak kesal. Mengapa ia harus dijodohkan dengan cowok itu?! Padahal sudah ada nama lain yang kini bertahta di hatinya.

  "mending lo sekarang balik, trus bilang ke papa kalo gua gak akan pernah pulang sampe perjodohan itu dibatalkan!" usir Della sambil mendorong laki-laki itu untuk keluar dari rumahnya.

  "tapi nona-"

  "pulang sekarang, atau gua bakal teriak ada penjahat sekenceng-kencengnya biar tetangga lainnya kebangun trus gebukin lo, mau?!" ancam Della

  "dan ini" Della merebut map berisi surat rumah dari tangan laki-laki tadi dengan kasar, "tetep ada di tangan gua, gua gak akan kasih surat rumah ini ke papa ataupun lo!"

Pintu rumah dibanting dengan keras. Laki-laki tadi hanya bisa menghela napas lalu kembali menuju mobil hitam di halaman, menaikinya dan pergi dari rumah Della.

Di dalam rumah, Della berusaha menelepon seseorang.

  "bang Elang, apa bener gua dijodohin?!"

  "iya Nad, lo beneran dijodohin ama Zergan!" balas Elang, kakak kandung dari Della.

Lelaki dengan rambut klimisnya itu nampak duduk santai diatas kasur king size miliknya. Sebelah alisnya terangkat ketika mendengar sang adik yang merengek di seberang telepon.

  "lo napa? bukannya lo emang suka ama si Zergan?"

Gadis yang bernama asli Nadya itu menceritakan bahwa kini hatinya telah terpaut pada cowok lain, bukan Zergan lagi. Elang mengangguk-anggukan kepala.

  "mending lo besok balik ke rumah setelah coba ngomong sama mama papa kalo lo gak mau dijodohin, jujur aja kalo ntar lo ditanyain punya pengganti atau enggak"

Setelah mendengar balasan dari sang adik, Elang pun memutus telepon mereka secara sepihak.

  "Zergan emang gak sebaik yang mereka kira"

______________________________



DARREN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang