8. Sendirian?

159 12 0
                                    

*at morning, Bima Sakti High School

Della terduduk sendiri di bangku kelasnya, beberapa buku pelajaran terlihat bertumpuk-tumpuk di samping gadis itu. 

Disisi lain, Dirga yang baru saja sampai di sekolah nampak berdiri diam sembari memperhatikan Della dari samping pintu kelas. Merasa ada yang memperhatikan, Della melirik ke arah Dirga dimana Dirga berdiri.

  "rajin banget, masih pagi udah mantengin buku fisika" ujar Dirga sambil tersenyum menatap Della. Gadis itu membalas senyuman Dirga.

  "lebih baik daripada gak punya kerjaan"

Dirga terkekeh, "lawak"

  "eh Ga!" suara seorang cowok mengagetkan Dirga, ia menoleh. Devano, wakil ketua OSIS itu berdiri di belakang Dirga.

  "loh Dev? kenapa?" tanya Dirga yang heran saat melihat Devano memakai almet Bima Sakti lengkap dengan jas OSIS.

  "lo lupa? sekarang ada rapat OSIS sama kepsek" ucap Devano mengingatkan

Dirga menepuk kening

  "iya, kok gua bisa lupa sih?"

  "buruan, bentar lagi mulai"

  "lo duluan, gua masih ke kelas setelah itu ngambil jas gua di loker bentar"

Devano mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan Dirga

  "gua pamit ke kelas dulu, Del"

  "iya kak" balas Della diiringi sebuah senyuman. Dirga melangkah menuju kelasnya.

__________________________

*Bandung, 13:06 wib

Darren bersama teman-temannya baru saja sampai di kota Bandung. Cowok itu pergi ke Bandung untuk menghampiri markas besar milik Zergan, Black Wolf.

  "lebih baik kita masuk barengan" usul Nathan.

Darren menggeleng, tanda bahwa ia tak setuju.

  "kalo lo pada juga ikut, hal itu bakal bikin musuh gampang ngepung kita"

  "terus lo kesana ama siapa?"

  "sendirian"

Anggara mengangkat tangan

  "gua ikut" ucapnya dengan tegas

  "enggak, lo disini sebagai pengganti posisi gua, kalo misalnya gua gak balik"

Mendengar ucapan Darren, seluruh anggota seketika menoleh cepat dengan wajah heran.

  "maksud lo?!" Rayyan terlihat kaget

  "Ren, lo kalo ngomong minimal di sensor dikit"

  "anj lo Ren, gampang bet kalo ngomong"

Darren memutar bola matanya, malas mendengar bacotan para pendemo.

  "gak usah drama, cok. lagian gua bilang gak balik bukan berarti gua meninggoy bre!"

Semuanya tertawa, Darren diam-diam tersenyum.

  "ini kebanyakan bacot bisa-bisa misi kita gak jadi, weh!" sanggah Edgar

  "oh iya, lupa kalo si Aksa ama Firza lagi diculik" ujar Bintang

  "emang dasar lo gak punya rasa setia hewan" celetuk Artha

  "lo aja hewan, gua mah kawan"

Darren menatap jam digital pada pergelangan tangannya.

  "gua bakal masuk duluan. lo pada tetep disini, kalo gua butuh pertolongan jam tangan gua udah ke-connect sama laptop ini"

Anggara mengecek laptop di pangkuannya, lalu mengangguk.

Akhirnya Darren melangkah pergi menuju gedung terbengkalai di belakang stasiun. Gedung besar bertingkat 3 itu nampak sepi ketika Darren menatap gedung tersebut. Seperti tak ada kehidupan di dalamnya.

Ketika ia mulai memasuki gedung, seketika bau amis darah tercium menyengat hidungnya. Cepat-cepat Darren menutup hidung.

  "ck, amis" gumamnya

  "welcome, tuan Darren" suara seorang cowok membuat Darren menolehkan kepalanya. Saat ini berdiri di hadapannya, Zergan Raditya, ketua geng Black Wolf. Diiringi seulas senyuman sinis yang mengerikan

  "peduli juga lo ama anak buah lo, ampe bela-belain dateng kesini? hebat"

Zergan bertepuk tangan, masih dengan wajah sinisnya. Darren mengerutkan kening.

  "gak usah banyak bacot, mana temen-temen gua?"

  "santai dulu bro, sebelum gua mempertemukan lo dengan anak buah, ups! sorry, teman-teman tersayang lo itu. gua udah nyiapin pesta kecil buat ngerayain kedatangan lo jauh-jauh dari Jakarta"

DORR!!

Suara tembakan pistol terdengar memekakkan telinga. Terlihat beberapa orang dengan penutup wajah berwarna hitam mendekati Darren. Tangannya diam-diam mulai bergerak mengambil pistol dari saku celananya.

  "bangsat! gua gak bawa pistolnya!" gumam Darren, kesal.

DORR!! DORR!!

Darren menoleh, lalu terkekeh melihat teman-temannya menerima sinyal dari jam tangannya. Dengan cepat, Nathan melemparkan sebuah pistol ke arah Darren.

  "great"

Suara tembakan terdengar begitu ricuh di malam yang sepi itu, Dark Sky dan Black Wolf terus bertarung sengit. Hingga pertarungan dapat dimenangkan oleh Darren dan geng miliknya. Tetapi tiba-tiba..

DORR!!

  "DARREN!"

__________________________




DARREN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang