Tiga hari sudah Darren menjalani kemoterapi, membuatnya harus menginap di rumah sakit. Selain itu, efek kemoterapi pun kini sudah mulai dirasakannya. Rambut rontok hingga lebih sering merasa mual.
Dirga, sebagai kakak yang bertugas menjaga adik lelakinya juga sering pulang ke rumah lalu kembali lagi ke rumah sakit. Terkadang Darren merasa kasihan, namun ternyata Dirga tak pernah sekalipun mengeluh padanya, malah Dirga menasehati Darren untuk fokus pada kesehatannya saja.
"lo udah makan?"
Darren mengangguk sebagai balasannya. Dirga pun mendudukkan bokongnya pada sofa, membuka layar ponsel sembari melahap nasi kotak yang dibawanya.
Darren perlahan bangkit dari tidurnya dan menyandarkan pungungnya. Melirik tangannya yang kini tengah dipasangi infus, nampaknya sedikit membengkak.
Cahaya senja memasuki ruangan bercat putih tersebut. Darren mengangkat tangan kirinya, membuat bayangan setengah hati pada cahaya oranye yang masuk. Bibirnya mengukir seulas senyuman.
'bentar lagi gua gak akan bisa bikin bayangan tangan kek gini' batinnya pelan.
"lo ngapain Ren?"
Suara Dirga membuyarkan lamunan panjangnya. Darren tersenyum, menggeleng cepat. Dirga hanya melirik Darren sekilas lalu melanjutkan acara makannya sambil menonton film di ponselnya.
"daripada lo diem, mending lo telpon cewek lo dah" celetuk Dirga.
"ehm, boleh deh"
"gitu gak dari tadi" cibir Dirga.
Darren meraih ponsel di atas nakas, mencari nomor Della dan berusaha menghubunginya. Beruntung sore itu nomor Della masih aktif. Tak lama terdengar nada sambung, suara lembut yang khas menyapa telinga Darren.
"kamu lagi ngapain, babe?"
"aku abis mandi, kenapa sayang?"
"gak apa-apa, aku cuma kangen kamu"
"aku juga kangen kamu. jangan lama-lama ya ke luar kotanya"
"iya, babe. udah makan?"
"udah, baru aja"
Obrolan mereka terus mengalir, diselingi lelucon di antara mereka. Hingga ujung malam pun tiba, mereka masih asyik mengobrol, tak jarang satu dua gombalan Darren lemparkan membuat sang kekasih tertawa pelan, dirinya yang terkekeh puas.
"udah malam, mending kamu istirahat" suruh Darren, Della setuju dan pamit untuk mengakhiri telepon lebih dahulu.
Darren meletakkan kembali ponselnya, perlahan membaringkan tubuhnya di ranjang. Matanya melihat Dirga tertidur lelap di sofa, kakinya sedikit menekuk akibat bentuk sofa yang memang berukuran lebih kecil daripada tubuhnya.
"Ga, makasih buat semuanya. lo kakak paling the best!" gumam Darren sambil menutup kelopak matanya.
07:32 wib
"Ren, bangun. ayo makan dulu, bentar lagi lo bakal di kemo lagi kata dokter Riana"
Darren terbangun dari tidurnya. Menatap wajah Dirga, rupanya sang kakak membawa dua bungkus nasi goreng kesukaannya.
"lo abis balik ke rumah?" tanya Darren
Dirga mengangguk. Tangannya sibuk membuka sebungkus nasi goreng dan meletakkannya pada piring plastik, memberikannya pada Darren. Adiknya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih padanya.
Di tengah-tengah makan, Darren memanggil Dirga.
"Ga, gua mau ngomong"
"hm? apaan?" Dirga berpindah tempat dan duduk di kursi sebelah ranjang Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARREN✔
Fiksi Remaja(WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA!!) Della, gadis cantik, polos nan lugu yang menyukai seorang cowok nakal yang populer di sekolahnya. Ketua geng DARK SKY, Darren Azriel Wijaya. Di sisi lain, Dirga Argatsha Wijaya, seorang ketua OSIS dan kakak kandung Da...