19. Perjodohan?

123 9 0
                                    

Drrtt.. Drrtt..

  "halo?"

Della berdecak kesal. Pagi itu, sang papa menelepon anak gadisnya untuk segera pulang ke rumah mereka di kawasan Tangerang Selatan. Akhirnya Della meng-iyakan permintaan papanya, lagipula gadis itu juga telah lama tak pulang semenjak ia bertekad mandiri dan berpura-pura menjadi anak kandung dari pembantunya ketika di rumah. Ya, ibu Della yang telah meninggal dunia adalah pembantunya sendiri.

Setelah mengakhiri telepon, Della segera bersiap-siap untuk berangkat. Hoodie putih dipadukan celana pendek berwarna hitam. Della keluar dari rumahnya dan mencari angkutan umum, setelah dapat gadis itu dengan segera menaiki angkot tersebut dan memberi tau daerah yang ditujunya.

Beberapa menit di dalam angkutan umum, Della sampai di kediaman keluarganya. Rumah mewah berlantai 3 dengan cat putih elegan berdiri kokoh, setelah memberikan uang kepada sopir angkot Della pun beranjak keluar dari angkot.

Della membuka pagar rumahnya menggunakan kunci cadangan yang memang ia bawa. Setelah pagar itu terbuka, Della memasuki halaman, terus berjalan menuju pintu utama dan mengetok pintu besar di hadapannya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu itu terbuka, seorang wanita paruh baya yang Della kenal merupakan salah satu pembantu di rumahnya. Wanita tadi tersenyum menyapa Della.

  "nona Nadya? sudah lama sekali nona gak pulang ke rumah ini" sapa wanita itu.

  "iya bi" balas Della dengan singkat

Della pun masuk, ketika ia melewati ruang tengah, Della melihat kedua orang tuanya dan Elang kakaknya tengah duduk menunggu dirinya.

  "ma? pa?" panggil Della

  "Nadya? mama kangen sama kamu, nak" mama mendekati Della lalu memeluk anak bungsunya tersebut.

Mama mengajak sang putri untuk duduk, Della duduk di tengah-tengah antara mama dan papanya. Papa Della mengelus pundak putrinya dengan lembut.

  "anyway, lo kesini naik apa?" celetuk Elang

  "angkot" balas Della

Elang terkekeh, "ternyata adek gua udah dewasa ya" ucap Elang dengan nada mengejek.

  "iya lah, lo kira gua masih bocil?"

  "tapi tetep aja lo bocil gua"

  "idih! dasar om-om pedo"

Ketiganya tertawa bebas, sedangkan Elang merasa kesal mendengar sang adik yang memanggilnya dengan sebutan om-om.

  "nak, papa mau ngomong kalo-"

  "pasti tentang perjodohan kan?" potong Della

Sang papa tersenyum tipis dan mengangguk.

  "pa, Nadya itu udah gede, Nadya juga bisa nyari cowok yang menurut Nadya itu baik"

  "bukan gitu, papa dan mama cuma pengen yang terbaik buat kamu"

  "yang terbaik menurut mama dan papa, bukan berarti terbaik buat aku. papa dan mama gak tau tipe cowok yang bener-bener Nadya idamkan itu kayak gimana!"

Kedua orang tua Della terdiam. Elang bangkit dari duduknya, sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

  "udah ma, pa, Nadya baru aja sampe di rumah. jangan bikin dia kepikiran lagi"

Mama Della yang mendengar ucapan sang putra akhirnya menyuruhnya untuk menemani Della di kamarnya.

Della dan Elang pun berjalan naik ke lantai 2, lalu menuju kamar milik Della.

Di dalam kamar, Della meletakkan tas selempangnya di atas meja rias lalu duduk pada bibir ranjangnya. Diikuti oleh Elang yang ikut duduk samping sang adik.

  "bang, gua gak mau di jodohin"

Elang mengangguk paham.

  "iya, cewek mana sih yang mau dijodohin. gua juga gak setuju kalo adek gua harus nikah ama anak gak bener kek Zergan"

  "maksud abang?" Della terlihat bingung.

  "dia anak geng, gua paling anti sama geng nakal kek gitu"

  'anak geng?' batin Della keheranan, 'apa jangan-jangan Zergan juga kenal sama Darren?'

_____________________________

  "Ren, lo udah makan?"

Darren menoleh sedikit, melihat sang kakak yang membawa sepiring nasi goreng.

  "tumben lo? lagi ada acara ape nih?" tanya Darren, sembari tersenyum.

  "mau gak, kalo gak mau gua-"

  "ya mau lah!"

Darren mengambil piring berisi nasi goreng tadi dari tangan Dirga, lalu memakannya dengan begitu lahap, membuat Dirga tersenyum diam-diam.

  "lo masak sendiri?" 

  "iya, gak enak?"

Darren menunjukkan jempolnya, pertanda bahwa masakan Dirga rasanya begitu nikmat.

  "yaudah, gua balik ke kamar gua dulu ya" pamit Dirga

  "oke, thanks ya bang"

Dirga terkekeh mendengar Darren memanggilnya dengan sebutan 'abang' sama seperti yang sering mereka lakukan ketika kecil dahulu.

  'sebisa mungkin gua bakal nge jaga lo dengan baik, Ren'

  _____________________________


punya kakak seganteng Dirga?

punya kakak seganteng Dirga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AZRAKA ELANG WIBAWA as NIKI ENHYPEN

AZRAKA ELANG WIBAWA as NIKI ENHYPEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DARREN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang